Keanekaragaman membuat Indonesia mewarisi banyak kuliner sebagai bagian dari produk budaya lokal. Salah satunya adalah “Sego Gudang”/"Nasi Gudang", makanan masyarakat pedesaan di Kabupaten Klaten yang nikmatnya menggugah selera.
Sego Gudang ini mungkin masih terdengar asing bagi kebanyakan masyarakat kota. Sego Gudang memang tidak se-populer sego liwet atau gudeg walaupun ke-tiganya berasal dari kota yang saling berdekatan. Sego Liwet Solo dan Sego Gudeg Jogja. Sego Gudang adalah makanan sehari-hari penduduk pedesaan di beberapa wilayah di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah.
Racikan Sego Gudang terdiri dari nasi putih dengan aneka sayuran yang diracik dengan bumbu-bumbu desa. Sego Gudang sendiri juga dikenal dengan nama “Gudangan” jika tanpa nasi.Sego Gudang dengan taburan bubuk kedelai yang ditumbuk kasar di atasnya, sebuah racikan sederhana nan nikmat dari penduduk desa. Meski Sego Gudang atau Gudangan ini mirip dengan Uraban atau trancam, tapi Sego Gudang Khas Klaten ini memiliki keunikannya sendiri. Sayuran yang digunakan adalah daun pepaya, tauge atau kecambah, kobis, wortel, daun kemangi dan kacang panjang. Sayuran tersebut hanya direbus setengah matang sehingga menimbulkan bunyi “krekut-krekut” saat dikunyah.
Jika uraban dan terancam menggunakan sayuran yang diiris kasar, maka dalam racikan Gudangan sayuran diiris halus.
Sayuran itu kemudian dicampur dengan parutan kelapa yang telah dimasak menggunakan campuran bumbu yang terdiri dari sedikit gula merah, sedikit cabai, kencur, garam dan bawang putih. Inilah yang membuat Sego Gudang memiliki cita rasa khas karena tidak pedas tetapi didominasi rasa bawang dan kencur yang bertahan lama di lidah.
Meski terlihat aneh, namun taburan kedelai goreng ternyata mampu memperkuat cita rasa Sego Gudang. Sego Gudang paling nikmat jika disantap saat nasinya masih panas atau hangat. Sego Gudang biasa disajikan dengan alas atau bungkus dari daun pisang yang masih segar, sehingga menambah kenikmatan.
Di beberapa wilayah di Klaten biasanya menikmatinya dengan Kerupuk Karak yang terbuat dari beras. Kerupuk Karak juga banyak dijumpai di Yogyakarta, Klaten dan Solo. Menikmati Sego Gudang juga bisa ditemani dengan Tempe Kemul atau sering disebut dengan nama tempe mendoan yang terbuat dari tempe yang fermentasinya belum sempurna sehingga butiran kedelainya masih jelas.
Dahulu selain untuk sarapan, Sego Gudang juga banyak digunakan sebagai pelengkap beberapa upacara tradisi seperti syukuran kelahiran bayi hingga sadranan. Kini orang yang melestarikan warisan kuliner inipun sudah tak banyak lagi. Hanya segelintir orang tua di desa-desa tertentu di Klaten yang masih setia menjual Sego Gudang. Merekapun umumnya hanya berjualan di rumah. Beruntung masih ada masyarakat setempat, meski tidak banyak, yang masih setia menyantap Sego Gudang sebelum berangkat ke sawah atau menjadikannya sarapan anak sebelum berangkat sekolah.
Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.
