|
|
|
|
Puput Serunai Tanggal 23 Sep 2014 oleh Oase . |
Bagi masyarakat Minang, nama serunai atau puput serunai, tak asing lagi. Alat musik ini diduga berasal dari nama shenai. Shenai sendiri merupakan alat musik yang berasal dariLembah Kasmir di datara India Utara. Dari sanalah muncul dugaan bahwa serunai atau puput serunai merupakan perkembangan dari alat musik pungi yang dipakai dalam musik para pemikat ular tradisional di India karena bentuknya yang hampir serupa, yaitu memiliki corong di ujungnya.
Alat musik tiup ini dikenal dari daerah pegunungan sampai pesisir Sumatera Barat. Misalnya, Luhak Nan Tigo yang meliputi Agam, Tanah Datar, dan Limo Puluah Koto, sedangkan pesisir, daerah Sumatera Barat sepanjang pantai samudera Hindia.
Alat yang digunakan untuk puput serunai terdiri dari batang padi, sejenis kayu atau bambu, tanduk kerbau atau daun kelapa. Untuk bagian penata bunyi, biasanya bahan terbuat dari kayu bambu talang atau capo ringkik. Capo ringkik sendiri adalah sejenis perdu, kayunya keras tetapi padabagian dalamnya lunak, sehingga mudah untuk dilubangi. Ukurannya, sebesar ibu jari tangan orang dewasa.
Serunai memiliki panjang sekitar 20 cm, diberi 4 lubang berjarak 2,5 cm. Fungsi lubang tersebut untuk mengatur irama. Sementara, nadanya alat musik ini sama dengan alat musik modern lainnya, yaitu nada pentatonis atau do-re-mi-fa-sol. Nada ini memang lazim pada alat musik tradisional Minang.
Puput dari serunai (bagian yang ditiup) umumnya terbuat dari kayu atau talang, bisajuga terbuat dari batang padi tua. Antara bagian puput dan badannya ada penyambung yang berfungsi sebagai pangkal puput. Panjangnya sekitar 5 cm, yang terbuat dari kayu keras. Penyambung ini dilubangi untuk saluran nafas, yang bersambungan dengan poros badan dan poros corong. Di bagian belakang penyambung ini berbentuk corong pula, dengan garis tengah 2 cm.
Bagian selanjutnya ialah bagian corong. Bagian ini merupakan bagian serunai yang dibentuk membasar. Bagian ini biasanya terbuat dari kayu (terutama kayu gabus), atau dari tanduk kerbau yang secara alamiah telah berbentuk lancip, ataupun dari daun kelapa yang dililitkan. Panjangnya sekitar 10 sampai 12 cm, dengan garis tengah 6 cm di bagian yang mengembang. Fungsi bagian ini tak lain untuk mengatur volume suara.
Setiap daerah di Sumatera Barat memiliki spesifikasi yang bervariasi dalam pembuatannya. Bahkan beberapa daerah menggunakan pengaturan cara menutup dan membuka permukaan corong untuk mengatur nada sendiri.
Acara keramaian adat seperti perkawinan, batagak panghulu (perhelatan penghulu), dan lain-lain menjadi ajang didendangkannya puput serunai. Alat musik ini juga kerap ditiup secara santai oleh perorangan pada saat memanen padi atau diladang. Bisa juga serunai dimainkan secara solo, koor, atau dikolaborasikan dengan alat musik tradisional lainnya, seperti talempong, gendang dan sebagainya. Apabila serunai dimainkan bersama instrumen lainnya seperti talempong, gendang dan gong maka panduan bunyinya sungguh merupakan irama klasik Minang yang amat menyentuh kalbu.
Sumber: http://kebudayaanindonesia.net/kebudayaan/873/serunai
Gambus
Oleh
agus deden
| 21 Jun 2012.
Gambus Melayu Riau adalah salah satu jenis instrumental musik tradisional yang terdapat hampir di seluruh kawasan Melayu.Pergeseran nilai spiritual... |
Hukum Adat Suku...
Oleh
Riduwan Philly
| 23 Jan 2015.
Dalam upaya penyelamatan sumber daya alam di kabupaten Aceh Tenggara, Suku Alas memeliki beberapa aturan adat . Aturan-aturan tersebut terbagi dala... |
Fuu
Oleh
Sobat Budaya
| 25 Jun 2014.
Alat musik ini terbuat dari bambu. Fuu adalah alat musik tiup dari bahan kayu dan bambu yang digunakan sebagai alat bunyi untuk memanggil pend... |
Ukiran Gorga Si...
Oleh
hokky saavedra
| 09 Apr 2012.
Ukiran gorga "singa" sebagai ornamentasi tradisi kuno Batak merupakan penggambaran kepala singa yang terkait dengan mitologi batak sebagai... |