Biasanya kita mendengar peyek pasti yang terlintas adalah peyek kacang tanah, udang, peyek kacang hijau dan lain-lain. Tapi berbeda dengan daerah Kulon Progo, disini terdepat peyek yang menggunakan bahan unik yaitu undur-undur. Undur-undur adalah hewan kecil dari laut yang bentuknya mirip serangga, hewan kecil ini dicari oleh nelayan dengan cara dijaring atau dicari di tepi pantai dengan alat tertentu. Meski dari bentuknya sedikit membuat geli bagi sebagian orang, namun saat menjadi peyek undur-undur goreng maka akan terasa lezat dan banyak memiliki manfaat juga khasiat sebagai penurun gula darah. Peyek undur-undur sangat mudah ditemukan di sekitar pantai yang ada di Jogjakarta karena di sana banyak orang yang menjualnya. Harganya sangat murah meriah, tapi jika kalian ingin membuatnya sendiripun cukup mudah. Cara membuatnya seperti peyek pada umumnya hanya saja bahannya diganti dengan menggunakan undur-undur.
Bumbu-bumbu:
500 gram undur-undur yang sudah dibersihkan
4 butir kemiri
4 siung bawang putih
1 sendok teh ketumbar bubuk
350 gram tepung beras
½ sendok makan tepung tapioka
250 cc santan kelapa
100 cc air putih
1 butir telur
1 sendok makan air kapur sirih (optional)
5 lembar daun jeruk, iris tipis (untuk menghilangkan bau amis)
Garam secukupnya
Minyak goreng secukupnya
Cara Membuat :
Campur telur ayam, bawang putih, garam, kemiri, ketumbar bubuk dan air kapur sirih. Haluskan bumbu tersebut dengan blender.
Campurkan undur-undur, tepung beras, tepung tapioka, bumbu halus, air, santan dan irisan daun jeruk. Aduk-aduk hingga merata.
Panaskan minyak goreng. Masukkan adonan tersebut di atas sedikit demi sedikit. Mulai dari bagian pinggir wajan sehingga membentuk lapisan tipis. Goreng di atas api sedang sampai matang kecoklatan. Angkat, lalu tiriskan.
Sumber :
http://jogjaupdate.com/6-kuliner-yang-bisa-dijadikan-oleh-oleh-khas-kulonprogo/
http://www.resepnasional.com/cara-membuat-peyek-kacang-renyah-dan-gurih/
Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.
SMP Negeri 1 Berbah terletak di Tanjung Tirto, Kelurahan Kalitirto, Kecamatan Berbah, Sleman. Gedung ini awalnya merupakan rumah dinas Administratuur Pabrik Gula Tanjung Tirto yang dibangun pada tahun 1923. Selama pendudukan Jepang, bangunan ini digunakan sebagai rumah dinas mandor tebu. Setelah Indonesia merdeka, bangunan tersebut sempat kosong dan dikuasai oleh pasukan TNI pada Serangan Umum 1 Maret 1949, tanpa ada yang menempatinya hingga tahun 1951. Sejak tahun 1951, bangunan ini digunakan untuk kegiatan sekolah, dimulai sebagai Sekolah Teknik Negeri Kalasan (STNK) dari tahun 1951 hingga 1952, kemudian berfungsi sebagai STN Kalasan dari tahun 1952 hingga 1969, sebelum akhirnya menjadi SMP Negeri 1 Berbah hingga sekarang. Bangunan SMP N I Berbah menghadap ke arah selatan dan terdiri dari dua bagian utama. Bagian depan bangunan asli, yang sekarang dijadikan kantor, memiliki denah segi enam, sementara bagian belakangnya berbentuk persegi panjang dengan atap limasan. Bangunan asli dib...
Pabrik Gula Randugunting menyisakan jejak kejayaan berupa klinik kesehatan. Eks klinik Pabrik Gula Randugunting ini bahkan telah ditetapkan sebagai cagar budaya di Kabupaten Sleman melalui SK Bupati Nomor Nomor 79.21/Kep.KDH/A/2021 tentang Status Cagar Budaya Kabupaten Sleman Tahun 2021 Tahap XXI. Berlokasi di Jalan Tamanmartani-Manisrenggo, Kalurahan Tamanmartani, Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, pabrik ini didirikan oleh K. A. Erven Klaring pada tahun 1870. Pabrik Gula Randugunting berawal dari perkebunan tanaman nila (indigo), namun, pada akhir abad ke-19, harga indigo jatuh karena kalah dengan pewarna kain sintesis. Hal ini menyebabkan perkebunan Randugunting beralih menjadi perkebunan tebu dan menjadi pabrik gula. Tahun 1900, Koloniale Bank mengambil alih aset pabrik dari pemilik sebelumnya yang gagal membayar hutang kepada Koloniale Bank. Abad ke-20, kemunculan klinik atau rumah sakit di lingkungan pabrik gula menjadi fenomena baru dalam sejarah perkembangan rumah sakit...
Kompleks Panti Asih Pakem yang terletak di Padukuhan Panggeran, Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, merupakan kompleks bangunan bersejarah yang dulunya berfungsi sebagai sanatorium. Sanatorium adalah fasilitas kesehatan khusus untuk mengkarantina penderita penyakit paru-paru. Saat ini, kompleks ini dalam kondisi utuh namun kurang terawat dan terkesan terbengkalai. Beberapa bagian bangunan mulai berlumut, meskipun terdapat penambahan teras di bagian depan. Kompleks Panti Asih terdiri dari beberapa komponen bangunan, antara lain: Bangunan Administrasi Paviliun A Paviliun B Paviliun C Ruang Isolasi Bekas rumah dinas dokter Binatu dan dapur Gereja
Jembatan Plunyon merupakan bagian dari wisata alam Plunyon-Kalikuning yang masuk kawasan TNGM (Taman Nasional Gunung Merapi) dan wisatanya dikelola Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) setempat, yaitu Kalikuning Park. Sargiman, salah seorang pengelola wisata alam Plunyon-Kalikuning, menjelaskan proses syuting KKN Desa Penari di Jembatan Plunyon berlangsung pada akhir 2019. Saat itu warga begitu penasaran meski syuting dilakukan secara tertutup. Jembatan Plunyon yang berada di Wisata Alam Plunyon-Kalikuning di Cangkringan, Kabupaten Sleman. Lokasi ini ramai setelah menjadi lokasi syuting film KKN Desa Penari. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan zoom-in-whitePerbesar Jembatan Plunyon yang berada di Wisata Alam Plunyon-Kalikuning di Cangkringan, Kabupaten Sleman. Lokasi ini ramai setelah menjadi lokasi syuting film KKN Desa Penari. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan "Syuting yang KKN itu kebetulan, kan, 3 hari, yang 1 hari karena gunungnya tidak tampak dibatalkan dan diu...