Selain di Kalimantan Selatan, ternyata di Riau juga memiliki kue Putu Mayang. Bedanya Putu Mayang Riau memakai tepung kanji sehingga teksturnya lebih kenyal.
Bahan-bahan: 2 ons tepung beras ¼ liter air 2 sdm tepung kanji 100 ml air perasan daun pandan Pewarna makanan merah Pewarna makanan hijau
Bahan Saus Santan: ¾ liter santan sedang 2 ong gula merah, disisir halus 3 sdm gula pasir 1 lembar daun pandan, potong-potong sesuai selera
Cara Membuat: 1. Siapkan semua bahan dan bumbunya. 2. Ambil wadah untuk mencampurkan tepung beras dan tepung kenji sembari diperciki air supaya agak lembap. 3. Aduk-aduk sampai rata lalu siapkan pengukus dengan mengalasinya menggunakan daun pisang. 4. Kukus campuran tepung tersebut sampai panas lalu angkat. Rebus sisa airnya bersama air perasan daun pandan suji. 5. Tambahkan adonan tepung panas tadi lalu aduk sampai licin dan mengental. Angkat lalu bagi adonan menjadi 3 bagian 6. Bagian pertama bisa diberi pewarna merah, bagian kedua pewarna hijau dan sisanya tetap dibiarkan putih. 7. Tuangkan adonan tersebut ke dalam cetakan kue putu lalu tekan sampai bergelombang kemudian taruh di atas daun pisang. 8. Lakukan langkah tersebut sampai adonan habis lalu sisihkan dulu untuk mengolah saus santannya. 9. Rebus semua bahan sampai mendidih serta gula larut. Angkat lalu saring kemudian siramkan saus santan di atas putu mayang. Putu Mayang khas Riau siap dinikmati.
Sumber: http://www.masakandapurku.com/2016/02/resep-membuat-putu-mayang-khas-riau.html?m=1
Kelahiran seorang anak yang dinantikan tentu membuat seorang ibu serta keluarga menjadi bahagia karena dapat bertemu dengan buah hatinya, terutama bagi ibu (melahirkan anak pertama). Tetapi tidak sedikit pula ibu yang mengalami stress yang bersamaan dengan rasa bahagia itu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tentang makna dari pra-kelahiran seseorang dalam adat Nias khusunya di Nias Barat, Kecamatan Lahomi Desa Tigaserangkai, dan menjelaskan tentang proses kelahiran anak mulai dari memberikan nama famanoro ono khora sibaya. Metode pelaksanaan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode observasi dan metode wawancara dengan pendekatan deskriptif. pendekatan deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan fakta sosial dan memberikan keterangan yang jelas mengenai Pra-Kelahiran dalam adat Nias. Adapun hasil dalam pembahasan ini adalah pra-kelahiran, pada waktu melahirkan anak,Pemberian Nama (Famatorõ Tõi), acara famangõrõ ono khõ zibaya (Mengantar anak ke rumah paman),...
Prajurit pemanah dari komunitas pemanah berkuda indonesia (KPBI) mengikuti Festival Keraton Nusantara 2017. mewakili kesultanan kasepuhan cirebon. PAKAIAN: terdiri dari ikat kepala/ totopong khas sunda jenis mahkuta wangsa. kain sembongb berwarnaungu di ikat di pinggang bersamaan dengan senjata tajam seperti golok dan pisau lalu baju & celana pangsi sunda. dengan baju corak ukiran batik khas sunda di bagian dada. untuk alas kaki sebagian besar memakai sendal gunung, namun juga ada yang memakai sepatu berkuda. BUSUR: sebagian besar memakai busur dengan model bentuk turkis dan ada juga memakai busur model bentuk korea. ANAK PANAH: Semua nya memakai anak panah bahan natural seperti bambu tonkin, kayu mapple & kayu spruce QUIVER (TEMPAT ANAK PANAH): Semua pemanah menggunakan quiver jenis backside quiver atau hip quiver . yaitu quiver yang anak panah di pasang di pinggang dan apabila anak panah di pasang di dalam quiver , nock anak panah menghadap ke belaka...
aksi pertunjukan pusaka dan pasukan kesultanan kacirebonan dari balaikota cirebon sampai ke keraton kacirebonan
Para pasukan penjaga keraton Sumedang larang