Rondho Royal adalah makanan tradisional yang terbuat dari tape yang di goreng dengan tepung beras. Makanan satu adalah jajanan khas di daerah Jepara. Satu keunikan dari makanan satu ini adalah namanya, yaitu Rondho Royal. Masih belum jelas asal usul dari nama rondho Royal tersebut, namun bila kita amati dari kata Rondho Royal tersebut kita bisa sedikit mengerti artinya. rondho dalam bahasa Jawa bisa diartikan janda, dan royal bisa di artikan mewah. Sehingga bisa diartikan “janda mewah”.
Nama tersebut masih menjadi misteri dan masih belum jelas asal usulnya, namun nama tersebutlah yang menjadi keunikan pada makanan tradisional satu ini yang membuat orang – orang menjadi penasaran bila mendengarnya dan ingin mencoba mencicipinya. Di Jepara bagian selatan, makanan ini juga sering disebut “Monyos”, namun di daerah lain ada juga yang menyebutnya “Tape Goreng”.
Rondho Royal sendiri merupakan makanan yang terbuat dari tape dan tepung beras. Dalam proses pembuatannya, tape yang digunakan adalah tape singkong bukan tape ketan. Tape tersebut kemudian dihancurkan dan dibentuk bulat. Lalu tape tersebut dicelup ke adonan tepung hingga rata dan di goreng. Rondho Royal ini sangat pas bila di sajikan selagi hangat.
Tidak hanya unik dari namanya, makanan satu ini juga memiliki rasa yang unik juga. Perpaduan rasa manis dan asam dari tape dan rasa asin dari tepung beras sangat terasa pada rondho Royal ini. selain itu rasa kriuk pada bagian luar dan rasa lembut pada bagian dalam memberikan sensasi yang khas saat menikmatinya.
Bahan:
300 gr tape singkong
50 gr tepung terigu
50 gr tepung beras
1 sdm margarin
150 ml air
Secukupnya Minyak goreng
Cara membuat:
Campur tepung dan margarin, tambahkan air sedikit demi sedikit. Sampai adonan tidak terlalu encer dan kental
Masukkan tape yg sudah dibuang seratnya
Panaskan minyak di penggorengan. Goreng dg api sedang sampai tape kuning kecoklatan
Setelah matang angkat dan hidangkan. Boleh pakai toping kelapa parut, susu atau keju. Selamat menikmati
Demikian sedikit info mengenai Rondho Royal / Monyos. Selamat mencoba dan semoga bermanfaat
Referensi :
Bahan: 1 buah tomat, potong dadu 2 ekor ikan tongkol ukuran sedang (1/2kg) 1/2 bks bumbu marinasi bubuk 1 sdt bawang putih Secukupnya garam Secukupnya gula 7 siung bawang merah, iris 5 buah cabe rawit, iris 2 batang sereh, ambil bagian putihnya, iris 3 lembar daun jeruk, iris tipis-tipis 1 bks terasi ABC Minyak untuk menumis Secukupnya air Cara memasak: Cuci bersih ikan tongkol. Taburi bumbu marinasi desaku, garam secukupnya, air 2 sdm ke ikan tongkol. Siapkan bahan-bahan. Iris tipis bawang merah, daun jeruk, seret, cabe rawit. Kukus ikan tongkol selama 10 menit. Lapisi dengan daun pisang atau daun kunyit. Boleh jg tidak d lapisi. Setelah ikan di kukus, goreng ikan. Tumis bawang merah dan bahan lainnya. Masukkan terasi yg telah dihancurkan. Setelah matang, masukkan ikan yang telah digoreng. Aduk hingga rata. Sajikan dengan nasi hangat. Sumber: https://cookpad.com/id/resep/24995999?ref=search&search_term=dabu+dabu
Bahan-bahan Porsi 2 orang Bumbu Ikan bakar : 2 ekor ikan peda 1 sdm kecap 1/2 sdm Gula merah 1/2 sdt garam Minyak goreng Bahan sambal dabu-dabu : 7 buah cabe rawit merah, iris kecil 1 buah tomat merah, iris dadu 3 siung bawang merah,iris halus 2 lembar daun jeruk, buang tulang tengah daun, iris tipis 2 sdm minyak goreng panas Cara Membuat: Marinasi ikan dengan air perasan jeruk nipis dan garam secukupnya, diamkan 20 menit, kemudian panggang diatas teflon(aku di happycall yang dialasi daun pisang) sesekali olesi minyak plus bumbu ke ikannya(aku pakai bumbu kecap dan gula merah) panggang sampai matang. Cara bikin Sambal dabu-dabu : Campurkan semua bahan sambal dabu-dabu ke dalam mangkok kecuali minyak kelapa, panaskan minyak kelapa, kemudian siram diatas sambal tadi, sajikan ikan peda bakar dengan sambal dabu-dabu. Sumber: https://cookpad.com/id/resep/15232544?ref=search&search_term=peda+bakar
MAKA merupakan salah satu tradisi sakral dalam budaya Bima. Tradisi ini berupa ikrar kesetiaan kepada raja/sultan atau pemimpin, sebagai wujud bahwa ia bersumpah akan melindungi, mengharumkan dan menjaga kehormatan Dou Labo Dana Mbojo (bangsa dan tanah air). Gerakan utamanya adalah mengacungkan keris yang terhunus ke udara sambil mengucapkan sumpah kesetiaan. Berikut adalah teks inti sumpah prajurit Bima: "Tas Rumae… Wadu si ma tapa, wadu di mambi’a. Sura wa’ura londo parenta Sara." "Yang mulia tuanku...Jika batu yang menghadang, batu yang akan pecah, jika perintah pemerintah (atasan) telah dikeluarkan (diturunkan)." Tradisi MAKA dalam Budaya Bima dilakukan dalam dua momen: Saat seorang anak laki-laki selesai menjalani upacara Compo Sampari (ritual upacara kedewasaan anak laki-laki Bima), sebagai simbol bahwa ia siap membela tanah air di berbagai bidang yang digelutinya. Seharusnya dilakukan sendiri oleh si anak, namun tingkat kedewasaan anak zaman dulu dan...
Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.