Indonesia memiliki berbagai macam suku bangsa yang tersebar dari Sabang sampai Merauke. Salah satu suku bangsa tersebut adalah Suku Batak. Adapun dengan semua keanekaragaman tersebut, terdapat implementasi budaya yang diungkapkan melalui komunikasi verbal. Salah satu bentuk komunikasi verbal yang pasti kita gunakan sehari hari adalah panggilan sapaan. Dalam artikel ini akan dibahas lebih lanjut dan terperinci mengenai panggilan sapaan Suku Batak atau lebih khusus lagi panggilan kerabat.
Panggilan kerabat dalam bahasa Batak memang cukup rumit dan sangat banyak jikalau dibandingkan dengan suku lain, ini menjadi ciri khas tersendiri. Adapun beberapa literatur dan kamus bahasa Batak yang menyajikan mengenai panggilan kerabat Suku Batak ini.
Berikut adalah panggilan kerabat Suku Batak yang telah dirangkum dari berbagai literatur dan narasumber :
Lae
Panggilan sesama pria :
– Saudara laki-laki dari istri / saudara ipar laki-laki.
– Suami dari saudara perempuan.
– Anak laki-laki.
– Laki-laki sesama suku Batak yang tidak semarga, biasanya buat para laki-laki yang baru kenal umumnya saling memanggi dengan Lae.
Ito
Panggilan pria kepada wanita atau sebaliknya yang berbeda jenis kelamin:
– Saudara pria/wanita dalam satu keluarga .
– Pria/wanita semarga maupun tidak semarga.
– Anak dari saudara perempuan ibu.
Eda
Panggilan sesama wanita :
– Saudara perempuan dari suami/ saudara ipar perempuan.
– Istri dari saudara laki-laki.
– Anak Perempuan.
– Wanita sesama suku Batak yang tidak semarga, biasanya buat para wanita yang baru kenal biasanya menyebut dengan Eda.
Akkang atau Abang
Panggilan kepada laki-laki yang mempunyai hubungan :
– Kakak kandung.
– Kakak laki-laki dari suami atau istri.
Anggi, Adik
Panggilan kepada wanita yang mempunyai hubungan :
– Adik kandung.
– Adik perempuan dari suami atau istri.
Amang Tua, Bapa Tua:
Panggilan untuk pria yang mempunyai hubungan :
– Kakak kandung ayah .
– Suami dari kakak perempuan ibu, baik langsung maupun tidak langsung yang semarga dengan ibu.
Amang muda
Panggilan untuk pria yang mempunyai hubungan :
– Adik kandung ayah .
– Suami dari adik perempuan ibu, baik langsung maupun tidak langsung yang semarga dengan ibu.
Inang Tua:
Panggilan untuk wanita yang mempunyai hubungan sbb:
– Istri dari amang tua.
– Kakak perempuan ibu baik langsung maupun tidak langsung yang semarga dengan ibu.
Inang Muda:
Kebalikan dari Inang tua. Kalau inang tua adalah kakak maka inang muda adalah adik perempuan ibu yang semarga dengan ibu. Dalam hal ini tidak harus untuk Adik Kandung saja. Adik Sepupu Ibu juga boleh dipanggil Inanguda asalkan masih semarga.
Inang Baju :
Sebutan untuk saudara perempuan ibu yang belum menikah. Pada saat ini, sebutan ini umumnya dikenal dengan tante.
Namboru
Panggilan untuk wanita yang mempunyai hubungan :
– Saudara perempuan dari ayah, baik langsung maupun tidak langsung yang semarga dengan ayah.
– Wanita yang semarga.
Amang Boru
Panggilan untuk pria yang merupakan suami dari namboru.
Tulang
Panggilan untuk kakak kandung dari ibu.
Nantulang
Panggilan untuk wanita yang merupakan istri dari tulang.
Opung Doli
Panggilan untuk ria yang mempunyai hubungan:
– Kakek kaki-laki kandung dari ayah atau ibu.
Opung Boru
Panggilan untuk wanita yang merupakan istri dari opung doli.
Pahompu
Panggilan atau sebutan untuk cucu.
Anak
Sebutan untuk anak.
Parumaen
Sebutan untuk menantu perempuan.
Simatua
Sebutan untuk mertua.
Demikian artikel ini dibuat, semoga dapat bermanfaat dan dipergunakan sebagaimana mestinya.
