Makanan Minuman
Makanan Minuman
Makanan Khas Jawa Barat Sumedang
Oncom Pasir Reungit, Oncom Khas Sumedang #DaftarSB19
- 10 Februari 2015
Oncom, semua orang Sunda pasti tahu makanan yang satu ini, namun bagi mereka yang belum tahu, mungkin akan bergidik ketika melihat tampilan makanan ini ketika masih mentah, kenapa demikian ?? karena makanan ini jamuran !! tapi kalau sudah diolah menjadi berbagai masakan, dijamin rasanya bakal membuat ketagihan. Secara tampilan, oncom yang masih segar mempunyai warna kemerahan, warna tersebut dihasilkan dari jamur Neurospora Sitophila alias jamur merah yang tumbuh dari hasil fermentasi. Jamur tersebut masuk kategori aman untuk dikonsumsi jika sudah dimasak.
 
Tidak jauh berbeda dengan tempe, oncom terbuat dari hasil olahan bahan dasar yang telah difermentasikan, atau dengan kata lain dibusukkan, namun dengan pembusukan itu justru membuatnya mempunyai nilai gizi lebih tinggi dibanding bahan dasarnya. Bahan dasar oncom sangat sederhana yaitu bungkil kacang atau ampas tahu, dan onggok (ampas) singkong.
 
Kabupaten Sumedang mempunyai oncom khas, yaitu oncom yang berasal dari Desa Pasir Reungit, Kecamatan Paseh, namanya adalah Oncom Pasir Reungit. Oncom Pasir Reungit sangat populer di daerah Sumedang, Bandung, Cirebon, Garut dan lainnya, bahkan bahan olahannya sudah dijual keluar negeri, diantaranya ke tanah Arab. Oncom Pasir Reungit sangat digemari karena rasanya yang lain dari oncom kebanyakan.

Bisnis oncom Pasir Reungit sangat menjanjikan dan mempunyai prospek usaha yang bagus. Dalam satu kali pembuatan Oncom, bisa langsung habis terjual atau maksimal bertahan dua hari. Proses pembuatannya pun tak terkendala suhu dan cuaca.
 
Berikut adalah hasil percakapan admin dengan salah satu penjual Oncom Pasir Reungit yang telah sukses menjalankan usahanya selama 20 tahun : 
 
Salah seorang pengusaha oncom, Andar, mengatakan bahwa selama dua puluh tahun dirinya menggeluti usaha oncom, tidak pernah sekalipun merugi. "Alhamdulillah, tidak pernah rugi, dan mudah-mudahan jangan pernah (rugi)," ucapnya di rumahnya di kawasan Dusun Pasir Reungit Tonggoh, Desa Pasir Reungit.
 
Andar mengungkapkan, Oncom Pasir Reungit sangat diminati konsumen karena memiliki ke-khasan dibanding jenis oncom lainnya. Kunci ke-khasannya terletak pada bahan dasarnya. "Sebetulnya kuncinya hanya satu, bahan dasarnya, dimana selain onggok sampeu/ampas ketela, kita memakai bungkil (olahan kacang tanah), sedangkan oncom lain biasanya memakai ampas tahu, jadi rasanya juga pasti beda, tapi kalau rupanya hampir sama dengan oncom biasa." ungkapnya.
 
Oncom Pasir Reungit terdiri dari tiga tingkatan kualitas, sangat baik, baik, dan biasa. Kualitas tersebut bergantung pada banyaknya jumlah bungkil yang dipakai dalam campuran bahan, semakin banyak bungkilnya, semakin bagus kualitasnya. "Harganya juga berbeda, di tingkat produsen seperti kami, yang bagus Rp. 3500, yang sedang Rp. 2500, dan yang biasa Rp. 1500 per keping oncom.
 
Selain bahan dasar yang sederhana, cara mengolahnya pun cukup sederhana dan hanya perlu dua hari sampai oncom benar-benar jadi dan siap diolah. "Cara produksinya sederhana, dengan bermodal dua puluh lima kilogram bangkil plus ongok (ampas ketela) bisa membuat 400 keping oncom, jumlah tersebut bisa habis terjual dalam satu hari. Kalau hari raya, bahkan modal setengah kuintal bahan tidak bisa memenuhi permintaan pasar," jelas Andar.
 
