
Buat masyarakat Kalsel khususnya daerah Hulu Sungai, itu adalah nama lain dari Putu Mayang atau Petulo kalo di Pulau Jawa.
Cuma bedanya putu mayang khas Kalsel ini hanya berwarna putih dgn serabut yg lebih halus dari putu mayang pada umumnya...
Katanya sih adonannya paling bagus jika di buat dari tepung yg berasal dr beras banjar usang (beras yg berumur lebih dari 6 bulan). Tapi demi kepraktisan, saya milih pake tepung beras kemasan buatan pabrik aja... Menurut saya sih ga ada perbedaan yg signifikan... Hmmm😕
Sama2 enak lah..
Untuk kuahnya ada sedikit perbedaan yakni adanya penambahan telur yg di kocok.. Jadi rasanya lebih 'lamak manis'...😋
Resep ini saya adaptasi dari resep Putu Mayang milik Ayien Rien... Terus saya modifikasi sedikiiiittt aja...😀
Tengkyu ya buat inspirasi nyaðŸ'Â😊

Masukkan adonan ke dalam cetakan putu mayang (lubang paling kecil). Tekan/putar sampai keluar berbentuk mi. Bentuk membulat seukuran tutup gelas, dan letakkan di atas loyang beralaskan daun pisang yg sdh di oles minyak.
Kukus selama 3-5 menit (saya ngukus sekitar 5 menitan). Angkat dari kukusan dan biarkan hingga dingin.
ðŸ' Kuah Santan : rebus gula merah dgn air secukupnya hingga cair, lalu saring. Ukur sebanyak 500 ml, tambahkan santan dan daun pandan, aduk. Kemudian rebus hingga mendidih. Kecilkan api, ambil sedikit rebusan, campur dgn telur kocok, aduk rata. Kembalikan campuran tsb ke dalam rebusan. Aduk2 sampai mendidih, lalu angkat.
Sajikan.
sumber : https://cookpad.com/id/resep/2007047-puracitputu-mayang-nya-banjar
Kelahiran seorang anak yang dinantikan tentu membuat seorang ibu serta keluarga menjadi bahagia karena dapat bertemu dengan buah hatinya, terutama bagi ibu (melahirkan anak pertama). Tetapi tidak sedikit pula ibu yang mengalami stress yang bersamaan dengan rasa bahagia itu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tentang makna dari pra-kelahiran seseorang dalam adat Nias khusunya di Nias Barat, Kecamatan Lahomi Desa Tigaserangkai, dan menjelaskan tentang proses kelahiran anak mulai dari memberikan nama famanoro ono khora sibaya. Metode pelaksanaan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode observasi dan metode wawancara dengan pendekatan deskriptif. pendekatan deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan fakta sosial dan memberikan keterangan yang jelas mengenai Pra-Kelahiran dalam adat Nias. Adapun hasil dalam pembahasan ini adalah pra-kelahiran, pada waktu melahirkan anak,Pemberian Nama (Famatorõ Tõi), acara famangõrõ ono khõ zibaya (Mengantar anak ke rumah paman),...
Prajurit pemanah dari komunitas pemanah berkuda indonesia (KPBI) mengikuti Festival Keraton Nusantara 2017. mewakili kesultanan kasepuhan cirebon. PAKAIAN: terdiri dari ikat kepala/ totopong khas sunda jenis mahkuta wangsa. kain sembongb berwarnaungu di ikat di pinggang bersamaan dengan senjata tajam seperti golok dan pisau lalu baju & celana pangsi sunda. dengan baju corak ukiran batik khas sunda di bagian dada. untuk alas kaki sebagian besar memakai sendal gunung, namun juga ada yang memakai sepatu berkuda. BUSUR: sebagian besar memakai busur dengan model bentuk turkis dan ada juga memakai busur model bentuk korea. ANAK PANAH: Semua nya memakai anak panah bahan natural seperti bambu tonkin, kayu mapple & kayu spruce QUIVER (TEMPAT ANAK PANAH): Semua pemanah menggunakan quiver jenis backside quiver atau hip quiver . yaitu quiver yang anak panah di pasang di pinggang dan apabila anak panah di pasang di dalam quiver , nock anak panah menghadap ke belaka...
aksi pertunjukan pusaka dan pasukan kesultanan kacirebonan dari balaikota cirebon sampai ke keraton kacirebonan
Para pasukan penjaga keraton Sumedang larang