Loveaceh.com – Bulan Ramadhan adalah bulan ke sembilan dalam sistem penanggalan agama Islam atau Hijriah. Di bulan yang suci dan penuh berkah ini, para umat Muslim seluruh dunia melakukan serangkaian aktivitas agama di dalamnya, seperti berpuasa, sholat tarawih, dan lainnya.
Selain aktivitas keagamaan, di bulan Ramadhan sangat identik dengan kuliner dan sajian khas. Ya, bulan Ramadhan akan sangat identik dengan pengalaman kuliner, pengalaman yang sangat membekas karena memberikan dampak yang sangat personal.
Semua orang akan mempunyai pengalaman tersendiri dalam menyantap kuliner khas Ramadhan. Makanan yang sederhana akan tampak istimewa di bulan Ramadhan, karena ada nuansa berbeda yang menyertainya.
Makanan khas di bulan Ramadhan sebenarnya sangat beragam, tapi ada satu kuliner yang sangat disukai semua orang, khususnya warga Aceh Besar, yaitu Ruti Seuoep. Ruti Seuoep adalah kue khas Aceh Besar yang bisa di jumpai di rumah-rumah warga di bulan Ramadhan ini.
Roti yang di kukus ini sangat khas. Rasanya yang manis dan lembut sangat pas sebagai menu ringan untuk berbuka puasa. Bahan dan cara membuatnya cukup mudah, jadi bisa Anda coba untuk membuatnya di rumah.
“Roti tawar, gula pasir, garam, daun pandan, santan kelapa, dan tambahkan sedikit kurma dan nangka” kata Firdaus SE, anggota DPRK Aceh Besar ini kepada Loveaceh.com yang sangat menggemari kuliner khas Aceh Besar.
Bila Anda ingin mencoba membuatnya sendiri dirumah, berikut resep Ruti Seuoep penganan berbuka khas Aceh Besar.
Bahan-bahan yang diperlukan:
Cara membuat Ruti Seuoep:
Itulah resep Ruti Seuoep, penganan berbuka puasa khas Aceh Besar. Selain bahan-bahannya yang sederhana, cara membuatnya juga sangat mudah dan tidak memerlukan waktu yang lama.
Ruti Seuoep sangat jarang di jual di tempat jajanan makanan berbuka puasa, jadi semoga Anda bisa membuatnya sendiri dirumah dengan resep yang Loveaceh.com kasih di atas.
Ruti Seuoep sebagian besar mengandung banyak gula, jadi Anda harus mempedulikan kesehatan Anda. Jangan sampai Anda tidak mampu berpuasa besok hari. Makanlah sewajarnya, dan jangan berlebihan.
sumber: http://www.loveaceh.com/kuliner/ruti-seuoep-makanan-berbuka-puasa-khas-aceh-besar/
MAKA merupakan salah satu tradisi sakral dalam budaya Bima. Tradisi ini berupa ikrar kesetiaan kepada raja/sultan atau pemimpin, sebagai wujud bahwa ia bersumpah akan melindungi, mengharumkan dan menjaga kehormatan Dou Labo Dana Mbojo (bangsa dan tanah air). Gerakan utamanya adalah mengacungkan keris yang terhunus ke udara sambil mengucapkan sumpah kesetiaan. Berikut adalah teks inti sumpah prajurit Bima: "Tas Rumae… Wadu si ma tapa, wadu di mambi’a. Sura wa’ura londo parenta Sara." "Yang mulia tuanku...Jika batu yang menghadang, batu yang akan pecah, jika perintah pemerintah (atasan) telah dikeluarkan (diturunkan)." Tradisi MAKA dalam Budaya Bima dilakukan dalam dua momen: Saat seorang anak laki-laki selesai menjalani upacara Compo Sampari (ritual upacara kedewasaan anak laki-laki Bima), sebagai simbol bahwa ia siap membela tanah air di berbagai bidang yang digelutinya. Seharusnya dilakukan sendiri oleh si anak, namun tingkat kedewasaan anak zaman dulu dan...
Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.
SMP Negeri 1 Berbah terletak di Tanjung Tirto, Kelurahan Kalitirto, Kecamatan Berbah, Sleman. Gedung ini awalnya merupakan rumah dinas Administratuur Pabrik Gula Tanjung Tirto yang dibangun pada tahun 1923. Selama pendudukan Jepang, bangunan ini digunakan sebagai rumah dinas mandor tebu. Setelah Indonesia merdeka, bangunan tersebut sempat kosong dan dikuasai oleh pasukan TNI pada Serangan Umum 1 Maret 1949, tanpa ada yang menempatinya hingga tahun 1951. Sejak tahun 1951, bangunan ini digunakan untuk kegiatan sekolah, dimulai sebagai Sekolah Teknik Negeri Kalasan (STNK) dari tahun 1951 hingga 1952, kemudian berfungsi sebagai STN Kalasan dari tahun 1952 hingga 1969, sebelum akhirnya menjadi SMP Negeri 1 Berbah hingga sekarang. Bangunan SMP N I Berbah menghadap ke arah selatan dan terdiri dari dua bagian utama. Bagian depan bangunan asli, yang sekarang dijadikan kantor, memiliki denah segi enam, sementara bagian belakangnya berbentuk persegi panjang dengan atap limasan. Bangunan asli dib...
Pabrik Gula Randugunting menyisakan jejak kejayaan berupa klinik kesehatan. Eks klinik Pabrik Gula Randugunting ini bahkan telah ditetapkan sebagai cagar budaya di Kabupaten Sleman melalui SK Bupati Nomor Nomor 79.21/Kep.KDH/A/2021 tentang Status Cagar Budaya Kabupaten Sleman Tahun 2021 Tahap XXI. Berlokasi di Jalan Tamanmartani-Manisrenggo, Kalurahan Tamanmartani, Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, pabrik ini didirikan oleh K. A. Erven Klaring pada tahun 1870. Pabrik Gula Randugunting berawal dari perkebunan tanaman nila (indigo), namun, pada akhir abad ke-19, harga indigo jatuh karena kalah dengan pewarna kain sintesis. Hal ini menyebabkan perkebunan Randugunting beralih menjadi perkebunan tebu dan menjadi pabrik gula. Tahun 1900, Koloniale Bank mengambil alih aset pabrik dari pemilik sebelumnya yang gagal membayar hutang kepada Koloniale Bank. Abad ke-20, kemunculan klinik atau rumah sakit di lingkungan pabrik gula menjadi fenomena baru dalam sejarah perkembangan rumah sakit...
Kompleks Panti Asih Pakem yang terletak di Padukuhan Panggeran, Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, merupakan kompleks bangunan bersejarah yang dulunya berfungsi sebagai sanatorium. Sanatorium adalah fasilitas kesehatan khusus untuk mengkarantina penderita penyakit paru-paru. Saat ini, kompleks ini dalam kondisi utuh namun kurang terawat dan terkesan terbengkalai. Beberapa bagian bangunan mulai berlumut, meskipun terdapat penambahan teras di bagian depan. Kompleks Panti Asih terdiri dari beberapa komponen bangunan, antara lain: Bangunan Administrasi Paviliun A Paviliun B Paviliun C Ruang Isolasi Bekas rumah dinas dokter Binatu dan dapur Gereja