#OSKMITB2018
MAKA merupakan salah satu tradisi sakral dalam budaya Bima. Tradisi ini berupa ikrar kesetiaan kepada raja/sultan atau pemimpin, sebagai wujud bahwa ia bersumpah akan melindungi, mengharumkan dan menjaga kehormatan Dou Labo Dana Mbojo (bangsa dan tanah air). Gerakan utamanya adalah mengacungkan keris yang terhunus ke udara sambil mengucapkan sumpah kesetiaan. Berikut adalah teks inti sumpah prajurit Bima: "Tas Rumae… Wadu si ma tapa, wadu di mambi’a. Sura wa’ura londo parenta Sara." "Yang mulia tuanku...Jika batu yang menghadang, batu yang akan pecah, jika perintah pemerintah (atasan) telah dikeluarkan (diturunkan)." Tradisi MAKA dalam Budaya Bima dilakukan dalam dua momen: Saat seorang anak laki-laki selesai menjalani upacara Compo Sampari (ritual upacara kedewasaan anak laki-laki Bima), sebagai simbol bahwa ia siap membela tanah air di berbagai bidang yang digelutinya. Seharusnya dilakukan sendiri oleh si anak, namun tingkat kedewasaan anak zaman dulu dan...
Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.
SMP Negeri 1 Berbah terletak di Tanjung Tirto, Kelurahan Kalitirto, Kecamatan Berbah, Sleman. Gedung ini awalnya merupakan rumah dinas Administratuur Pabrik Gula Tanjung Tirto yang dibangun pada tahun 1923. Selama pendudukan Jepang, bangunan ini digunakan sebagai rumah dinas mandor tebu. Setelah Indonesia merdeka, bangunan tersebut sempat kosong dan dikuasai oleh pasukan TNI pada Serangan Umum 1 Maret 1949, tanpa ada yang menempatinya hingga tahun 1951. Sejak tahun 1951, bangunan ini digunakan untuk kegiatan sekolah, dimulai sebagai Sekolah Teknik Negeri Kalasan (STNK) dari tahun 1951 hingga 1952, kemudian berfungsi sebagai STN Kalasan dari tahun 1952 hingga 1969, sebelum akhirnya menjadi SMP Negeri 1 Berbah hingga sekarang. Bangunan SMP N I Berbah menghadap ke arah selatan dan terdiri dari dua bagian utama. Bagian depan bangunan asli, yang sekarang dijadikan kantor, memiliki denah segi enam, sementara bagian belakangnya berbentuk persegi panjang dengan atap limasan. Bangunan asli dib...
Pabrik Gula Randugunting menyisakan jejak kejayaan berupa klinik kesehatan. Eks klinik Pabrik Gula Randugunting ini bahkan telah ditetapkan sebagai cagar budaya di Kabupaten Sleman melalui SK Bupati Nomor Nomor 79.21/Kep.KDH/A/2021 tentang Status Cagar Budaya Kabupaten Sleman Tahun 2021 Tahap XXI. Berlokasi di Jalan Tamanmartani-Manisrenggo, Kalurahan Tamanmartani, Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, pabrik ini didirikan oleh K. A. Erven Klaring pada tahun 1870. Pabrik Gula Randugunting berawal dari perkebunan tanaman nila (indigo), namun, pada akhir abad ke-19, harga indigo jatuh karena kalah dengan pewarna kain sintesis. Hal ini menyebabkan perkebunan Randugunting beralih menjadi perkebunan tebu dan menjadi pabrik gula. Tahun 1900, Koloniale Bank mengambil alih aset pabrik dari pemilik sebelumnya yang gagal membayar hutang kepada Koloniale Bank. Abad ke-20, kemunculan klinik atau rumah sakit di lingkungan pabrik gula menjadi fenomena baru dalam sejarah perkembangan rumah sakit...
Kompleks Panti Asih Pakem yang terletak di Padukuhan Panggeran, Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, merupakan kompleks bangunan bersejarah yang dulunya berfungsi sebagai sanatorium. Sanatorium adalah fasilitas kesehatan khusus untuk mengkarantina penderita penyakit paru-paru. Saat ini, kompleks ini dalam kondisi utuh namun kurang terawat dan terkesan terbengkalai. Beberapa bagian bangunan mulai berlumut, meskipun terdapat penambahan teras di bagian depan. Kompleks Panti Asih terdiri dari beberapa komponen bangunan, antara lain: Bangunan Administrasi Paviliun A Paviliun B Paviliun C Ruang Isolasi Bekas rumah dinas dokter Binatu dan dapur Gereja