Pamaco merupakan rangkaian prosesi terakhir dalam pernikahan adat Bima. Pada sore hari sesudah sholat ashar, dilanjutkan dengan upacara adat “tawori” atau “pamaco”. Upacara ini berlangsung di uma ruka dihadiri oleh para sanak keluarga atau anggota keluarga saja. Dalam upacara tawori atau pamaco, seluruh keluarga akan datang memberikan sumbangan kepada penaganten baru untuk dijadikan modal dalam mebina rumah tangganya.Pada masa lalu tawori atau pamaco hanya upacara untuk keluarga dalam rangka mengumpulkan sumbangan untuk kedua penganten. Para handai taulan serta kerabat di luar lingkungan keluarga sudah hadir pada mada rawi yaitu upacara lafa, sesuai dengan sunah Nabi yang menganjurkan kita menghadiri upacara lafa (akad nikah).Para kerabat dan seluruh masyarakat di sekitar sudah memberikan sumbanngan pada awal pelaksanaan nika ro neku. Mereka datang bermai – ramai untuk melaksanakan “teka ro ne’e” (memberikan sumbangan).Pada perkembangan selanjutnya, upacara tawori atau pamaco dikenal dengan istilah rama tamah atau resepsi pernikahan. Pada masa sekarang sumbanngan yang diberikan oleh undangan tidak seimbang dengan biaya yang dikeluarkan oleh keluarga penganten, sehingga tujuan dari upacara sudah tidak sama dengan tujuan tawori atau pamaco masa lalu.
Kelahiran seorang anak yang dinantikan tentu membuat seorang ibu serta keluarga menjadi bahagia karena dapat bertemu dengan buah hatinya, terutama bagi ibu (melahirkan anak pertama). Tetapi tidak sedikit pula ibu yang mengalami stress yang bersamaan dengan rasa bahagia itu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tentang makna dari pra-kelahiran seseorang dalam adat Nias khusunya di Nias Barat, Kecamatan Lahomi Desa Tigaserangkai, dan menjelaskan tentang proses kelahiran anak mulai dari memberikan nama famanoro ono khora sibaya. Metode pelaksanaan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode observasi dan metode wawancara dengan pendekatan deskriptif. pendekatan deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan fakta sosial dan memberikan keterangan yang jelas mengenai Pra-Kelahiran dalam adat Nias. Adapun hasil dalam pembahasan ini adalah pra-kelahiran, pada waktu melahirkan anak,Pemberian Nama (Famatorõ Tõi), acara famangõrõ ono khõ zibaya (Mengantar anak ke rumah paman),...
Prajurit pemanah dari komunitas pemanah berkuda indonesia (KPBI) mengikuti Festival Keraton Nusantara 2017. mewakili kesultanan kasepuhan cirebon. PAKAIAN: terdiri dari ikat kepala/ totopong khas sunda jenis mahkuta wangsa. kain sembongb berwarnaungu di ikat di pinggang bersamaan dengan senjata tajam seperti golok dan pisau lalu baju & celana pangsi sunda. dengan baju corak ukiran batik khas sunda di bagian dada. untuk alas kaki sebagian besar memakai sendal gunung, namun juga ada yang memakai sepatu berkuda. BUSUR: sebagian besar memakai busur dengan model bentuk turkis dan ada juga memakai busur model bentuk korea. ANAK PANAH: Semua nya memakai anak panah bahan natural seperti bambu tonkin, kayu mapple & kayu spruce QUIVER (TEMPAT ANAK PANAH): Semua pemanah menggunakan quiver jenis backside quiver atau hip quiver . yaitu quiver yang anak panah di pasang di pinggang dan apabila anak panah di pasang di dalam quiver , nock anak panah menghadap ke belaka...
aksi pertunjukan pusaka dan pasukan kesultanan kacirebonan dari balaikota cirebon sampai ke keraton kacirebonan
Para pasukan penjaga keraton Sumedang larang