Piring ya piring, sendo ya sendok, hanya sedikit berbeda dengan bahasa Indonesia. Permainan ini sangat menyenangkan dan dimainkan oleh anak-anak, tak jarang ada remaja maupun muda-mudi yang ikut memainkan permainan ini. Permainan ini dimaikan dengan menyanyikan lagu :
sa piring dua piring
sa sedno dua sendo
siapa namamu harus dijawab
dengan tepat dan sesingkat-singkatnya
Para pemain berjumlah lebih dari 5 orang yang kemudian berkumpul dan membentuk lingkaran. Tangan kanan pemain yang satu berada diatas tangan kiri pemain disamping kanannya dan tangan kirinya berada dibawah tangan kanan pemain disebelah kirinya, posisi tangan ini dilakukan memutar pada semua pemain. Sebelum bermain, mereka akan berunding menentukan topik permainan biasa berupa nama buah atau pahlawan kartun dan sebagainya, setelah itu mereka akan menyanyikan lagu Sa Piring Dua Piring Sa Sendo Dua Sendo sambil tangan kanan mereka menepuk tangan kanan teman disampingnya sambil berputar mengikuti arah jarum jam.
Siapa yang terkena tepukan terakhir saat lagu berakhir, akan menyebutkan nama sesuai dengan topik yang sudah ditentukan dan keluar dari lingkaran, hal ini dilakukan hingga tinggal dua pemain. Apabila tinggal dua pemain, mereka akan melakukan hal yang sama dengan pemain yang lain, pemain yang tidak mendapat giliran untuk menyebutkan nama akan dinyatakan kalah. Setelah semua pemain sudah memiliki nama masing-masing yang berbeda, maka permainan sesungguhnya dimulai. Pemain yang tidak memiliki nama akan mengejar pemain yang sudah memiliki nama. Si tanpa nama akan terus mengejar salah satu dari mereka, apabila kelelahan sang pemilik nama dapat berhenti dan memanggil nama pemain lain sekuat-kuat mungkin sebelum ditangkap si tanpa nama.
Pemain lain yang namanya disebutkan akan dikejar oleh si tanpa nama, hal ini akan dilakukan terus sampai si tanpa nama berhasil menangkap salah satu pemain bernama. Setelah menangkap, nama si pemain itu akan menjadi nama si tanpa nama, dan pemain yang tertangkap itu sekarang tidak bernama dan ia harus mengejar pemain lain dan menangkap mereka untuk mendapat nama. Apabila si tanpa nama tidak berhasil menangkap salah satu pemain bernama dan ia sudah kelelahan maka permain diulang dengan cara dan peraturan yang sama .
Bahan-bahan 4 orang 2 bungkus mie telur 4 butir telur kocok 1 buah wortel potong korek api 5 helai kol 1 daun bawang 4 seledri gula, garam, totole dan merica 1 sdm bumbu dasar putih Bumbu Dasar Putih Praktis 1 sdm bumbu dasar merah Meal Prep Frozen ll Stok Bumbu Dasar Praktis Merah Putih Kuning + Bumbu Nasi/ Mie Goreng merica (saya pake merica bubuk) kaldu jamur (totole) secukupnya kecap manis secukupnya saus tiram Bumbu Pecel 1 bumbu pecel instant Pelengkap Bakwan Bakwan Kriuk bawang goreng telur ceplok kerupuk Cara Membuat 30 menit 1 Rebus mie, tiriskan 2 Buat telur orak arik 3 MAsukkan duo bumbu dasar, sayuran, tumis hingga layu, masukkan kecap, saus tiram, gula, garam, lada bubuk, penyedap, aduk hingga kecap mulai berkaramel 4 Masukkan mie telur, kecilkan / matikan api, aduk hingga merata 5 Goreng bakwan, seduh bumbu pecel 6 Siram diatas mie, sajikan dengan pelengkap
Wisma Gadjah Mada terletak di Jalan Wrekso no. 447, Kelurahan Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma Gadjah Mada dimiliki oleh Universitas Gadjah Mada yang dikelola oleh PT GAMA MULTI USAHA MANDIRI. Bangunan ini didirikan pada tahun 1919 oleh pemiliknya orang Belanda yaitu Tuan Dezentje. Salah satu nilai historis wisma Gadjah Mada yaitu pada tahun 1948 pernah digunakan sebagai tempat perundingan khusus antara pemerintahan RI dengan Belanda yang diwakili oleh Komisi Tiga Negara yang menghasilkan Notulen Kaliurang. Wisma Gadjah Mada diresmikan oleh rektor UGM, Prof. Dr. T. Jacob setelah di pugar sekitar tahun 1958. Bangunan ini dikenal oleh masyarakat sekitar dengan Loji Cengger, penamaan tersebut dikarenakan salah satu komponen bangunan menyerupai cengger ayam. Wisma Gadjah Mada awalnya digunakan sebagai tempat tinggal Tuan Dezentje, saat ini bangunan tersebut difungsikan sebagai penginapan dan tempat rapat. Wisma Gadjah Mada memiliki arsitektur ind...
Bangunan ini dibangun tahun 1930-an. Pada tahun 1945 bangunan ini dibeli oleh RRI Yogyakarta, kemudian dilakukan renovasi dan selesai tanggal 7 Mei 1948 sesuai dengan tulisan di prasasti yang terdapat di halaman. Bangunan bergaya indis. Bangunan dilengkapi cerobong asap.
Awal mula hadirnya Gereja Klepu sebagai tempat peribadatan bermula dari didirikannya sekolah tingkat dasar untuk rakyat. Sekolah tingkat dasar pertama didirikan oleh Rm. Strater, SJ, seorang misionaris Jesuit, pada tahun 1912. Latar belakang pendirian sekolah ini ialah adanya keprihatinan terhadap tingginya jumlah penduduk pribumi yang masih buta huruf. Umat Katolik awal berasal dari orang-orang yang bekerja sebagai kuli di perkebunan tebu milik tuan-tuan berkebangsaan Belanda. Para kuli yang sudah di sekolahkan akan naik pangkat menjadi mandor. Pastor F. Strater, SJ mengajar mereka untuk membaca dan menulis. Sebagian dari mereka yang tertarik dengan iman Kristiani kemudian memeluk agama Katolik. Sebulan sekali mereka mengikuti magang di Kotabaru. Baptisan pertama terjadi pada tahun 1916. Thomas Sogol dari Kaliduren menjadi orang pertama yang dibaptis. Selang 3 tahun setelah baptisan pertama, pada tahun 1919 baru ada satu orang lagi yang dibaptis. Kemudian tahun 1921, terdapat sat...
Candi Pembakaran berada di kompleks Ratu Boko, dimana kita dapat melihatnya setelah melewati gerbang ke-2 dan berada sekitar 30 m ke arah kiri. Dari kejauhan kita akan meliahat satu bentuk candi yang hanya berupa batur dan kaki dilengkapi dengan tangga di arah barat tanpa adanya pintu dan atap. Bila meniti tangga dan sampai di atas pada ujung tangga terdapat semacam sisa gerbang di kedua sisi yang tidak terlalu tinggi. Diamati lebih mendetail, gerbang ini pun memiliki terusan yang menjadi pagar keliling dimana kita bisa melihatnya dengan mengikuti sisa penguncian di sisi lantai.