Kambang merupakan negeri kecil yang ada di kecamatan Legayang, Kabupaten Pesisir Selatan. Legayang daerah yang sangat sejuk dan indah karena banyak bukit-bukit. Walaupun Kambang negeri yang kecil, di sana ada satu hal yang paling khas dibandingkan dengan daerah lain di Indonesia. makanan yang khas di daerah ini biasa disebut dengan putu kambang. Makanan Khas ini hanya dapat kita jumpai pada hari pasar Tradisional di Kambang yaitu pada hari Sabtu dan hari Kami. Putu ini berbeda dengan putu yang biasa dijual di kota-kota besar, karena putu yang dijual di daerah ini tidak menggunakan penyedap rasa, menggunakan bahan-bahan asli dan tradisional.
Bahan dan Cara Pembuatan:
Putu kambang terbuat dari ketan hitam, gula aren, kelapa dan daun pandan. Semuanya adalah bahan utama untuk membuat putu kambang. Adonan tersebut ditaruh dalam wadah berupa baskom kecil. Sebuah kompor minyak sumbu dua puluh empat menjadi alat pemasaknya. Di atasnya bertengger sebuah tabung terbuat dari plat seukuran ember. Di dalam tabung silinder tersebut, berisi pula empelyr pohon pisang (bagian tengah pohon pisang-red) yang telah dihancurkan. Warnanya hitam dan lembek. Wadah sederhana ditancapkan dengan bambu berdiameter lima centi meter untuk memasak makanan khas asal Nagari Kambang.
Bahan-bahan yang dipakai dalam pembuatan putu kambang memiliki kandungan gizi yang berbeda. Ketan Hitam yang dipakai dalam pembuatan putu kambang mengandung energi sebesar 356 kilokalori, protein 7 gram, karbohidrat 78 gram, lemak 0,7 gram, kalsium 10 miligram, fosfor 148 miligram, dan zat besi 1 miligram. Selain itu di dalam Ketan Hitam juga terkandung vitamin A sebanyak 0 IU, vitamin B1 0,2 miligram dan vitamin C 0 miligram. Hasil tersebut didapat dari melakukan penelitian terhadap 100 gram Beras Ketan Hitam, dengan jumlah yang dapat dimakan sebanyak 100 %. Kandungan dalam gula aren per 100gram. Kadar air 9,16, Sukrosa 84,31, Gula pereduksi 0,53, Lemak 0,11, Protein 2,28, Total mineral 3.66, Kalsium 1,35, Posfor 1,3, Selain itu, gula aren mengandung kandungan nutrisi penting seperti Riboflavin, Thiamin, Niacin, Ascorbic Acid. (DKBM, 2004).
Dilihat dari bahan yang dipakai putu kambang ini cocok sebagai salah satu kudapan tinggi energi. Karena bahan bakunya berupa ketan hitam dengan kandungan kalori yang cukup tinggi dan merupakan salah satu bahan pangan sumber energi. Ketan juga memiliki kandungan amilopektin yang tinggi sehingga teksturnya lebih lembek, sedangkan kandungan amilosanya rendah. Selain itu ketan juga mampu menaikkan gula darah dengan cepat, karena kandungan index glicemic ketan cukup tinggi. Sehingga panganan ini kurang cocok untuk para penderita Diabetes Melitus.
Cara pembuatan putu kambang ini merupakan warisan turun temurun keluarga di daerah Lengayang. Konon putu kambang ini telah dikenal orang sejak zaman kolonial Belanda dan bertahan hingga kini sebagai makanan khas asal Kambang. Makanan ini disebut sebagai makanan khas Kambang karena putu kambang merupakan putu basah dengan aroma dan rasa yang khas. Di dalam putu ada gula aren yang disebut luo. Luo merupakan perpaduan daun pandan yang terletak di tengah-tengah menjadikan makanan ini punya rasa tersendiri.
Perbedaan yang kedua dari putu kambang ini terletak dari kemasannya. Jika putu jawa dikemas dengan kemasan berbahan plastik atau bahan pabrikasi lainnya, maka putu kambang dikujuik atau dibungkus dengan daun pisang. Tak jarang pula orang menamainya putu kujuik. Setelah putu matang putu dimasukkan kedalam kemasan daun pisang lalu diikat ujung ke ujung.
Panganan putu kambang ini merupakan salah satu makanan tradisional khas Indonesia. Sebagai warisan nenek moyang yang sudah ada sejak zaman kolonial Belanda patut kita lestarikan dan lebih kita sukai lagi. Makanan putu kambang ini cocok dimakan sebagai salah satu camilan tinggi energi. Sangat cocok dimakan di dekat pantai ditemani dengan semilir angin pantai yang bergemuruh sejuk. Sungguh kaya kekayaaan bangsa Indonesia. Banggalah menjadi masyarakat Indonesia.
