Salah satu tokoh yang legendaris di Jambi adalah Rang Kayo Hitam. Beliau merupakan salah satu raja ternama di dataran tanah Jambi. DI bawah pimpinanannya kerajaan Melayu Jambi menjadi kerajaan yang besar dan terkenal. Ia merupakan salah satu putra dari pasangan Putri Selaro Pinang Masak dan Datuk Berhalo.
Pada masa pemerintahannya, ia sempat melakukan satu gebrakan besar. Saudaranya yaitu Rang Kayo Pingai bermaksud mengirimkan upeti kepada raja Mataram, namun hal tersebut dihalangi oleh Rang Kayo Hitam. Raja Mataram yang murka berniat mengirimkan pasukan ke tanah Jambi. Sebelum hal itu terjadi, Rang Kayo Hitam bersama Rang Kayo Pingai terlebih dahulu mendatangi Jawa lengkap dengan peralatan perang.
Kedatangan Rang Kayo Hitam dihentikan oleh pasukan Raja Mataram di pelabuhan. Seketika itu juga Rang Kayo Hitam merubah dirinya menjadi seorang bocah yang disekujur tubuhnya penuh dengan kudis. Pasukan kerajaan merasa jijik dan meninggalkan anak kecil tersebut.
Raja Mataram memesan sebuah keris kepada seorang empu sakti. Keris tersebut harus sudah selesai pada sembilan kali hari jumat dan dibuat dari sembilan tempaan. Rang Kayo Hitam yang mengetahui hal itu, mendatangi empu dan membujuk sang empu untuk menunjukkan keris tersebut ketika sudah selesai dibuat.
Pada hari jumat yang kesembilan, Rang Kayo Hitam kembali mendatangi sang empu. Kemudian ia melakukan sebuah penawaran. Ia mengajukan sejumlah uang untuk membayar keris tersebut, dengan harga lebih tinggi dari yang dijanjikan oleh Raja Mataram. Setelah dengan bujuk rayu, akhirnya sang empu bersedia menyerahkan keris tersebut.
Akhirnya sampailah pada hari peperangan antara Rang Kayo Hitam melawan Raja Mataram beserta pasukannya (yang disebut 9 hulubalang). Dengan menggunakan tombak bermata tiga, Rang Kayo Hitam berhasil menghabisi 9 hulubalang Raja Mataram tersebut. Kemudian karena tidak berhasil meminta Mataram dengan negosiasi, Rang Kayo Hitam terpaksa membunuhnya.
Keris yang berhasil didapatkan oleh Rang Kayo Hitam dari sang empu dikenal dengan nama keris Siginjai. Karena keris tersebut sering Rang Kayo Hitam selipkan kepada gulungan rambutnya.
(Sumber : Google Book - Cerita Rakyat Jambi)
MAKA merupakan salah satu tradisi sakral dalam budaya Bima. Tradisi ini berupa ikrar kesetiaan kepada raja/sultan atau pemimpin, sebagai wujud bahwa ia bersumpah akan melindungi, mengharumkan dan menjaga kehormatan Dou Labo Dana Mbojo (bangsa dan tanah air). Gerakan utamanya adalah mengacungkan keris yang terhunus ke udara sambil mengucapkan sumpah kesetiaan. Berikut adalah teks inti sumpah prajurit Bima: "Tas Rumae… Wadu si ma tapa, wadu di mambi’a. Sura wa’ura londo parenta Sara." "Yang mulia tuanku...Jika batu yang menghadang, batu yang akan pecah, jika perintah pemerintah (atasan) telah dikeluarkan (diturunkan)." Tradisi MAKA dalam Budaya Bima dilakukan dalam dua momen: Saat seorang anak laki-laki selesai menjalani upacara Compo Sampari (ritual upacara kedewasaan anak laki-laki Bima), sebagai simbol bahwa ia siap membela tanah air di berbagai bidang yang digelutinya. Seharusnya dilakukan sendiri oleh si anak, namun tingkat kedewasaan anak zaman dulu dan...
Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.
SMP Negeri 1 Berbah terletak di Tanjung Tirto, Kelurahan Kalitirto, Kecamatan Berbah, Sleman. Gedung ini awalnya merupakan rumah dinas Administratuur Pabrik Gula Tanjung Tirto yang dibangun pada tahun 1923. Selama pendudukan Jepang, bangunan ini digunakan sebagai rumah dinas mandor tebu. Setelah Indonesia merdeka, bangunan tersebut sempat kosong dan dikuasai oleh pasukan TNI pada Serangan Umum 1 Maret 1949, tanpa ada yang menempatinya hingga tahun 1951. Sejak tahun 1951, bangunan ini digunakan untuk kegiatan sekolah, dimulai sebagai Sekolah Teknik Negeri Kalasan (STNK) dari tahun 1951 hingga 1952, kemudian berfungsi sebagai STN Kalasan dari tahun 1952 hingga 1969, sebelum akhirnya menjadi SMP Negeri 1 Berbah hingga sekarang. Bangunan SMP N I Berbah menghadap ke arah selatan dan terdiri dari dua bagian utama. Bagian depan bangunan asli, yang sekarang dijadikan kantor, memiliki denah segi enam, sementara bagian belakangnya berbentuk persegi panjang dengan atap limasan. Bangunan asli dib...
Pabrik Gula Randugunting menyisakan jejak kejayaan berupa klinik kesehatan. Eks klinik Pabrik Gula Randugunting ini bahkan telah ditetapkan sebagai cagar budaya di Kabupaten Sleman melalui SK Bupati Nomor Nomor 79.21/Kep.KDH/A/2021 tentang Status Cagar Budaya Kabupaten Sleman Tahun 2021 Tahap XXI. Berlokasi di Jalan Tamanmartani-Manisrenggo, Kalurahan Tamanmartani, Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, pabrik ini didirikan oleh K. A. Erven Klaring pada tahun 1870. Pabrik Gula Randugunting berawal dari perkebunan tanaman nila (indigo), namun, pada akhir abad ke-19, harga indigo jatuh karena kalah dengan pewarna kain sintesis. Hal ini menyebabkan perkebunan Randugunting beralih menjadi perkebunan tebu dan menjadi pabrik gula. Tahun 1900, Koloniale Bank mengambil alih aset pabrik dari pemilik sebelumnya yang gagal membayar hutang kepada Koloniale Bank. Abad ke-20, kemunculan klinik atau rumah sakit di lingkungan pabrik gula menjadi fenomena baru dalam sejarah perkembangan rumah sakit...
Kompleks Panti Asih Pakem yang terletak di Padukuhan Panggeran, Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, merupakan kompleks bangunan bersejarah yang dulunya berfungsi sebagai sanatorium. Sanatorium adalah fasilitas kesehatan khusus untuk mengkarantina penderita penyakit paru-paru. Saat ini, kompleks ini dalam kondisi utuh namun kurang terawat dan terkesan terbengkalai. Beberapa bagian bangunan mulai berlumut, meskipun terdapat penambahan teras di bagian depan. Kompleks Panti Asih terdiri dari beberapa komponen bangunan, antara lain: Bangunan Administrasi Paviliun A Paviliun B Paviliun C Ruang Isolasi Bekas rumah dinas dokter Binatu dan dapur Gereja