Makanan khas Sulawesi Utara lainnya yang juga sangat enak ini adalah Payangka. Menu Ikan Payangka atau disebut juga Betutu atau Marbel Goby ini termasuk kategori makanan khas dari Sulawesi Utara. Karena ikan Payangka ini hanya bisa ditemukan di Danau Tondano. Bahkan Ikan Payangka ini pernah diminta oleh Kaisar Jepang untuk diteliti.
Ikan yang hidup di dasar air Danau Tondano ini memang sangat enak jika digoreng. Keistimewaan makanan khas Sulawesi Utara ini rasanya gurih dan juga manis. Selain itu Payangka juga terasa sedap jika diolah dengan bumbu Woku. Bumbunya sama dengan Mujair Woku. Nah jika kamu ingin mencoba makanan ini, kamu bisa datang langsung ke Tondano.
Ikan Payangka adalah ikan yang bernama ilmiah Ophieleotris. ikan ini hidup di air tawar, berpenampakan pipih seperti ikan lele, namun tidak berkumis dengan ukuran maksimal 17 cm dengan lebar sekitar 3.5 cm.
Saya pernah mendiskusikan tentang ikan ini dalam suatu grup masak di facebook, tapi rata rata tidak memberikan jawaban yang memuaskan. Ada yang menyebutnya dengan ikan kutuk/betutu, memang secara fisik banyak persamaannya. Namun yang menjadi berbeda adalah tentang ukurannya. Dimana ikan kutuk/betutu dewasa ukurannya lebih besar dari ikan payangka. Juga ukuran kepalanya. Kepala ikan betutu lebih besar dari ikan Payangka. Ada juga yang menyebutkan bahwa ini adalah ikan gabus. Ya, lagi lagi kembali ke ukurannya. Ikan Gabus dewasa berukuran besar, sedangkan ikan ini lebih kecil seperti yang sudah saya jelasakan di atas. Yang agak bisa masuk logika saya, dengan ada yang menyebutnya Ikan Bujuk. Karena saat kita bicara tentang ukuran dan ciri ciri fisik ikan ini, memang cocok dengan apa yang namanya ikan Bujuk Menurut nara sumbernya, ikan Bujuk ini hidup di perairan danau Toba, namun populasinya sudah berkurang. Ya kurang lebih sama seperti keadaannya di danau Tondano.
Populasi ikan Payangka belakangan ini sudah mulai terancam akibat pertumbuhan enceng gondok yang tidak terkendali. Juga dengan adanya pendangkalan danau, semakin membuat populasi ikan ini terus berkurang.
Ikan Payangka ini secara fisik berwarna hitam dengan setrip merah ataupun kuning pada badannya. Daging berwarna putih dengan tekstur yang cukup keras jika sudah matang (keras loh ya bukan alot). Sehingga saya berkesimpulan bahwa ikan ini sepertinya enak jika diolah menjadi empek empek. Seperti yang pernah saya baca dalam beberapa tulisan bahwa awalnya empek empek sebetulnya terbuat dari ikan Gabus. (Mohon dikoreksi jika saya keliru). Menurut saya juga ikan ini enak di tim bumbu Cina.
Namun olahan masayarakat setempat untuk saat ini barulah sampai pada pengolahan bertajuk Selera Minahasa. Secara umum belum merambah ke tahap mencoba mengaplikasikannya dengan olahan non Minahasa. Ya, olahan “berpakem” orang Manado, yakni di goreng dan dimasak woku belanga.
Menurut masyarakat setempat ikan ini berkhasiat untuk stamina, sama halnya dengan ikan malas/betutu. Sangat disarankan untuk dikonsumsi terutama bagi yang habis sakit dan sedang dalam masa pemulihan.
Bisa dibeli di:
Sumber:
Bahan: 1 buah tomat, potong dadu 2 ekor ikan tongkol ukuran sedang (1/2kg) 1/2 bks bumbu marinasi bubuk 1 sdt bawang putih Secukupnya garam Secukupnya gula 7 siung bawang merah, iris 5 buah cabe rawit, iris 2 batang sereh, ambil bagian putihnya, iris 3 lembar daun jeruk, iris tipis-tipis 1 bks terasi ABC Minyak untuk menumis Secukupnya air Cara memasak: Cuci bersih ikan tongkol. Taburi bumbu marinasi desaku, garam secukupnya, air 2 sdm ke ikan tongkol. Siapkan bahan-bahan. Iris tipis bawang merah, daun jeruk, seret, cabe rawit. Kukus ikan tongkol selama 10 menit. Lapisi dengan daun pisang atau daun kunyit. Boleh jg tidak d lapisi. Setelah ikan di kukus, goreng ikan. Tumis bawang merah dan bahan lainnya. Masukkan terasi yg telah dihancurkan. Setelah matang, masukkan ikan yang telah digoreng. Aduk hingga rata. Sajikan dengan nasi hangat. Sumber: https://cookpad.com/id/resep/24995999?ref=search&search_term=dabu+dabu
Bahan-bahan Porsi 2 orang Bumbu Ikan bakar : 2 ekor ikan peda 1 sdm kecap 1/2 sdm Gula merah 1/2 sdt garam Minyak goreng Bahan sambal dabu-dabu : 7 buah cabe rawit merah, iris kecil 1 buah tomat merah, iris dadu 3 siung bawang merah,iris halus 2 lembar daun jeruk, buang tulang tengah daun, iris tipis 2 sdm minyak goreng panas Cara Membuat: Marinasi ikan dengan air perasan jeruk nipis dan garam secukupnya, diamkan 20 menit, kemudian panggang diatas teflon(aku di happycall yang dialasi daun pisang) sesekali olesi minyak plus bumbu ke ikannya(aku pakai bumbu kecap dan gula merah) panggang sampai matang. Cara bikin Sambal dabu-dabu : Campurkan semua bahan sambal dabu-dabu ke dalam mangkok kecuali minyak kelapa, panaskan minyak kelapa, kemudian siram diatas sambal tadi, sajikan ikan peda bakar dengan sambal dabu-dabu. Sumber: https://cookpad.com/id/resep/15232544?ref=search&search_term=peda+bakar
MAKA merupakan salah satu tradisi sakral dalam budaya Bima. Tradisi ini berupa ikrar kesetiaan kepada raja/sultan atau pemimpin, sebagai wujud bahwa ia bersumpah akan melindungi, mengharumkan dan menjaga kehormatan Dou Labo Dana Mbojo (bangsa dan tanah air). Gerakan utamanya adalah mengacungkan keris yang terhunus ke udara sambil mengucapkan sumpah kesetiaan. Berikut adalah teks inti sumpah prajurit Bima: "Tas Rumae… Wadu si ma tapa, wadu di mambi’a. Sura wa’ura londo parenta Sara." "Yang mulia tuanku...Jika batu yang menghadang, batu yang akan pecah, jika perintah pemerintah (atasan) telah dikeluarkan (diturunkan)." Tradisi MAKA dalam Budaya Bima dilakukan dalam dua momen: Saat seorang anak laki-laki selesai menjalani upacara Compo Sampari (ritual upacara kedewasaan anak laki-laki Bima), sebagai simbol bahwa ia siap membela tanah air di berbagai bidang yang digelutinya. Seharusnya dilakukan sendiri oleh si anak, namun tingkat kedewasaan anak zaman dulu dan...
Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.