Mungkin sulit dibayangkan bila rujak disantap bersama soto. Namun di Banyuwangi kedua makanan ini bisa disantap bersama-sama. Mungkin bagi masyarakat awam makanan ini masih asing, tapi untuk orang Banyuwangi makanan ini menjadi makanan favorit. Ingin ikut merasakan makanan unik ini? Silahkan cek resep berikut.
Bahan Rujak: 200 gram tempe goreng, potong kecil-kecil 200 gram tahu goreng, potong kecil-kecil 150 gram kangkung, rebus 100 gram tauge, seduh 3 buah lontong, potong sesuai selera 1 buah mentimun
Bumbu Rujak: 100 gram kacang tanah, goreng 4 iris pisang klutuk 3 sendok makan petis udang 2 sendok makan air asam 2 butir bawang putih, goreng 2 buah cabai rawit 1 sendok teh gula Jawa ½ sendok teh garam
Bahan Soto: 350 gram kikil 200 gram babat 3 lembar daun jeruk purut 2 batang serai, dimemarkan 2 batang daun preh, diiris 1 sendok teh merica Garam secukupnya Gula pasir secukupnya 2.000 ml air
Bumbu Halus Soto: 1 cm jahe 2 cm kunyit 3 siung bawang putih 6 siung bawang merah
Cara Membuat: 1. Pertama, buat rujaknya dengan menghaluskan bumbu rujak dan aduk sampai rata. 2. Lalu iris mentimun dan campur bersama tahu dan tempe yang sudah dipotong serta kangkung dan kecambah. 3. Taruh juga lontong di atasnya dan campur semua bumbu serta bahan tersebut menjadi satu. Aduk-aduk. Lalu sisihkan. 4. Buat sotonya dengan mencuci babat dan kikil sampai bersih, kemudian rebus dengan 2 liter air hingga empuk. 5. Setelah itu tumis bumbu soto yang sudah dihaluskan dengan minyak secukupnya. Tambahkan serai, merica, dan daun jeruk serta masak hingga harum. 6. Masukkan bumbu tersebut ke dalam rebusan daging dan tambahkan juga garam serta gula secukupnya. 7. Didihkan selama beberapa menit lalu tambahkan daun bawang pre. Angkat dan sajikan dengan menyiramkannya di atas rujak yang sudah dibuat tadi. 8. Jangan lupa untuk menaburi bawang goreng dan kerupuk ikan. Rujak Soto siap dinikmati.
Sumber: http://www.masakandapurku.com/2015/10/resep-membuat-rujak-soto-khas-banyuwangi.html?m=1
Prajurit pemanah dari komunitas pemanah berkuda indonesia (KPBI) mengikuti Festival Keraton Nusantara 2017. mewakili kasultanan kasepuhan cirebon. PAKAIAN : terdiri dari ikat kepala/ totopong khas sunda jenis mahkuta wangsa. lalu baju & celana pangsi sunda berwarna hitam. dengan baju corak ukiran batik khas sunda di bagian dada. kain sembong berwarna ungu di ikat di pinggang bersamaan dengan senjata tajam berupa golok dan pisau. untuk alas kaki sebagian besar memakai sendal gunung, namun juga ada yang memakai sepatu berkuda. BUSUR : sebagian besar memakai busur dengan model bentuk turkis namun ada juga yang memakai busur model bentuk korea. ANAK PANAH : Semua nya memakai anak panah bahan natural seperti bambu tonkin, kayu mapple & kayu spruce. QUIVER ( TEMPAT ANAK PANAH ): Semua pemanah menggunakan quiver jenis backside quiver atau hip quiver . yaitu quiver yang anak panah di pasang di pinggang dan apabila anak panah di pasang di dalam quiver , nock ana...
Pasukan pemanah dari komunitas pemanah berkuda indonesia (KPBI chapter dki jaya) mengikuti Festival Keraton Nusantara 2017. mewakili kesultanan kasepuhan cirebon. PAKAIAN: terdiri dari ikat kepala/ totopong khas sunda jenis mahkuta wangsa. lalu baju & celana pangsi sunda. dengan baju corak ukiran batik khas sunda di bagian dada. untuk alas kaki sebagian besar memakai sendal gunung, namun juga ada yang memakai sepatu berkuda. BUSUR: sebagian besar memakai busur dengan model bentuk turkis dan ada juga memakai busur model bentuk korea. ANAK PANAH: Semua nya memakai anak panah bahan natural seperti bambu tonkin, kayu mapple & kayu spruce QUIVER (TEMPAT ANAK PANAH): Semua pemanah menggunakan quiver jenis backside quiver atau hip quiver . yaitu quiver yang anak panah di pasang di pinggang dan apabila anak panah di pasang di dalam quiver , nock anak panah menghadap ke belakang.
aksi pertunjukan pusaka dan pasukan kesultanan kacirebonan dari balaikota cirebon sampai ke keraton kacirebonan
Para pasukan penjaga keraton Sumedang larang