Produk Arsitektur
Produk Arsitektur
Rumah Adat Khas Jawa Barat Kuningan
Rumah Adat Hasan Maulani
- 25 Februari 2015

Rumah Adat Hasan Maulani terletak di Kampung Wage, Desa Lengkong, Kecamatan Garawangi. Secara astronomis terletak pada koordinat 6º59’22” LS dan 108º30’48” BT. Rumah adat ini terletak di tengah permukiman warga yang relatif mudah dihangkau. Kendaraan roda empat tidak bisa menjangkau lokasi ini, hanya sampai di jalan beraspal yang melalui kampung ini. Selanjutnya dilanjutkan kaki sekitar 150 m. Sedang kendaraan roda bisa sampai ke rumah adat ini. Beberapa bangunan di sekitar rumah adat adalah masjid yang berada di sebelah barat laut rumah adat dan pondok pesantren di sebelah timur laut rumah adat.

Rumah adat ini merupakan rumah yang pernah ditinggali oleh Hasan Maulani. Tokoh ini hidup sezaman dengan Pangeran Diponegoro sekitar abad ke-19. beliau berasal dari Cirebon. Beliau merupakan tokoh yang penting dalam peng-Islaman di daerah ini dan juga merupakan tokoh yang anti-kolonial. Beliau menetap di daerah ini dan menyebarkan agama Islam dengan membuka pesantren sebagai salah satu strateginya. Sikapnya yang antikolonial Belanda mengakibatkan beliau ditangkap dan selanjutnya menjalani pengasingan hingga meninggal dan dimakamkan di daerah Manado, Sulawesi Utara. 

Rumah beliau sampai sekarang masih dipertahankan keberadaannya meskipun telah mengalami pemugaran. Pemugaran yang wajar dilaksanakan mengingat usia rumah yang mencapai dua abad tersebut dibuat dari bahan bambu dan kayu sehingga mudah lapuk.  Rumah Hasan Maulani merupakan rumah panggung dengan 16 tiang penyangga. Tiang-tiang penyangga tersebut semula terbuat dari kayu, dan sekarang telah diganti dengan konstruksi bata berspesi semen.  Rumah berukuran sekiatr 15 x 15 m, menghadap ke utara. Pintu terdapat di dinding bagian muka rumah. Pintu tidak dilengkapi dengan tangga. Untuk keluar masuk rumah tedapat batu tegak di depan pintu. Rumah dibagi menjadi dua ruang, yaitu ruang depan dan ruang dalam yang dipisahkan dengan dinding penyekat. Dinding penyekat dilengkapi dengan pintu. Lantai dan dinding rumah dibuat dari bambu, sedangkan atap bangunan rumah dibuat dari bata. Keaslian bentuk rumah ini agak terganggu dengan adanya penambahan ruang. Penambhan ruang yang diumaksud berupa bangunan berdinding permanen yang dilengjkapi dengan jendela kaca.

Selain bangunan rumah tinggal, di lokasi ini terdapat tinggalan Hasan Maulani berupa keris, tongkat, terompah, dan kitab berhuruf Arab Pegon tulisan tangan beliau. Kitab tulisan tangan, ditulis oleh Hasan Maulani di pengasingan. 

 

Lokasi:  Kampung Wage, Desa Lengkong, Kecamatan Garawangi

Koordinat : 6º59’22” S, 108º30’48 E

Telepon: 

Email:

Internet:

Arah:  Hanya bisa ditempuh dengan berjalan kaki sekitar 150 m dari Kampung Wage

Diskusi

Silahkan masuk untuk berdiskusi.

Daftar Diskusi

Rekomendasi Entri

Gambar Entri
Upacara Kelahiran di Nias
Ritual Ritual
Sumatera Utara

Kelahiran seorang anak yang dinantikan tentu membuat seorang ibu serta keluarga menjadi bahagia karena dapat bertemu dengan buah hatinya, terutama bagi ibu (melahirkan anak pertama). Tetapi tidak sedikit pula ibu yang mengalami stress yang bersamaan dengan rasa bahagia itu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tentang makna dari pra-kelahiran seseorang dalam adat Nias khusunya di Nias Barat, Kecamatan Lahomi Desa Tigaserangkai, dan menjelaskan tentang proses kelahiran anak mulai dari memberikan nama famanoro ono khora sibaya. Metode pelaksanaan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode observasi dan metode wawancara dengan pendekatan deskriptif. pendekatan deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan fakta sosial dan memberikan keterangan yang jelas mengenai Pra-Kelahiran dalam adat Nias. Adapun hasil dalam pembahasan ini adalah pra-kelahiran, pada waktu melahirkan anak,Pemberian Nama (Famatorõ Tõi), acara famangõrõ ono khõ zibaya (Mengantar anak ke rumah paman),...

avatar
Admin Budaya
Gambar Entri
Prajurit Pemanah Kasultanan Kasepuhan Cirebon Di Festival Keraton Nusantara
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Jawa Barat

Prajurit pemanah dari komunitas pemanah berkuda indonesia (KPBI) mengikuti Festival Keraton Nusantara 2017. mewakili kesultanan kasepuhan cirebon. PAKAIAN: terdiri dari ikat kepala/ totopong khas sunda jenis mahkuta wangsa. kain sembongb berwarnaungu di ikat di pinggang bersamaan dengan senjata tajam seperti golok dan pisau lalu baju & celana pangsi sunda. dengan baju corak ukiran batik khas sunda di bagian dada. untuk alas kaki sebagian besar memakai sendal gunung, namun juga ada yang memakai sepatu berkuda. BUSUR: sebagian besar memakai busur dengan model bentuk turkis dan ada juga memakai busur model bentuk korea. ANAK PANAH: Semua nya memakai anak panah bahan natural seperti bambu tonkin, kayu mapple & kayu spruce QUIVER (TEMPAT ANAK PANAH): Semua pemanah menggunakan quiver jenis backside quiver atau hip quiver . yaitu quiver yang anak panah di pasang di pinggang dan apabila anak panah di pasang di dalam quiver , nock anak panah menghadap ke belaka...

avatar
ASEP NU KASEP TEA ATUH PIRAKU
Gambar Entri
Kirab agung milad ke 215 kesultanan kacirebonan
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Jawa Barat

aksi pertunjukan pusaka dan pasukan kesultanan kacirebonan dari balaikota cirebon sampai ke keraton kacirebonan

avatar
ASEP NU KASEP TEA ATUH PIRAKU
Gambar Entri
PANURUNG: Pasukan Pengawal Keraton Sumedang Larang
Senjata dan Alat Perang Senjata dan Alat Perang
Jawa Barat

Para pasukan penjaga keraton Sumedang larang

avatar
ASEP NU KASEP TEA ATUH PIRAKU
Gambar Entri
sate ayam madura
Makanan Minuman Makanan Minuman
Jawa Timur

soto ayam adalah makanan dari lamongan

avatar
Sadaaaa