SMP Negeri 1 Berbah terletak di Tanjung Tirto, Kelurahan Kalitirto, Kecamatan Berbah, Sleman. Gedung ini awalnya merupakan rumah dinas Administratuur Pabrik Gula Tanjung Tirto yang dibangun pada tahun 1923. Selama pendudukan Jepang, bangunan ini digunakan sebagai rumah dinas mandor tebu. Setelah Indonesia merdeka, bangunan tersebut sempat kosong dan dikuasai oleh pasukan TNI pada Serangan Umum 1 Maret 1949, tanpa ada yang menempatinya hingga tahun 1951. Sejak tahun 1951, bangunan ini digunakan untuk kegiatan sekolah, dimulai sebagai Sekolah Teknik Negeri Kalasan (STNK) dari tahun 1951 hingga 1952, kemudian berfungsi sebagai STN Kalasan dari tahun 1952 hingga 1969, sebelum akhirnya menjadi SMP Negeri 1 Berbah hingga sekarang. Bangunan SMP N I Berbah menghadap ke arah selatan dan terdiri dari dua bagian utama. Bagian depan bangunan asli, yang sekarang dijadikan kantor, memiliki denah segi enam, sementara bagian belakangnya berbentuk persegi panjang dengan atap limasan. Bangunan asli dib...
Pabrik Gula Randugunting menyisakan jejak kejayaan berupa klinik kesehatan. Eks klinik Pabrik Gula Randugunting ini bahkan telah ditetapkan sebagai cagar budaya di Kabupaten Sleman melalui SK Bupati Nomor Nomor 79.21/Kep.KDH/A/2021 tentang Status Cagar Budaya Kabupaten Sleman Tahun 2021 Tahap XXI. Berlokasi di Jalan Tamanmartani-Manisrenggo, Kalurahan Tamanmartani, Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, pabrik ini didirikan oleh K. A. Erven Klaring pada tahun 1870. Pabrik Gula Randugunting berawal dari perkebunan tanaman nila (indigo), namun, pada akhir abad ke-19, harga indigo jatuh karena kalah dengan pewarna kain sintesis. Hal ini menyebabkan perkebunan Randugunting beralih menjadi perkebunan tebu dan menjadi pabrik gula. Tahun 1900, Koloniale Bank mengambil alih aset pabrik dari pemilik sebelumnya yang gagal membayar hutang kepada Koloniale Bank. Abad ke-20, kemunculan klinik atau rumah sakit di lingkungan pabrik gula menjadi fenomena baru dalam sejarah perkembangan rumah sakit...
Kompleks Panti Asih Pakem yang terletak di Padukuhan Panggeran, Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, merupakan kompleks bangunan bersejarah yang dulunya berfungsi sebagai sanatorium. Sanatorium adalah fasilitas kesehatan khusus untuk mengkarantina penderita penyakit paru-paru. Saat ini, kompleks ini dalam kondisi utuh namun kurang terawat dan terkesan terbengkalai. Beberapa bagian bangunan mulai berlumut, meskipun terdapat penambahan teras di bagian depan. Kompleks Panti Asih terdiri dari beberapa komponen bangunan, antara lain: Bangunan Administrasi Paviliun A Paviliun B Paviliun C Ruang Isolasi Bekas rumah dinas dokter Binatu dan dapur Gereja
Jembatan Plunyon merupakan bagian dari wisata alam Plunyon-Kalikuning yang masuk kawasan TNGM (Taman Nasional Gunung Merapi) dan wisatanya dikelola Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) setempat, yaitu Kalikuning Park. Sargiman, salah seorang pengelola wisata alam Plunyon-Kalikuning, menjelaskan proses syuting KKN Desa Penari di Jembatan Plunyon berlangsung pada akhir 2019. Saat itu warga begitu penasaran meski syuting dilakukan secara tertutup. Jembatan Plunyon yang berada di Wisata Alam Plunyon-Kalikuning di Cangkringan, Kabupaten Sleman. Lokasi ini ramai setelah menjadi lokasi syuting film KKN Desa Penari. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan zoom-in-whitePerbesar Jembatan Plunyon yang berada di Wisata Alam Plunyon-Kalikuning di Cangkringan, Kabupaten Sleman. Lokasi ini ramai setelah menjadi lokasi syuting film KKN Desa Penari. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan "Syuting yang KKN itu kebetulan, kan, 3 hari, yang 1 hari karena gunungnya tidak tampak dibatalkan dan diu...