|
|
|
|
Puter Kayun Banyuwangi, Ritual Napak Tilas Sambil Naik Dokar Tanggal 05 Aug 2018 oleh OSKM18_16818165_SAFI''I ABDUL KARIM. |
BANYUWANGI – Masyarakat Using Banyuwangi memiliki banyak tradisi di bulan Syawal. Selain Seblang, Barong Ider Bumi, setiap usai Lebaran ada tradisi Puter Kayun. Puter Kayun adalah tradisi napak tilas masyarakat Using Boyolangu, Kecamatan Giri Banyuwangi dengan cara beramai-ramai naik delman.
Ritual ini digelar satu tahun sekali, tepatnya hari ke-10 bulan Syawal. Ratusan warga ini mengendarai dokar (delman) dari Kelurahan Boyolangu menuju Pantai Watu Dodol sejauh lima belas kilometer.
Seperti siang tadi, Jumat (15/7), belasan dokar dihias aneka bunga cantik dan beragam asesoris yang menarik, layaknya andong wisata. Dokar-dokar ini adalah milik warga Boyolangu yang memang masih memegang adat Puter Kayun.
Puter Kayun dibuka oleh Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas. Dalam kesempatan itu, Bupati Anas mengatakan bahwa tradisi puter kayun yang masuk Banyuwangi Festival ini berasal dari masyarakat yang tumbuh dari bawah.
Bupati pun bangga bahwa tradisi puter kayun ini bisa masuk agenda besar Banyuwangi festival. Tradisi ini benar-benar prakarsa dari bawah dan pemerintah daerah akan terus mewadahi dan selalu nguri-nguri budaya yang telah tumbuh dan menjadi identitas masyarakat.
Selanjutnya Bupati Anas memecah kendi sebagai tanda dimulainya tradisi Puter Kayun. Anas mendapat kesempatan naik dokar utama, diikuti tamu dan warga desa lain yang ada di urutan belakangnya.
Sambil dokar berjalan, seluruh masyarakat Boyolangu berdiri mengiringi dokar-dokar di sepanjang jalan yang menjadi rute puter kayun. Sampai di urutan dokar terakhir, masyarakat pun bergeas mengikuti rombongan dokar-dokar ini hingga di pantai Watu Dodol.
Setelah sampai di Pantai Watu Dodol, mereka juga menggelar selamatan dengan makan bersama di sepanjang pantai sebagai ungkapan rasa syukur atas rezeki yang mereka dapatkan selama setahun terakhir.
Selain selamatan, sebagian tokoh adat juga menaburkan bunga berbagai rupa ke laut untuk menghormati para pendahulu mereka yang meninggal saat pembuatan jalan. Tradisi tersebut ternyata juga menjadi ajang berlibur dan bersilaturahmi bagi mereka yang tak sempat bertemu selama Lebaran.
Sebelum pelaksanaan puter kayun, tradisi ini diawali sejumlah ritual. Dimulai dari tradisi kupat sewu (seribu ketupat) yang digelar tiga hari sebelum puter kayun. Dalam kupat sewu ini, masyarakat Boyolangu membuat ketupat, lepet dan makanan lain sebagai pelengkap. Tiap rumah membuat kupat dan lepet untuk dibagi-bagikan kepada tetangga dan saudara. Selain dibagikan ketupat ini juga untuk selamatan yang digelar disepanjang jalan desa.
Keesokan harinya, Rabu 13 Juli dilanjutkan dengan arak-arakan beragam budaya mengelilingi kampung. Mulai dari tapekong, kebo-keboan, kuntulan, barong, ondel-ondel, gandrung, hadrah dan patrol semua ditampilkan. Rangkaian berikutnya, mereka berziarah ke makam Buyut Jakso yang ada di Boyolangu, lalu dilanjutkan dengan tradisi Puter Kayun.
#OSKMITB2018
Gambus
Oleh
agus deden
| 21 Jun 2012.
Gambus Melayu Riau adalah salah satu jenis instrumental musik tradisional yang terdapat hampir di seluruh kawasan Melayu.Pergeseran nilai spiritual... |
Hukum Adat Suku...
Oleh
Riduwan Philly
| 23 Jan 2015.
Dalam upaya penyelamatan sumber daya alam di kabupaten Aceh Tenggara, Suku Alas memeliki beberapa aturan adat . Aturan-aturan tersebut terbagi dala... |
Fuu
Oleh
Sobat Budaya
| 25 Jun 2014.
Alat musik ini terbuat dari bambu. Fuu adalah alat musik tiup dari bahan kayu dan bambu yang digunakan sebagai alat bunyi untuk memanggil pend... |
Ukiran Gorga Si...
Oleh
hokky saavedra
| 09 Apr 2012.
Ukiran gorga "singa" sebagai ornamentasi tradisi kuno Batak merupakan penggambaran kepala singa yang terkait dengan mitologi batak sebagai... |