Cerita Rakyat
Cerita Rakyat
Cerita Rakyat Jawa Barat Tasikmalaya
Rahasia Hilangnya Kampung Sinjang Moyang di Situ Gede, Tasikmalaya
- 9 Juli 2018
Di balik keindahan Situ Gede, ternyata ada sebuah kisah yang tidak pernah terungkap, yakni tentang sebuah kampung yang hilang. Kampung ini pada masa silam diberi nama Lembur Sinjang Moyang yang letaknya berada di kawasan Situ Gede saat ini. Hanya, dimanakah persisnya, itu pula yang menjadi rahasia secara turun temurun.
 
Kerahasiaan Lembur Sinjang Moyang berkaitan erat dengan cerita pata koruptor di zaman kerajaan. Melalui kisah tersembunyi ini, maka dapat diketahui bila keberadaan koruptor ternyata sudah ada sejak zaman dahulu, khususnya di zaman kerajaan Sunda. Dan kala itu, mereka bersembunyi di Situ Gede, Tasikmalaya.
 
Riwayat Situ Gede sendiri memang tidak banyak diketahui. Sebab memang tidak ada catatan resmi yang bisa dijadikan pegangan. Yang ada adalah cerita dari mulut ke mulut, dan itu pun dari kalangan terbatas. Apalagi menyangkut kisah hilangnya Lembur Sinjang Moyang. 
 
Soal cerita tersebut, sebenarnya bukan karena banyak yang tidak tahu. Namun memang kisahnya sendiri sudah lama dipendam oleh para leluhur. Jadi sengaja disembunyikan supaya tidak ada yang tahu. Mengapa harus disembunyikan? Sebab kisah ditempat ini tidak baik untuk para generasi penerus.
 
Situ Gede mulai ada sejak tahun 1530, setelah salah satu gunung di kawasan Tasikmalaya meletus. Nama gunung tersebut adalah Gunung Pancawayana. Soal dimana letak gunung ini sendiri menjadi misteri hingga sekarang. Namun disebut-sebut gunung ini masih ada, hanya sejak lama masyarakat menyebutnya dengan nama lain. Sehingga keberadaan Gunung Pancawanaya ini tidak jelas lagi. 
 
Setelah Gunung Pancawanaya meletus, dari dalam tanah keluarlah air dalam jumlah besar. Lama-lama membentuk telaga yang kini disebut Situ Gede. 
 
 
Sebelum adanya Situ Gede, persisnya di kawasan Situ Gede ini terdapat sebuah Kampung Kuno. Disebut kampung kuno karena ia sudah berdiri sejak zaman Kerajaan Tarumanegara dan Kampung inilah yang disebut Lembur Sinjang Moyang. [1]
 
 
***
 
Menurut penulusuran cerita para leluhur, adanya nama Sinjang Moyang setelah ada kejadian besar, yakni peristiwa tahun 1501 Masehi yang mana ketika itu, tepatnya kala subuh hari datanglah dalam jumlah besar pasukan Kerajaan Galuh yang dibantu kerajaan-kerajaan kecil yang ada di Garut, Tasikmlaya dan Ciamis. Pasukan ini membantai seisi kampung , kecuali kaum hawa dan anak-anak. Mengapa warga Sinjang Moyang dihabisi dan dimusuhi oleh banyak kerajaan ketika itu? [2]
 
Lembur Sinjang Moyang dari dulu sudah dicurigai dan sering dipakai sebagai tempat bersembunyinya para koruptor. Setiap pembesar kerajaan yang menilep kekayaan kerajaan, larinya pasti ke Lembur Sinjang Moyang ini. Sehingga tidak heran bila prajurit telik sandi kerajaan-kerajaan ietika itu sudah mengawasi keberadaan para koruptor di kampung ini.
 
Lantas mengapa penduduk Sinjang Moyang juga turut dihabisi? Sebab mereka membantu menyembunyikan para koruptor dan sekaligus mendapat bagian dari hasil kejahatan mereka. Harta-harta kerajaan disembunyikan oleh para koruptor ini antara lain emas, intan dan berlian. Hanya saja, entah bagaimana ceritanya, sehingga kampung Sinjang Moyang ini menjadi tempat pelarian para koruptor tersebut.
 
Kabarnya, orang Kerajaan Sunda Galuh* yang sembunyi di tempat itu ada yang dari Kerajaan Kendan dan seterusnya sampai ke zaman Padjadjaran. Sinjang Moyang sendiri artinya penutup leluhur. Sehingga oleh leluhur penerus mereka, kisah kampung ini menjadi semacam aib. Sehingga diwanti-wanti kisahnya agar tidak menyebar dan menjadi kisah turun temurun. Tak heran bila cerita tentang Situ Gede ini pun menjadi hilang, karena memang sengaja di tutup-tutupi. [2]
 
 
*Kerajaan Sunda Galuh adalah suatu kerajaan yang merupakan penyatuan 2 (dua) kerajaan besar di Tanah Sunda yang saling terkait erat, yaitu Kerajaan Sunda dan Kerajaan Galuh. Kedua Kerajaan tersebut merupakan pecahan dari Kerajaan Tarumanagara. Berdasarkan peninggalan sejarah seperti prasasti dan naskah kuno, Ibu Kota Kerajaan Sunda berada di daerah yang sekarang menjadi Kota Bogor, sedangkan Ibu Kota Kerajaan Galuh adalah di Kota Kawali, yang sekarang Kawali itu ada di daerah Kabupaten Ciamis.
 