MAKA merupakan salah satu tradisi sakral dalam budaya Bima. Tradisi ini berupa ikrar kesetiaan kepada raja/sultan atau pemimpin, sebagai wujud bahwa ia bersumpah akan melindungi, mengharumkan dan menjaga kehormatan Dou Labo Dana Mbojo (bangsa dan tanah air). Gerakan utamanya adalah mengacungkan keris yang terhunus ke udara sambil mengucapkan sumpah kesetiaan. Berikut adalah teks inti sumpah prajurit Bima: "Tas Rumae… Wadu si ma tapa, wadu di mambi’a. Sura wa’ura londo parenta Sara." "Yang mulia tuanku...Jika batu yang menghadang, batu yang akan pecah, jika perintah pemerintah (atasan) telah dikeluarkan (diturunkan)." Tradisi MAKA dalam Budaya Bima dilakukan dalam dua momen: Saat seorang anak laki-laki selesai menjalani upacara Compo Sampari (ritual upacara kedewasaan anak laki-laki Bima), sebagai simbol bahwa ia siap membela tanah air di berbagai bidang yang digelutinya. Seharusnya dilakukan sendiri oleh si anak, namun tingkat kedewasaan anak zaman dulu dan...
Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.
SMP Negeri 1 Berbah terletak di Tanjung Tirto, Kelurahan Kalitirto, Kecamatan Berbah, Sleman. Gedung ini awalnya merupakan rumah dinas Administratuur Pabrik Gula Tanjung Tirto yang dibangun pada tahun 1923. Selama pendudukan Jepang, bangunan ini digunakan sebagai rumah dinas mandor tebu. Setelah Indonesia merdeka, bangunan tersebut sempat kosong dan dikuasai oleh pasukan TNI pada Serangan Umum 1 Maret 1949, tanpa ada yang menempatinya hingga tahun 1951. Sejak tahun 1951, bangunan ini digunakan untuk kegiatan sekolah, dimulai sebagai Sekolah Teknik Negeri Kalasan (STNK) dari tahun 1951 hingga 1952, kemudian berfungsi sebagai STN Kalasan dari tahun 1952 hingga 1969, sebelum akhirnya menjadi SMP Negeri 1 Berbah hingga sekarang. Bangunan SMP N I Berbah menghadap ke arah selatan dan terdiri dari dua bagian utama. Bagian depan bangunan asli, yang sekarang dijadikan kantor, memiliki denah segi enam, sementara bagian belakangnya berbentuk persegi panjang dengan atap limasan. Bangunan asli dib...
Pabrik Gula Randugunting menyisakan jejak kejayaan berupa klinik kesehatan. Eks klinik Pabrik Gula Randugunting ini bahkan telah ditetapkan sebagai cagar budaya di Kabupaten Sleman melalui SK Bupati Nomor Nomor 79.21/Kep.KDH/A/2021 tentang Status Cagar Budaya Kabupaten Sleman Tahun 2021 Tahap XXI. Berlokasi di Jalan Tamanmartani-Manisrenggo, Kalurahan Tamanmartani, Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, pabrik ini didirikan oleh K. A. Erven Klaring pada tahun 1870. Pabrik Gula Randugunting berawal dari perkebunan tanaman nila (indigo), namun, pada akhir abad ke-19, harga indigo jatuh karena kalah dengan pewarna kain sintesis. Hal ini menyebabkan perkebunan Randugunting beralih menjadi perkebunan tebu dan menjadi pabrik gula. Tahun 1900, Koloniale Bank mengambil alih aset pabrik dari pemilik sebelumnya yang gagal membayar hutang kepada Koloniale Bank. Abad ke-20, kemunculan klinik atau rumah sakit di lingkungan pabrik gula menjadi fenomena baru dalam sejarah perkembangan rumah sakit...
Kompleks Panti Asih Pakem yang terletak di Padukuhan Panggeran, Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, merupakan kompleks bangunan bersejarah yang dulunya berfungsi sebagai sanatorium. Sanatorium adalah fasilitas kesehatan khusus untuk mengkarantina penderita penyakit paru-paru. Saat ini, kompleks ini dalam kondisi utuh namun kurang terawat dan terkesan terbengkalai. Beberapa bagian bangunan mulai berlumut, meskipun terdapat penambahan teras di bagian depan. Kompleks Panti Asih terdiri dari beberapa komponen bangunan, antara lain: Bangunan Administrasi Paviliun A Paviliun B Paviliun C Ruang Isolasi Bekas rumah dinas dokter Binatu dan dapur Gereja