Cerita Rakyat
Cerita Rakyat
Cerita rakyat Sumatera Barat Aripan
Pemangsa anak buahnya setan
- 10 Agustus 2018
Sebuah desa yang dikenal dengan sebutan ARIPAN yang banyak orang belum mengenalnya, bahkan orang Padang sekalipun. Memang Aripan terkenal daerah bagian pelosok yang berujung pada jalan buntu. Namun, saya sebagai anak kelahiran Aripan sangat mencintai kampung halaman saya tersebut. Yang daerahnya masih sangat asri dan jauh dari polusi yang menyesakan serta desa yang masih tergolong kental akan budaya. Kali ini saya akan membagi sebuah cerita yang berkembang pada kampung halaman saya tersebut yakni,
Pemangsa Anak Buahnya Setan
 
Aripan, memang terkenal dengan pemandangan hijau yang luas dan lepas. Yang telah lumrahnya bagi kami untuk sewaktu waktu saling berbagi tempat dengan penghuni-penghuni rimba. Di desa nan asri tersebut dahulunya hanya terdiri dari beberapa kepala keluarga. Dan anak-anakpun bebas bermain di desa tersebut. Pada suatu hari, sebuah keluarga yang telah lama mendiam disana panik dan menghimbau warga warga lainnya karena anaknya tak kunjung pulang hingga larut malam.
 
Akhirnya warga bergotong royong untuk menemukan putri dari keluarga tersebut. Keluarga itupun menceritakan kronologis yang menimpa putrinya tersebut. Siang harinya sang putri yang hilang tersebut bermain bersama adiknya. Saat fajar mulai tenggelam sang kakak mengajak adiknya untuk pulang. Sang kakakpun mengiring adiknya dari belakang. Namun, saat sampai dirumah sang adik menyadari ada yang aneh ketika kicauannya tak ditanggapi sedikitpun oleh sang kakak. Saat sang adik menoleh kebelakang ternyata ia tak dapat melihat sosok kakaknya. Awalnya ia berpikir sang kakak sedang menjahilinya dan ia pun langsung masuk ke rumah. Namun setelah keluarga tersebut melaksanakan maghrib berjamaah sang kakak tak kunjung tampak. Sang ayahpun bertanya pada gadis kecil itu tentang keberadaan kakaknya. Seketika sang ayah panik dan risau mendengar penjelasan dari gadis kecilnya itu.
 
Sembari menceritakan kronologis tersebut pada warga warga yang ikut mencari putrinya, terdengar teriak salah seorang warga yang menemukan baju sang putri yang robek dan berlumuran darah serta sebuah sendal jepit. Haru pilupun tak terbendung pada gelap malam itu. Sang adik yang mendengar tangis haru itu langsung menghampiri ayahnya yang sedang memeluk baju terakhir yang dapat dikenakan kakaknya didunia ini.
 
Tiba-tiba sang adik berteriak ”Ayah, itu sendal kakak yang putus” dengan menunjuk kearah sebuah sendal yang telah rusak dan koyak. “Memangnya apa hal yang telah terjadi Nak?” tanya sang ayah yang berusaha menahan air matanya. “Tadi, salah satu sendal kakak putus dan kami tak dapat memperbaikinya. Lalu kakak menentengnya pulang berharap ayah dapat memperbaikinya namun kakak terus mencoba memperbaiki sendal tersebut dan yang sebelahnya lagi tetap kakak gunakan, agar ketika kakak berhasil memperbaiki sendalnya yang rusak ia dapat langsung memakai keduanya.”
 
Sang ayah hening dengan tatapan kosong setelah mendengar gadis kecil itu mencerikan semuanya. Ternyata dibalik semua itu, dari dulu telah berkembang cerita Pemangsa Anak Buahnya Setan, yaitu Harimau Putih. Beredar kepercayaan bahwa harimau putih akan menerkam orang yang memakai sandal hanya sebelah. Tak ada yang tau alasan pasti mengenai hal tersebut. Dalam bahasa minangnya “Kato urang gaek gaek ndak elok makai tarompa sabalah sabalah tu do, kok ndak bisa dipakai kaduonya bukak bana kaduonyo” yang menjelaskan larangan memakai sandal hanya sebelah.
 
Namun ternyata Abu Hurairah Radhiallahu ‘Anhu telah menjelaskan, bahwa Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
”Janganlah kalian berjalan dengan memakai satu sendal, hendaknya dia melepaskan keduanya, atau memakai keduanya”. (HR. Bukhari No. 5856 dan Muslim No. 2097)
 
Dalam riwayat lain Beliau Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
“Jika tali sendal kalian putus maka janganlah dia berjalan dengan sendal yang satunya sampai dia memperbaiki dulu sendalnya” (yang putus) itu. (HR. Muslim No. 2098)
 
Kenapa dilarang? Para ulama seperti Imam Al Baihaqi, Imam An Nawawi, Imam Al Khathabi, Imam Ibnul ‘Arabi, Imam As Suyuthi, dan lainnya menyebutkan beberapa alasan hikmah pelarangan ini, yakni:
–         Menyerupai cara jalannya setan
–         Menghilangkan keseimbangan ketika berjalan sehingga tidak enak dilihat
–         Menurunkan wibawa
–         Membuatnya menjadi pusat perhatian karena apa yang dipakainya
–         Membahayakan dirinya sendiri, baik bisa terjatuh, atau menjadi tidak terlindung dari duri dan semisalnya.
 
