
Perkembangan Teater
Perkembangan teater dewasa ini berjalan sebagaimana mestinya, artinya tetap ada teater dan tetap ada pementasan. Sebab memang fasilitasnya ada dan tersedia, seperti ditingkat anak-anak ada Festival Teater Anak, ditingkat SMU ada Festival Teater SMU, ditingkat Mahasiswa ada Koteka, dan di kalangan umum ada Festival Teater Jakarta. Mengenai prestasi group teater itu sendiri sifatnya akumulatif, artinya ada group yang tahun ini baik belum tentu baik di tahun depan, semua itu ditutup dengan group lainnya, seperti di Festival Teater Jakarta begitu, dan bahkan di Festival Teater Besar pun seperti itu. Sekarang timbullah pertanyaan bahwa kenapa semua hal itu bisa terjadi? Karena atmosfir berteater di daerah satu dengan daerah lainnya tidak sama. Oleh karenanya atmosfir berteater tersebut mempunai pengaruh yang sangat besar. Kalau dilihat dari tolak ukur perbandingan itu semua bersifat flukluatif. Namun demikian, perlu kita sepakati bersama bahwa teater itu tidak hanya persoalan artistik. Dengan teater itu kita dapat belajar bersama-sama untuk memberdayakan diri. Urusan artistik, akting bagus, panggung yang indah eksploratif, semua itu hanya satu hal atau sebagian kecil dalam berteater. Tetapi ada hal yang lain dari itu semua dan dapat dikatakan bahwa bagaimana teater bisa menjadi alat perantara kita semua untuk memberdayakan diri dan bangsa.
Kelahiran seorang anak yang dinantikan tentu membuat seorang ibu serta keluarga menjadi bahagia karena dapat bertemu dengan buah hatinya, terutama bagi ibu (melahirkan anak pertama). Tetapi tidak sedikit pula ibu yang mengalami stress yang bersamaan dengan rasa bahagia itu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tentang makna dari pra-kelahiran seseorang dalam adat Nias khusunya di Nias Barat, Kecamatan Lahomi Desa Tigaserangkai, dan menjelaskan tentang proses kelahiran anak mulai dari memberikan nama famanoro ono khora sibaya. Metode pelaksanaan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode observasi dan metode wawancara dengan pendekatan deskriptif. pendekatan deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan fakta sosial dan memberikan keterangan yang jelas mengenai Pra-Kelahiran dalam adat Nias. Adapun hasil dalam pembahasan ini adalah pra-kelahiran, pada waktu melahirkan anak,Pemberian Nama (Famatorõ Tõi), acara famangõrõ ono khõ zibaya (Mengantar anak ke rumah paman),...
Prajurit pemanah dari komunitas pemanah berkuda indonesia (KPBI) mengikuti Festival Keraton Nusantara 2017. mewakili kesultanan kasepuhan cirebon. PAKAIAN: terdiri dari ikat kepala/ totopong khas sunda jenis mahkuta wangsa. kain sembongb berwarnaungu di ikat di pinggang bersamaan dengan senjata tajam seperti golok dan pisau lalu baju & celana pangsi sunda. dengan baju corak ukiran batik khas sunda di bagian dada. untuk alas kaki sebagian besar memakai sendal gunung, namun juga ada yang memakai sepatu berkuda. BUSUR: sebagian besar memakai busur dengan model bentuk turkis dan ada juga memakai busur model bentuk korea. ANAK PANAH: Semua nya memakai anak panah bahan natural seperti bambu tonkin, kayu mapple & kayu spruce QUIVER (TEMPAT ANAK PANAH): Semua pemanah menggunakan quiver jenis backside quiver atau hip quiver . yaitu quiver yang anak panah di pasang di pinggang dan apabila anak panah di pasang di dalam quiver , nock anak panah menghadap ke belaka...
aksi pertunjukan pusaka dan pasukan kesultanan kacirebonan dari balaikota cirebon sampai ke keraton kacirebonan
Para pasukan penjaga keraton Sumedang larang