|
|
|
|
Oncom Pasir Reungit, Oncom Khas Sumedang #DaftarSB19 Tanggal 10 Feb 2015 oleh Muhammad Arif Nurrohman17. |
<p>
</div> </div>
</p>
<p>
Perajin oncom Pasireungit, Tarmedi (65) dan istrinya, Ma Idah (54), menyebutkan, cerita dari para kokolot desa mengatakan, usaha pembuatan oncom tadinya berawal dari kebiasaan lama masyarakat setempat yang senang memakan makanan yang sengaja dibusukkan. Makanan kegemaran mereka, roay, tauge, ikan, kacang tanah, dll, selalu dibusukkan dahulu sebelum dimakan."Semakin busuk, saat itu rasanya dirasakan semakin enak, bahkan untuk sayuran, laleueur (cairan licin) hasil pembusukan dirasakan nikmat. Kalau produksi oncom, diawali saat masyarakat senang membusukkan kacang tanah sampai berjamur," kata Tarmedi senada Ma Idah. Sedangkan pembuatan oncom untuk skala usaha, umumnya dimulai tahun 1965, walau penjualan kebanyakan ala kadarnya namun mampu menembus pasar Bandung dan sekitarnya. Saat itu, banyak perajin oncom menjualnya secara asongan hanya dengan naik sepeda, bahkan berjalan kaki berangkat sore dari Pasireungit lalu singgah di Kec. Tanjungsari, lalu dini hari berangkat ke Bandung.
</p>
<p>
B. Perkembangan Oncom Psireungit Usaha oncom Desa Pasireungit sudah turun-temurun diusahakan masyarakat setempat, yang menurut warga sudah dilakukan sebelum tahun 1942. Masa kejayaan oncom Pasireungit dialami tahun 1965 sampai pertengahan tahun 1980-an, di mana kini para perajinnya masih berupaya bertahan. Penjualan oncom Desa Pasireungit mulai "dikembangkan" akhir tahun 1980-an, di mana beberapa pemilik usaha menggunakan berbagai agen sampai ke Bandung. Namun kebanyakan, pemilik usaha produksi oncom masih senang menjual sendiri secara berkeliling, walaupun risikonya capek dua kali dan tak jarang membawa sisa oncom dibawa pulang. Namun karena berbagai sebab, usaha pembuatan dan perdagangan oncom Pasireungit berangsur menurun kegairahannya, dari semula sedikitnya 60-an kepala keluarga (KK) kini hanya tinggal 7-10 KK. Dari mereka yang masih bertahan, hanya 1-2 orang yang usahanya dalam skala "besar", sisanya diusahakan secara kecil-kecilan, yang tampak belum ada perkembangan lagi. Beberapa perajin oncom Desa Pasireungit umumnya menyebutkan, kondisi ini disebabkan situasi pasar dan upaya pemasaran yang belakangan kurang lagi mendukung. Apalagi saat ini, "gempuran" makanan modern semakin gencar, yang disertai promosi kuat sehingga lebih mampu memikat generasi muda. Di lain pihak, beberapa perajin menyebutkan, adalah beratnya situasi usaha, terutama akibat semakin meningkatnya harga bahan baku.
</p>
<p>
Sumber :http://derasdst.blogspot.com/2012/12/makalah-tentang-oncom-pasir-reungit.html?m=1
</p>
Gambus
Oleh
agus deden
| 21 Jun 2012.
Gambus Melayu Riau adalah salah satu jenis instrumental musik tradisional yang terdapat hampir di seluruh kawasan Melayu.Pergeseran nilai spiritual... |
Hukum Adat Suku...
Oleh
Riduwan Philly
| 23 Jan 2015.
Dalam upaya penyelamatan sumber daya alam di kabupaten Aceh Tenggara, Suku Alas memeliki beberapa aturan adat . Aturan-aturan tersebut terbagi dala... |
Fuu
Oleh
Sobat Budaya
| 25 Jun 2014.
Alat musik ini terbuat dari bambu. Fuu adalah alat musik tiup dari bahan kayu dan bambu yang digunakan sebagai alat bunyi untuk memanggil pend... |
Ukiran Gorga Si...
Oleh
hokky saavedra
| 09 Apr 2012.
Ukiran gorga "singa" sebagai ornamentasi tradisi kuno Batak merupakan penggambaran kepala singa yang terkait dengan mitologi batak sebagai... |