Rawon adalah masakan khas Jawa Timur, kalau kita ke Jawa Timur pasti banyak toko-toko yang jual rawon. Buat yang nggak tahu rawon itu adalah sop sapi hitam, seram terdengarnya tapi nikmatnya makan rawon buat orang Jawa seperti saya dan banyak lainnya sungguh tiada tara. Warna hitam rawon didapat dari rempah yang menjadi bahan kuah sop, yaitu kluwek. Bahan bahan lainnya adalah bumbu-bumbu khas Indonesia yaitu bawang merah, bawang putih, laos, ketumbar, kunir, lombok dan minyak nabati. Semua bahan itu dihaluskan lalu ditumis, dimasukkan daging sapi bagian sandang lamur yang empuk dan gurih lalu dijadikan sup dan disajikan dengan nasi hangat dan sambal. Kalau makan rawon di hari yang dingin dan menggigil, nikmatnya jadi berkali-kali lipat.
Rasa rawon kalau diungkapkan adalah rasa yang "Indonesia Banget". Gurih dan manis bercampur menjadi satu dipadukan dengan daging yang lembut. Tapi lebih dari itu, buat orang Jawa yang merantau makan rawon itu bisa menyembuhkan homesick. Orang Jawa biasa makan rawon buatan Ibunya dari kecil. Jadi kalau makan rawon bisa dibilang membuat yang jauh jadi dekat.
Kedai rawon yang sudah sangat terkenal adalah Kedai Rawon Nguling. Kedai ini berasal dari Kecamatan Nguling, Probolinggo. Sudah banyak cabang yang dibuka di berbagai tempat di pulau Jawa. Istimewanya kedai ini adalah dagingnya yang sangat empuk dan kuahnya yang encer kehitaman lebih menyegarkan dari rawon biasanya. Begitu masuk, kita akan ditawari dengan berbagai macam makanan Jawa Timur. Namun pada umumnya yang dipesan adalah nasi rawon. Berbeda dengan umumnya di Jakarta, nasi dan rawon sudah digabung di piring besar, karena di Jawa tidak biasa memisahkan nasi dan kuah, dilengkapi dengan taoge dan sambal yang membuat rasanya makin menyegarkan.
Kemantapan rasa rawon akan membuat siapa saja yang menyantapnya ketagihan. Secara pribadi, saya masih bingung kenapa rawon tidak mendapat perhatian yang sama dengan rendang sebagai masakan khas Indonesia. Keduanya mempunyai karakter rasa yang sama kuat. Bagi yang belum pernah makan rawon, harus dicoba. Mungkin anda akan menemukan masakan favorit baru. Sekian
#OSKMITB2018
MAKA merupakan salah satu tradisi sakral dalam budaya Bima. Tradisi ini berupa ikrar kesetiaan kepada raja/sultan atau pemimpin, sebagai wujud bahwa ia bersumpah akan melindungi, mengharumkan dan menjaga kehormatan Dou Labo Dana Mbojo (bangsa dan tanah air). Gerakan utamanya adalah mengacungkan keris yang terhunus ke udara sambil mengucapkan sumpah kesetiaan. Berikut adalah teks inti sumpah prajurit Bima: "Tas Rumae… Wadu si ma tapa, wadu di mambi’a. Sura wa’ura londo parenta Sara." "Yang mulia tuanku...Jika batu yang menghadang, batu yang akan pecah, jika perintah pemerintah (atasan) telah dikeluarkan (diturunkan)." Tradisi MAKA dalam Budaya Bima dilakukan dalam dua momen: Saat seorang anak laki-laki selesai menjalani upacara Compo Sampari (ritual upacara kedewasaan anak laki-laki Bima), sebagai simbol bahwa ia siap membela tanah air di berbagai bidang yang digelutinya. Seharusnya dilakukan sendiri oleh si anak, namun tingkat kedewasaan anak zaman dulu dan...
Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.
SMP Negeri 1 Berbah terletak di Tanjung Tirto, Kelurahan Kalitirto, Kecamatan Berbah, Sleman. Gedung ini awalnya merupakan rumah dinas Administratuur Pabrik Gula Tanjung Tirto yang dibangun pada tahun 1923. Selama pendudukan Jepang, bangunan ini digunakan sebagai rumah dinas mandor tebu. Setelah Indonesia merdeka, bangunan tersebut sempat kosong dan dikuasai oleh pasukan TNI pada Serangan Umum 1 Maret 1949, tanpa ada yang menempatinya hingga tahun 1951. Sejak tahun 1951, bangunan ini digunakan untuk kegiatan sekolah, dimulai sebagai Sekolah Teknik Negeri Kalasan (STNK) dari tahun 1951 hingga 1952, kemudian berfungsi sebagai STN Kalasan dari tahun 1952 hingga 1969, sebelum akhirnya menjadi SMP Negeri 1 Berbah hingga sekarang. Bangunan SMP N I Berbah menghadap ke arah selatan dan terdiri dari dua bagian utama. Bagian depan bangunan asli, yang sekarang dijadikan kantor, memiliki denah segi enam, sementara bagian belakangnya berbentuk persegi panjang dengan atap limasan. Bangunan asli dib...
Pabrik Gula Randugunting menyisakan jejak kejayaan berupa klinik kesehatan. Eks klinik Pabrik Gula Randugunting ini bahkan telah ditetapkan sebagai cagar budaya di Kabupaten Sleman melalui SK Bupati Nomor Nomor 79.21/Kep.KDH/A/2021 tentang Status Cagar Budaya Kabupaten Sleman Tahun 2021 Tahap XXI. Berlokasi di Jalan Tamanmartani-Manisrenggo, Kalurahan Tamanmartani, Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, pabrik ini didirikan oleh K. A. Erven Klaring pada tahun 1870. Pabrik Gula Randugunting berawal dari perkebunan tanaman nila (indigo), namun, pada akhir abad ke-19, harga indigo jatuh karena kalah dengan pewarna kain sintesis. Hal ini menyebabkan perkebunan Randugunting beralih menjadi perkebunan tebu dan menjadi pabrik gula. Tahun 1900, Koloniale Bank mengambil alih aset pabrik dari pemilik sebelumnya yang gagal membayar hutang kepada Koloniale Bank. Abad ke-20, kemunculan klinik atau rumah sakit di lingkungan pabrik gula menjadi fenomena baru dalam sejarah perkembangan rumah sakit...
Kompleks Panti Asih Pakem yang terletak di Padukuhan Panggeran, Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, merupakan kompleks bangunan bersejarah yang dulunya berfungsi sebagai sanatorium. Sanatorium adalah fasilitas kesehatan khusus untuk mengkarantina penderita penyakit paru-paru. Saat ini, kompleks ini dalam kondisi utuh namun kurang terawat dan terkesan terbengkalai. Beberapa bagian bangunan mulai berlumut, meskipun terdapat penambahan teras di bagian depan. Kompleks Panti Asih terdiri dari beberapa komponen bangunan, antara lain: Bangunan Administrasi Paviliun A Paviliun B Paviliun C Ruang Isolasi Bekas rumah dinas dokter Binatu dan dapur Gereja