Permainan Tradisional
Permainan Tradisional
Permainan Tradisional Kalimantan Barat Pulau Borneo
Permainan Tradisional Suku Dayak

Suku Dayak merupakan salah satu suku dari 1000an suku di Indonesia, Suku Dayak mempati wilayah di bagian Kalimantan. Suku Dayak juga mempunyai permainan tradisonal, yaitu

 

  1. Gabat 

                  Permainan ini dimainkan oleh beberapa anak kecil. Permainan diawali dengan menggambar sebuah bentuk di tanah dan di dalamnya dibagi-bagi menjadi kotak-kotak untuk tempat jalan pemain. Setiap pemain diharuskan mempunyai gabat atau tanda sebagai syarat permainanan. Setiap pemain harus mempunyai 1 gabat masing-masing. Gabat biasanya berbentuk pipih, dan pemain bebas memilih gabat mereka dari benda apapun yang disukainya. Biasanya yang digunakan sebagai gabat adalah batu, pecahan genteng, pecahan plafon atau bahkan kayu tipis. Ukuran gabat tidak ditentukan, sesuai keinginan pemain.

                   Awalnya, setiap gabat diletakkan di urutan pertama jalannya permainan (lihat gambar).  Pemain harus jalan melewati setiap kotak tanpa menyentuh garis pinggir kotak. Kotak yang telah terisi gabat tidak boleh diinjak/dilewati. Jika gabat ada di kotak nomor 1, maka pemain harus berjalan melewati kotak 2-3-4-5-6-7-8-6-5-4-3-2, kemudian mengambil gabatnya di nomor 1 dan keluar kotak. Kemudian pemain melanjutkan meletakkan gabatnya dengan cara dilempar ke kotak nomor 2. Karena kotak nomor 1 dan nomor 2 telah terisi gabat, maka pemain harus langsung menuju ke kotak 3 dan melanjutkan permainan seperti sebelumnya. Hal itu terus berlanjut hingga pemain terakhir.

                 Ketika gabat dari kotak terakhir sudah diambil dan pemain sudah lolos, maka pemain tersebut harus menendang gabatnya perlahan-lahan dengan satu kaki dan kaki lainnya terangkat, melewati kotak demi kotak sesuai urutan seperti permainan sebelumnya.

                   Jika seseorang sudah sampai di kotak terakhir, maka pemain tersebut harus melempar gabatnya dengan cara menutup mata dan membelakangi kotak. Tampat jatuhnya gabat pemain tersebut nantinya menjadi kapit pemain atau sawah, dimana kotak yang menjadi kapit salah satu pemain tidak boleh diinjak oleh pemain lain

  1. Ukau

                   Ukau adalah permainan menggunakan batu kerikil kecil yang berjumlah 5 buah. Permainan ini dapat dimainkan oleh beberapa orang sekaligus. Tidak ada aturan yang membatasi permainan ini. Permainan diawali dengan melempar secara pelan 5 batu tersebut ke lantai atau tanah. Ambil salah satu batu kemudian lempar ke atas dan secara bersamaan ambil 1 batu yang tergeletak di bawah. Lakukan hingga batu yang di bawah habis. Langkah selanjutnya tidak berbeda, hanya batu yang diambil berjumlah sekaligus 2 buah, kemudian dilanjutkan 3. Selanjutnya, jika ingin mengambil 4 batu sekaligus karena 1 batu menjadi lemparan, 4 batu tersebut harus ditelungkupkan menjadi 1 bersamaan dengan melempar satu batu yang telah dipilih. Jadi, awalnya 5 batu tersebut berada di telapak tangan, kemudian lempar ke atas salah satu batu pelempar dan telungkupkan 4 batu ke tanah dan segeralah menangkap batu yang dilempar tadi.

                 Langkah permainan yang selanjutnya adalah 5 batu tersebut dilempar ke atas dan ditangkap menggunakan punggung tangan. Jika sudah ada di punggung tangan, lempar lagi batu tersebut dan tangkap menggunakan telapak tangan menghadap ke depan, bukan menunggu jatuh ketika telapak tangan terbuka ke atas. Pemain akan dianggap mati atau gagal jika tidak bisa menangkap batu pada masing-masing tahap permainan kecuali tahap penangkapan dengan punggung tangan. Jika salah satu pemain gagal, maka itu waktunya pemain lain menjalankan permainan. Begitu seterusnya hingga seluruh pemain menyelesaikan permainan ini.

  1. Beyang

                 Beyang dalam bahasa Indonesia diartikan gasing. Permainan ini dilakukan oleh anak-anak dari balita hingga SMP baik laki-laki maupun perempuan. Beyang terbuat dari kayu, yang dibentuk seperti bawang tetapi memiliki pangkal yang digunakan untuk mengikat tali beyang. Beyang harus dibentuk simetris agar dapat berputar lama dan bagus. Ukuran beyang macam-macam, ada beyang yang kecil dengan tinggi 8cm, ada juga beyang yang besar dengan tinggi mencapai 20cm dan lebar 10cm.

