"Kotaku kota kecil, namun cukup untuk ditinggali berdua"
Sebuah kalimat yang selalu saya ucapkan untuk menggambarkan kota kelahiran, Bojonegoro. Bojonegoro adalah sebuah kota kecil di Provinsi Jawa Timur yang memiliki beraneka ragam kebudayaan, salah satunya adalah ritual manganan. Manganan adalah sebuah ritual yang dilakukan oleh masyarakat Bojonegoro ketika akan menanam padi. Biasanya ritual ini dilaksanakan di setiap desa di Bojonegoro dalam empat bulan sekali.
Ritual manganan cukup unik. Setiap warga atau kepala keluarga membawa tumpeng beserta bumbu-bumbu dari tumpeng tersebut. Selain itu juga terdapat ayam jago yang dipanggang dan para warga membawa pembungkus makan berupa daun pisang dan daun jati. Selanjutnya warga berkumpul dengan membawa perlengkapan-perlengkapan ritual ke tempat ritual, yaitu di sawah. Setelah itu ketua dusun selaku ketua adat membacakan doa-doa dengan maksud dan tujuan agar Tuhan Yang Maha Esa memberikan hasil panen yang melimpah. Dan menurut kepercayaan mereka, nasi tumpeng yang dibawa merupakan simbol rezeki. Menurut mereka, semakin banyak makanan yang dibawa saat ritual manganan maka rezeki yang didapat akan melimpah. Pada saat masyarakat memakan nasi tumpeng, pada saat itu juga para pemuda-pemudi setempat melakukan tarian-tarian kecil. Hal ini dimaksudkan agar dalam mendapatkan rezeki sekecil apapun kita tetap senang, menerima dan selalu bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Masyarakat Bojonegoro begitu antusias oleh adanya ritual ini. Tidak memandang dari umur setiap individu, entah itu tua atau muda, mereka semua ikut serta dalam ritual manganan tersebut. Hanya saja untuk sekarang ritual ini mulai memudar di kalangan masyarakat Bojonegoro dan hanya masih berlangsung di beberapa desa saja,

Referensi : https://marfuatunnikmah29.wordpress.com/2013/05/20/kearifan-lokal/
#OSKMITB2018
Sumber daya air merupakan sebuah unsur esensial dalam mendukung keberlangsungan kehidupan di bumi. Ketersediaan air dengan kualitas baik dan jumlah yang cukup menjadi faktor utama keseimbangan ekosistem serta kesejahteraan manusia. Namun, pada era modern saat ini, dunia menghadapi krisis air yang semakin mengkhawatirkan (Sari et al., 2024). Berkurangnya ketersediaan air disebabkan oleh berbagai faktor global seperti pemanasan, degradasi lingkungan, dan pertumbuhan penduduk yang pesat. Kondisi tersebut menuntut adanya langkah-langkah strategis dalam pengelolaan air dengan memperhatikan berbagai faktor yang tidak hanya teknis, tetapi juga memperhatikan sosial dan budaya masyarakat. Salah satu langkah yang relevan adalah konservasi air berbasis kearifan lokal. Langkah strategis ini memprioritaskan nilai-nilai budaya masyarakat sebagai dasar dalam menjaga sumber daya air. Salah satu wilayah yang mengimplementasikan konservasi berbasis kearifan lokal yaitu Goa Ngerong di kecamatan Rengel,...
Kelahiran seorang anak yang dinantikan tentu membuat seorang ibu serta keluarga menjadi bahagia karena dapat bertemu dengan buah hatinya, terutama bagi ibu (melahirkan anak pertama). Tetapi tidak sedikit pula ibu yang mengalami stress yang bersamaan dengan rasa bahagia itu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tentang makna dari pra-kelahiran seseorang dalam adat Nias khusunya di Nias Barat, Kecamatan Lahomi Desa Tigaserangkai, dan menjelaskan tentang proses kelahiran anak mulai dari memberikan nama famanoro ono khora sibaya. Metode pelaksanaan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode observasi dan metode wawancara dengan pendekatan deskriptif. pendekatan deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan fakta sosial dan memberikan keterangan yang jelas mengenai Pra-Kelahiran dalam adat Nias. Adapun hasil dalam pembahasan ini adalah pra-kelahiran, pada waktu melahirkan anak,Pemberian Nama (Famatorõ Tõi), acara famangõrõ ono khõ zibaya (Mengantar anak ke rumah paman),...
Prajurit pemanah dari komunitas pemanah berkuda indonesia (KPBI) mengikuti Festival Keraton Nusantara 2017. mewakili kesultanan kasepuhan cirebon. PAKAIAN: terdiri dari ikat kepala/ totopong khas sunda jenis mahkuta wangsa. kain sembongb berwarnaungu di ikat di pinggang bersamaan dengan senjata tajam seperti golok dan pisau lalu baju & celana pangsi sunda. dengan baju corak ukiran batik khas sunda di bagian dada. untuk alas kaki sebagian besar memakai sendal gunung, namun juga ada yang memakai sepatu berkuda. BUSUR: sebagian besar memakai busur dengan model bentuk turkis dan ada juga memakai busur model bentuk korea. ANAK PANAH: Semua nya memakai anak panah bahan natural seperti bambu tonkin, kayu mapple & kayu spruce QUIVER (TEMPAT ANAK PANAH): Semua pemanah menggunakan quiver jenis backside quiver atau hip quiver . yaitu quiver yang anak panah di pasang di pinggang dan apabila anak panah di pasang di dalam quiver , nock anak panah menghadap ke belaka...
aksi pertunjukan pusaka dan pasukan kesultanan kacirebonan dari balaikota cirebon sampai ke keraton kacirebonan
Para pasukan penjaga keraton Sumedang larang