Sumber: http://sep2sip.blogspot.com/2011/06/rahasia-hilangnya-kampung-sinjang.html

Diskusi

Silahkan masuk untuk berdiskusi.

Daftar Diskusi

Rekomendasi Entri

Gambar Entri
Tradisi MAKA
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Nusa Tenggara Barat

MAKA merupakan salah satu tradisi sakral dalam budaya Bima. Tradisi ini berupa ikrar kesetiaan kepada raja/sultan atau pemimpin, sebagai wujud bahwa ia bersumpah akan melindungi, mengharumkan dan menjaga kehormatan Dou Labo Dana Mbojo (bangsa dan tanah air). Gerakan utamanya adalah mengacungkan keris yang terhunus ke udara sambil mengucapkan sumpah kesetiaan. Berikut adalah teks inti sumpah prajurit Bima: "Tas Rumae… Wadu si ma tapa, wadu di mambi’a. Sura wa’ura londo parenta Sara." "Yang mulia tuanku...Jika batu yang menghadang, batu yang akan pecah, jika perintah pemerintah (atasan) telah dikeluarkan (diturunkan)." Tradisi MAKA dalam Budaya Bima dilakukan dalam dua momen: Saat seorang anak laki-laki selesai menjalani upacara Compo Sampari (ritual upacara kedewasaan anak laki-laki Bima), sebagai simbol bahwa ia siap membela tanah air di berbagai bidang yang digelutinya. Seharusnya dilakukan sendiri oleh si anak, namun tingkat kedewasaan anak zaman dulu dan...

avatar
Aji_permana
Gambar Entri
Wisma Muhammadiyah Ngloji
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
SMP Negeri 1 Berbah
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

SMP Negeri 1 Berbah terletak di Tanjung Tirto, Kelurahan Kalitirto, Kecamatan Berbah, Sleman. Gedung ini awalnya merupakan rumah dinas Administratuur Pabrik Gula Tanjung Tirto yang dibangun pada tahun 1923. Selama pendudukan Jepang, bangunan ini digunakan sebagai rumah dinas mandor tebu. Setelah Indonesia merdeka, bangunan tersebut sempat kosong dan dikuasai oleh pasukan TNI pada Serangan Umum 1 Maret 1949, tanpa ada yang menempatinya hingga tahun 1951. Sejak tahun 1951, bangunan ini digunakan untuk kegiatan sekolah, dimulai sebagai Sekolah Teknik Negeri Kalasan (STNK) dari tahun 1951 hingga 1952, kemudian berfungsi sebagai STN Kalasan dari tahun 1952 hingga 1969, sebelum akhirnya menjadi SMP Negeri 1 Berbah hingga sekarang. Bangunan SMP N I Berbah menghadap ke arah selatan dan terdiri dari dua bagian utama. Bagian depan bangunan asli, yang sekarang dijadikan kantor, memiliki denah segi enam, sementara bagian belakangnya berbentuk persegi panjang dengan atap limasan. Bangunan asli dib...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Pabrik Gula Randugunting
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Pabrik Gula Randugunting menyisakan jejak kejayaan berupa klinik kesehatan. Eks klinik Pabrik Gula Randugunting ini bahkan telah ditetapkan sebagai cagar budaya di Kabupaten Sleman melalui SK Bupati Nomor Nomor 79.21/Kep.KDH/A/2021 tentang Status Cagar Budaya Kabupaten Sleman Tahun 2021 Tahap XXI. Berlokasi di Jalan Tamanmartani-Manisrenggo, Kalurahan Tamanmartani, Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, pabrik ini didirikan oleh K. A. Erven Klaring pada tahun 1870. Pabrik Gula Randugunting berawal dari perkebunan tanaman nila (indigo), namun, pada akhir abad ke-19, harga indigo jatuh karena kalah dengan pewarna kain sintesis. Hal ini menyebabkan perkebunan Randugunting beralih menjadi perkebunan tebu dan menjadi pabrik gula. Tahun 1900, Koloniale Bank mengambil alih aset pabrik dari pemilik sebelumnya yang gagal membayar hutang kepada Koloniale Bank. Abad ke-20, kemunculan klinik atau rumah sakit di lingkungan pabrik gula menjadi fenomena baru dalam sejarah perkembangan rumah sakit...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Kompleks Panti Asih Pakem
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Kompleks Panti Asih Pakem yang terletak di Padukuhan Panggeran, Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, merupakan kompleks bangunan bersejarah yang dulunya berfungsi sebagai sanatorium. Sanatorium adalah fasilitas kesehatan khusus untuk mengkarantina penderita penyakit paru-paru. Saat ini, kompleks ini dalam kondisi utuh namun kurang terawat dan terkesan terbengkalai. Beberapa bagian bangunan mulai berlumut, meskipun terdapat penambahan teras di bagian depan. Kompleks Panti Asih terdiri dari beberapa komponen bangunan, antara lain: Bangunan Administrasi Paviliun A Paviliun B Paviliun C Ruang Isolasi Bekas rumah dinas dokter Binatu dan dapur Gereja

avatar
Bernadetta Alice Caroline