                Beyang dapat dibuat melingkar seluruhnya dengan pangkal dibawah dan ujung yang lancip. Namun, ada juga beyang yang badannya dibuat agak pipih atau gepeng, dengan pangkal dan ujung yang lancip. Beyang diputarkan dengan cara melilitkan tali pada pangkal beyang yang memang dibuat untuk melilitkan tali. Panjang tali beyang biasanya sepanjang lilitan hingga setengah tinggi beyang. Tali beyang mempunyai ujung yang kecil hingga setengah panjang tali, kemudian talinya semakin ke pangkal semakin besar. Ketika tali sudah dililitkan, sisakan sedikit tali beyang agar dapat kita pegang untuk memutarkannya. Beyang diputar dengan cara dilempar ke tanah sambil menarik tali beyang

Sumber : https://hulumahakam.wordpress.com/2012/11/25/permainan-tradisional-suku-dayak/

#OSKM ITB 2018

 

 

Diskusi

Silahkan masuk untuk berdiskusi.

Daftar Diskusi

Rekomendasi Entri

Gambar Entri
Tradisi MAKA
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Nusa Tenggara Barat

MAKA merupakan salah satu tradisi sakral dalam budaya Bima. Tradisi ini berupa ikrar kesetiaan kepada raja/sultan atau pemimpin, sebagai wujud bahwa ia bersumpah akan melindungi, mengharumkan dan menjaga kehormatan Dou Labo Dana Mbojo (bangsa dan tanah air). Gerakan utamanya adalah mengacungkan keris yang terhunus ke udara sambil mengucapkan sumpah kesetiaan. Berikut adalah teks inti sumpah prajurit Bima: "Tas Rumae… Wadu si ma tapa, wadu di mambi’a. Sura wa’ura londo parenta Sara." "Yang mulia tuanku...Jika batu yang menghadang, batu yang akan pecah, jika perintah pemerintah (atasan) telah dikeluarkan (diturunkan)." Tradisi MAKA dalam Budaya Bima dilakukan dalam dua momen: Saat seorang anak laki-laki selesai menjalani upacara Compo Sampari (ritual upacara kedewasaan anak laki-laki Bima), sebagai simbol bahwa ia siap membela tanah air di berbagai bidang yang digelutinya. Seharusnya dilakukan sendiri oleh si anak, namun tingkat kedewasaan anak zaman dulu dan...

avatar
Aji_permana
Gambar Entri
Wisma Muhammadiyah Ngloji
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
SMP Negeri 1 Berbah
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

SMP Negeri 1 Berbah terletak di Tanjung Tirto, Kelurahan Kalitirto, Kecamatan Berbah, Sleman. Gedung ini awalnya merupakan rumah dinas Administratuur Pabrik Gula Tanjung Tirto yang dibangun pada tahun 1923. Selama pendudukan Jepang, bangunan ini digunakan sebagai rumah dinas mandor tebu. Setelah Indonesia merdeka, bangunan tersebut sempat kosong dan dikuasai oleh pasukan TNI pada Serangan Umum 1 Maret 1949, tanpa ada yang menempatinya hingga tahun 1951. Sejak tahun 1951, bangunan ini digunakan untuk kegiatan sekolah, dimulai sebagai Sekolah Teknik Negeri Kalasan (STNK) dari tahun 1951 hingga 1952, kemudian berfungsi sebagai STN Kalasan dari tahun 1952 hingga 1969, sebelum akhirnya menjadi SMP Negeri 1 Berbah hingga sekarang. Bangunan SMP N I Berbah menghadap ke arah selatan dan terdiri dari dua bagian utama. Bagian depan bangunan asli, yang sekarang dijadikan kantor, memiliki denah segi enam, sementara bagian belakangnya berbentuk persegi panjang dengan atap limasan. Bangunan asli dib...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Pabrik Gula Randugunting
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Pabrik Gula Randugunting menyisakan jejak kejayaan berupa klinik kesehatan. Eks klinik Pabrik Gula Randugunting ini bahkan telah ditetapkan sebagai cagar budaya di Kabupaten Sleman melalui SK Bupati Nomor Nomor 79.21/Kep.KDH/A/2021 tentang Status Cagar Budaya Kabupaten Sleman Tahun 2021 Tahap XXI. Berlokasi di Jalan Tamanmartani-Manisrenggo, Kalurahan Tamanmartani, Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, pabrik ini didirikan oleh K. A. Erven Klaring pada tahun 1870. Pabrik Gula Randugunting berawal dari perkebunan tanaman nila (indigo), namun, pada akhir abad ke-19, harga indigo jatuh karena kalah dengan pewarna kain sintesis. Hal ini menyebabkan perkebunan Randugunting beralih menjadi perkebunan tebu dan menjadi pabrik gula. Tahun 1900, Koloniale Bank mengambil alih aset pabrik dari pemilik sebelumnya yang gagal membayar hutang kepada Koloniale Bank. Abad ke-20, kemunculan klinik atau rumah sakit di lingkungan pabrik gula menjadi fenomena baru dalam sejarah perkembangan rumah sakit...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Kompleks Panti Asih Pakem
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Kompleks Panti Asih Pakem yang terletak di Padukuhan Panggeran, Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, merupakan kompleks bangunan bersejarah yang dulunya berfungsi sebagai sanatorium. Sanatorium adalah fasilitas kesehatan khusus untuk mengkarantina penderita penyakit paru-paru. Saat ini, kompleks ini dalam kondisi utuh namun kurang terawat dan terkesan terbengkalai. Beberapa bagian bangunan mulai berlumut, meskipun terdapat penambahan teras di bagian depan. Kompleks Panti Asih terdiri dari beberapa komponen bangunan, antara lain: Bangunan Administrasi Paviliun A Paviliun B Paviliun C Ruang Isolasi Bekas rumah dinas dokter Binatu dan dapur Gereja

avatar
Bernadetta Alice Caroline