Apa itu pantang larang? Pantang larang atau disebut juga dengan pamali adalah kepercayaan orang-orang di suatu daerah tentang perintah atau larangan yang diwariskan oleh nenek moyang dan dipercayai bahwa jika ada seseorang yang melarang pantangan tersebut, maka sesuatu yang buruk akan terjadi pada diri kita.
Sering kali orang-orang beranggapan bahwa pantang larang itu adalah sesuatu yang konyol. Memang kedengarannya tidak masuk akal, namun pantang larang itu dapat kita jadikan sebagai nasihat yang bermanfaat bagi kehidupan sehari-hari.
Contoh beberapa pantang larang yang cukup terkenal di Kepulauan Riau:
1. Dilarang potong kuku setalah jam 6 sore, nanti menjadi sial. Terdengar aneh bukan? Namun, makna sesungguhnya dibalik larangan tersebut adalah setelah jam 6 sore, tidak ada lagi matahari sebagai sumber penerangan. Penerangan sebatas lampu pun masih beresiko untuk mata yang kabur, maka resiko tangan terluka saat potong kuku pun semakin besar.
2. Pantang berbual di tangga, nanti dipinang orang di serambi rumah sahaja. Makna asli dari larangan tersebut adalah hindarilah bermain-main sewaktu naik turun tangga karena resiko kecelakaan akibatnya sangat fatal.
3. Makan tidak cuci tangan, nanti lambat dapat menantu. Makna asli dari larangan tersebut adalah sebelum makan hendaknya cuci tangan terlebih dahulu karena tangan itu salah satu anggota tubuh yang terdapat banyak kuman. Jika kita tidak cuci tangan, makananyang kita makan tentunya tidak hygienis dan akan menyebabkan sakit perut.
4. Dilarang tertawa sewaktu maghrib, nanti datang hantu. Makna asli dari larangan tersebut adalah maghrib itu waktunya beribadah dan beristirahat. Jika kita tertawa apalagi dengan suara yang keras, tentu akan mengganggu orang-orang disekitar kita.
Mengapa pantang larang dibuat? Karena orang-orang zaman dulu ingin mengajari kita agar tidak melakukan kesalahan yang telah mereka lakukan. Mereka membuatnya menjadi sedikit berlebihan untuk anak-anak agar anak-anak takut dan tidak ingin melakukannya. Mungkin kedengarannya konyol, tetapi ambilah makna sesungguhnya dari sebuah pantang larang.
#OSKMITB2018
Bahan: 1 buah tomat, potong dadu 2 ekor ikan tongkol ukuran sedang (1/2kg) 1/2 bks bumbu marinasi bubuk 1 sdt bawang putih Secukupnya garam Secukupnya gula 7 siung bawang merah, iris 5 buah cabe rawit, iris 2 batang sereh, ambil bagian putihnya, iris 3 lembar daun jeruk, iris tipis-tipis 1 bks terasi ABC Minyak untuk menumis Secukupnya air Cara memasak: Cuci bersih ikan tongkol. Taburi bumbu marinasi desaku, garam secukupnya, air 2 sdm ke ikan tongkol. Siapkan bahan-bahan. Iris tipis bawang merah, daun jeruk, seret, cabe rawit. Kukus ikan tongkol selama 10 menit. Lapisi dengan daun pisang atau daun kunyit. Boleh jg tidak d lapisi. Setelah ikan di kukus, goreng ikan. Tumis bawang merah dan bahan lainnya. Masukkan terasi yg telah dihancurkan. Setelah matang, masukkan ikan yang telah digoreng. Aduk hingga rata. Sajikan dengan nasi hangat. Sumber: https://cookpad.com/id/resep/24995999?ref=search&search_term=dabu+dabu
Bahan-bahan Porsi 2 orang Bumbu Ikan bakar : 2 ekor ikan peda 1 sdm kecap 1/2 sdm Gula merah 1/2 sdt garam Minyak goreng Bahan sambal dabu-dabu : 7 buah cabe rawit merah, iris kecil 1 buah tomat merah, iris dadu 3 siung bawang merah,iris halus 2 lembar daun jeruk, buang tulang tengah daun, iris tipis 2 sdm minyak goreng panas Cara Membuat: Marinasi ikan dengan air perasan jeruk nipis dan garam secukupnya, diamkan 20 menit, kemudian panggang diatas teflon(aku di happycall yang dialasi daun pisang) sesekali olesi minyak plus bumbu ke ikannya(aku pakai bumbu kecap dan gula merah) panggang sampai matang. Cara bikin Sambal dabu-dabu : Campurkan semua bahan sambal dabu-dabu ke dalam mangkok kecuali minyak kelapa, panaskan minyak kelapa, kemudian siram diatas sambal tadi, sajikan ikan peda bakar dengan sambal dabu-dabu. Sumber: https://cookpad.com/id/resep/15232544?ref=search&search_term=peda+bakar
MAKA merupakan salah satu tradisi sakral dalam budaya Bima. Tradisi ini berupa ikrar kesetiaan kepada raja/sultan atau pemimpin, sebagai wujud bahwa ia bersumpah akan melindungi, mengharumkan dan menjaga kehormatan Dou Labo Dana Mbojo (bangsa dan tanah air). Gerakan utamanya adalah mengacungkan keris yang terhunus ke udara sambil mengucapkan sumpah kesetiaan. Berikut adalah teks inti sumpah prajurit Bima: "Tas Rumae… Wadu si ma tapa, wadu di mambi’a. Sura wa’ura londo parenta Sara." "Yang mulia tuanku...Jika batu yang menghadang, batu yang akan pecah, jika perintah pemerintah (atasan) telah dikeluarkan (diturunkan)." Tradisi MAKA dalam Budaya Bima dilakukan dalam dua momen: Saat seorang anak laki-laki selesai menjalani upacara Compo Sampari (ritual upacara kedewasaan anak laki-laki Bima), sebagai simbol bahwa ia siap membela tanah air di berbagai bidang yang digelutinya. Seharusnya dilakukan sendiri oleh si anak, namun tingkat kedewasaan anak zaman dulu dan...
Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.