Pernah Anda mendengar rujak bebek (Dibaca:beubeuk) atau rujak tumbuk, rujak ini berasal dari Jawa Barat, rasanya sangat Khas, panduan dari pisang batu, terasi, cabai dan buah-buahan Indonesia, seperti kedondong, bengkuang, dan mangga muda.
Dulu, biasanya kita menemukan tukang rujak bebek memanggul dagangannya dari rumah ke rumah. Dua buah kotak hijau kecil berisi buah-buahan juga lumpang. Rujak bebek ini salah satu jajanan favorit. Kedatangannya selalu dinanti karena menyegarkan dengan rasa yang pedas.
Sebelum memulai menumbuk biasanya tukang rujak menanyakan berapa buah cabe rawit yang diinginkan. Walaupun anda memesan tidak pedas, biasanya rujaknya tetap terasa pedas.Bumbunya sederhana: gula merah, garam, cabe rawit dan sedikit terasi merah. Ada juga diantaranya yang memakai bawang putih meski agak jarang.
Buah-buahan untuk rujak bebek selalu buah-buahan lokal , Buah yang terdiri dari ubi, kedondong, pisang batu, mangga, (terkadang buah ini malah tidak dikupas), jambu air, Nanas , ubi merah juga bengkoang diiris-iris dulu lalu di masukan ke dalam sebuah alat tumbuk dari kayu bernama lumpang atau jubleg dalam bahasa Sunda. Alat penumbuk tradisional berbentuk silinder dengan bagian tengah berlubang sampai beberapa centimeter sebelum dasar. Lalu buah-buah yang sudah dimasukan ditumbuk oleh sebilah kayu panjang dengan ujung membulat. Suara tumbukan yang khas (ulekan kayu panjang beradu dengan jublek) bek-bek-bek !!! begitu mudah dikenal sebagai proses pembuatan rujak bebek.
Setelah rujak cukup lembut (biasanya setengah hancur), Tidak terlalu lembut bahkan cenderung seperti potongan-potongan buah yang teratur. rujak ditempatkan pada daun pisang kecil yang dibuat menyudut ke bawah atau pincuk. Lalu diselipkan satu lembar kecil daun yang berfungsi sebagai sendok, namu sekarang di sajikan dengan wadah dan sendok Plastik.
Di antara rujak-rujak lain seperti rujak uleg atau petis, rujak bebeklah yang jadi favorit. Rujak bebeknya ada tambahan nanas namun saya tidak menemukan ada pisang batu khasnya rujak bebek. Disajikan di dalam mangkok dan sedikit berkuah. Rasa Rujak bebek segar dan pedas. Meski awalnya tidak begitu terasa pedasnya tapi di tengah perjalanan rasa panas makin menguat di kerongkongan. Satu porsi yang harganya cuma Rp 5 ribu ini tentunya akan membuat mata mengantuk jadi bugar kembali. Rujak Bebek layak direkomendasikan sebagai makan tradisional favorit Indonesia.
sumber :
http://beritadaerah.co.id/2014/07/28/rujak-bebek-jajanan-favorit/
MAKA merupakan salah satu tradisi sakral dalam budaya Bima. Tradisi ini berupa ikrar kesetiaan kepada raja/sultan atau pemimpin, sebagai wujud bahwa ia bersumpah akan melindungi, mengharumkan dan menjaga kehormatan Dou Labo Dana Mbojo (bangsa dan tanah air). Gerakan utamanya adalah mengacungkan keris yang terhunus ke udara sambil mengucapkan sumpah kesetiaan. Berikut adalah teks inti sumpah prajurit Bima: "Tas Rumae… Wadu si ma tapa, wadu di mambi’a. Sura wa’ura londo parenta Sara." "Yang mulia tuanku...Jika batu yang menghadang, batu yang akan pecah, jika perintah pemerintah (atasan) telah dikeluarkan (diturunkan)." Tradisi MAKA dalam Budaya Bima dilakukan dalam dua momen: Saat seorang anak laki-laki selesai menjalani upacara Compo Sampari (ritual upacara kedewasaan anak laki-laki Bima), sebagai simbol bahwa ia siap membela tanah air di berbagai bidang yang digelutinya. Seharusnya dilakukan sendiri oleh si anak, namun tingkat kedewasaan anak zaman dulu dan...
Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.
SMP Negeri 1 Berbah terletak di Tanjung Tirto, Kelurahan Kalitirto, Kecamatan Berbah, Sleman. Gedung ini awalnya merupakan rumah dinas Administratuur Pabrik Gula Tanjung Tirto yang dibangun pada tahun 1923. Selama pendudukan Jepang, bangunan ini digunakan sebagai rumah dinas mandor tebu. Setelah Indonesia merdeka, bangunan tersebut sempat kosong dan dikuasai oleh pasukan TNI pada Serangan Umum 1 Maret 1949, tanpa ada yang menempatinya hingga tahun 1951. Sejak tahun 1951, bangunan ini digunakan untuk kegiatan sekolah, dimulai sebagai Sekolah Teknik Negeri Kalasan (STNK) dari tahun 1951 hingga 1952, kemudian berfungsi sebagai STN Kalasan dari tahun 1952 hingga 1969, sebelum akhirnya menjadi SMP Negeri 1 Berbah hingga sekarang. Bangunan SMP N I Berbah menghadap ke arah selatan dan terdiri dari dua bagian utama. Bagian depan bangunan asli, yang sekarang dijadikan kantor, memiliki denah segi enam, sementara bagian belakangnya berbentuk persegi panjang dengan atap limasan. Bangunan asli dib...
Pabrik Gula Randugunting menyisakan jejak kejayaan berupa klinik kesehatan. Eks klinik Pabrik Gula Randugunting ini bahkan telah ditetapkan sebagai cagar budaya di Kabupaten Sleman melalui SK Bupati Nomor Nomor 79.21/Kep.KDH/A/2021 tentang Status Cagar Budaya Kabupaten Sleman Tahun 2021 Tahap XXI. Berlokasi di Jalan Tamanmartani-Manisrenggo, Kalurahan Tamanmartani, Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, pabrik ini didirikan oleh K. A. Erven Klaring pada tahun 1870. Pabrik Gula Randugunting berawal dari perkebunan tanaman nila (indigo), namun, pada akhir abad ke-19, harga indigo jatuh karena kalah dengan pewarna kain sintesis. Hal ini menyebabkan perkebunan Randugunting beralih menjadi perkebunan tebu dan menjadi pabrik gula. Tahun 1900, Koloniale Bank mengambil alih aset pabrik dari pemilik sebelumnya yang gagal membayar hutang kepada Koloniale Bank. Abad ke-20, kemunculan klinik atau rumah sakit di lingkungan pabrik gula menjadi fenomena baru dalam sejarah perkembangan rumah sakit...
Kompleks Panti Asih Pakem yang terletak di Padukuhan Panggeran, Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, merupakan kompleks bangunan bersejarah yang dulunya berfungsi sebagai sanatorium. Sanatorium adalah fasilitas kesehatan khusus untuk mengkarantina penderita penyakit paru-paru. Saat ini, kompleks ini dalam kondisi utuh namun kurang terawat dan terkesan terbengkalai. Beberapa bagian bangunan mulai berlumut, meskipun terdapat penambahan teras di bagian depan. Kompleks Panti Asih terdiri dari beberapa komponen bangunan, antara lain: Bangunan Administrasi Paviliun A Paviliun B Paviliun C Ruang Isolasi Bekas rumah dinas dokter Binatu dan dapur Gereja