Maka dari itu, harimau putih yang sangat jarang dijumpai warga sekitarpun dikenal dengan pemangsa anak buahnya setan. Yang kemudian cerita tersebut terus disebarkan dari generasi ke generasi, di luar apakah cerita tersebut benar benar ada atau hanya sekedar fiksi. Namun cerita tersebut membuat warga menghindari tingkah laku yang menyerupai setan dan makin mendekatkan diri pada ALLAH SWT.
 

 

Diskusi

Silahkan masuk untuk berdiskusi.

Daftar Diskusi

Rekomendasi Entri

Gambar Entri
Tradisi MAKA
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Nusa Tenggara Barat

MAKA merupakan salah satu tradisi sakral dalam budaya Bima. Tradisi ini berupa ikrar kesetiaan kepada raja/sultan atau pemimpin, sebagai wujud bahwa ia bersumpah akan melindungi, mengharumkan dan menjaga kehormatan Dou Labo Dana Mbojo (bangsa dan tanah air). Gerakan utamanya adalah mengacungkan keris yang terhunus ke udara sambil mengucapkan sumpah kesetiaan. Berikut adalah teks inti sumpah prajurit Bima: "Tas Rumae… Wadu si ma tapa, wadu di mambi’a. Sura wa’ura londo parenta Sara." "Yang mulia tuanku...Jika batu yang menghadang, batu yang akan pecah, jika perintah pemerintah (atasan) telah dikeluarkan (diturunkan)." Tradisi MAKA dalam Budaya Bima dilakukan dalam dua momen: Saat seorang anak laki-laki selesai menjalani upacara Compo Sampari (ritual upacara kedewasaan anak laki-laki Bima), sebagai simbol bahwa ia siap membela tanah air di berbagai bidang yang digelutinya. Seharusnya dilakukan sendiri oleh si anak, namun tingkat kedewasaan anak zaman dulu dan...

avatar
Aji_permana
Gambar Entri
Wisma Muhammadiyah Ngloji
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
SMP Negeri 1 Berbah
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

SMP Negeri 1 Berbah terletak di Tanjung Tirto, Kelurahan Kalitirto, Kecamatan Berbah, Sleman. Gedung ini awalnya merupakan rumah dinas Administratuur Pabrik Gula Tanjung Tirto yang dibangun pada tahun 1923. Selama pendudukan Jepang, bangunan ini digunakan sebagai rumah dinas mandor tebu. Setelah Indonesia merdeka, bangunan tersebut sempat kosong dan dikuasai oleh pasukan TNI pada Serangan Umum 1 Maret 1949, tanpa ada yang menempatinya hingga tahun 1951. Sejak tahun 1951, bangunan ini digunakan untuk kegiatan sekolah, dimulai sebagai Sekolah Teknik Negeri Kalasan (STNK) dari tahun 1951 hingga 1952, kemudian berfungsi sebagai STN Kalasan dari tahun 1952 hingga 1969, sebelum akhirnya menjadi SMP Negeri 1 Berbah hingga sekarang. Bangunan SMP N I Berbah menghadap ke arah selatan dan terdiri dari dua bagian utama. Bagian depan bangunan asli, yang sekarang dijadikan kantor, memiliki denah segi enam, sementara bagian belakangnya berbentuk persegi panjang dengan atap limasan. Bangunan asli dib...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Pabrik Gula Randugunting
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Pabrik Gula Randugunting menyisakan jejak kejayaan berupa klinik kesehatan. Eks klinik Pabrik Gula Randugunting ini bahkan telah ditetapkan sebagai cagar budaya di Kabupaten Sleman melalui SK Bupati Nomor Nomor 79.21/Kep.KDH/A/2021 tentang Status Cagar Budaya Kabupaten Sleman Tahun 2021 Tahap XXI. Berlokasi di Jalan Tamanmartani-Manisrenggo, Kalurahan Tamanmartani, Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, pabrik ini didirikan oleh K. A. Erven Klaring pada tahun 1870. Pabrik Gula Randugunting berawal dari perkebunan tanaman nila (indigo), namun, pada akhir abad ke-19, harga indigo jatuh karena kalah dengan pewarna kain sintesis. Hal ini menyebabkan perkebunan Randugunting beralih menjadi perkebunan tebu dan menjadi pabrik gula. Tahun 1900, Koloniale Bank mengambil alih aset pabrik dari pemilik sebelumnya yang gagal membayar hutang kepada Koloniale Bank. Abad ke-20, kemunculan klinik atau rumah sakit di lingkungan pabrik gula menjadi fenomena baru dalam sejarah perkembangan rumah sakit...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Kompleks Panti Asih Pakem
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Kompleks Panti Asih Pakem yang terletak di Padukuhan Panggeran, Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, merupakan kompleks bangunan bersejarah yang dulunya berfungsi sebagai sanatorium. Sanatorium adalah fasilitas kesehatan khusus untuk mengkarantina penderita penyakit paru-paru. Saat ini, kompleks ini dalam kondisi utuh namun kurang terawat dan terkesan terbengkalai. Beberapa bagian bangunan mulai berlumut, meskipun terdapat penambahan teras di bagian depan. Kompleks Panti Asih terdiri dari beberapa komponen bangunan, antara lain: Bangunan Administrasi Paviliun A Paviliun B Paviliun C Ruang Isolasi Bekas rumah dinas dokter Binatu dan dapur Gereja

avatar
Bernadetta Alice Caroline