Di tempat yang sama, istri Andar, Epon mengatakan bahwa mereka tidak pernah menjual oncom secara langsung ke pasar. "Kita hanya bertindak sebagai produsen, konsumen yang datang membeli  kesini kebanyakan untuk menjualnya kembali, baik untuk lokal Sumedang, luar kota, bahkan dijual kembali ke luar negeri seperti ke Arab," kata Epon.
Terkait hal tersebut, yaitu mengekspornya langsung ke luar negeri, Epon sama sekali tidak berminat dikarenakan masa oncom yang cukup singkat. "Tidak, kita tidak berminat untuk itu, biar menjadi lahan (usaha) orang lain saja, karena lewat dua hari saja oncom sudah busuk, mesti diolah lagi, jadi yang menjual Oncom Pasir Reungit keluar negeri itu pasti oncomnya sudah diolah kembali, kita tidak sanggup untuk itu, toh hanya untuk memproduksi saja kita kewalahan memenuhi permintaan pasar," katanya panjang lebar.
 
Andar dan Epon mengaku, tidak pernah menghitung laba yang dihasilkan dari usahanya sebagai produsen  oncom. "Tidak, kita tidak pernah menghitungnya, yang penting biaya produksi tertutupi, tapi Alhamdulillah sekarang sudah punya rumah dan lain-lain hasil  dari produksi oncom ini," ujarnya.
 
Disinggung tentang campur tangan pemerintah setempat dalam usaha mengembangkan potensi usaha oncom di daerahnya, Epon menjawab bahwa pemerintah dan para akdemisi biasa mengadakan penyuluhan-penyuluhan agar usaha Oncom Pasir Reungit semakin profesional. "Biasanya pemerintah dan perguruan-perguruan tinggi mengadakan penyuluhan untuk menambah pengetahuan kita tentang strategi marketing, tapi kalau bantuan modal tidak ada, pengusaha oncom disini biasa meminjam modal ke bank untuk memulai usahanya,"  pungkas Epon.
 
Oncom biasa dijadikan berbagai olahan dalam makanan, mlai dari nasi tutug oncom, gorengan oncom, comro (oncom dijero/oncom didalam), dan lain sebagainya, yang kesemua makanan tersebut pasti lebih istimewa jika diolah menggunakan Oncom Pasir Reungit ini. Bagaimana sobat, penasaran dengan rasa olahan Oncom Pasir Reungit ?? kalau iya, bisa coba saja memesan atau membeli langsung ke para perajin Oncom Pasir Reungit di Desa Pasir Reungit, Kecamatan Paseh, Kabupaten Sumedang.
<p>
 </div> </div>
</p>

<p>
 Perajin oncom Pasireungit, Tarmedi (65) dan istrinya, Ma Idah (54), menyebutkan, cerita dari para kokolot desa mengatakan, usaha pembuatan oncom tadinya berawal dari kebiasaan lama masyarakat setempat yang senang memakan makanan yang sengaja dibusukkan. Makanan kegemaran mereka, roay, tauge, ikan, kacang tanah, dll, selalu dibusukkan dahulu sebelum dimakan."Semakin busuk, saat itu rasanya dirasakan semakin enak, bahkan untuk sayuran, laleueur (cairan licin) hasil pembusukan dirasakan nikmat. Kalau produksi oncom, diawali saat masyarakat senang membusukkan kacang tanah sampai berjamur," kata Tarmedi senada Ma Idah. Sedangkan pembuatan oncom untuk skala usaha, umumnya dimulai tahun 1965, walau penjualan kebanyakan ala kadarnya namun mampu menembus pasar Bandung dan sekitarnya. Saat itu, banyak perajin oncom menjualnya secara asongan hanya dengan naik sepeda, bahkan berjalan kaki berangkat sore dari Pasireungit lalu singgah di Kec. Tanjungsari, lalu dini hari berangkat ke Bandung.
</p>

<p>
 B. Perkembangan Oncom Psireungit Usaha oncom Desa Pasireungit sudah turun-temurun diusahakan masyarakat setempat, yang menurut warga sudah dilakukan sebelum tahun 1942. Masa kejayaan oncom Pasireungit dialami tahun 1965 sampai pertengahan tahun 1980-an, di mana kini para perajinnya masih berupaya bertahan. Penjualan oncom Desa Pasireungit mulai "dikembangkan" akhir tahun 1980-an, di mana beberapa pemilik usaha menggunakan berbagai agen sampai ke Bandung. Namun kebanyakan, pemilik usaha produksi oncom masih senang menjual sendiri secara berkeliling, walaupun risikonya capek dua kali dan tak jarang membawa sisa oncom dibawa pulang. Namun karena berbagai sebab, usaha pembuatan dan perdagangan oncom Pasireungit berangsur menurun kegairahannya, dari semula sedikitnya 60-an kepala keluarga (KK) kini hanya tinggal 7-10 KK. Dari mereka yang masih bertahan, hanya 1-2 orang yang usahanya dalam skala "besar", sisanya diusahakan secara kecil-kecilan, yang tampak belum ada perkembangan lagi. Beberapa perajin oncom Desa Pasireungit umumnya menyebutkan, kondisi ini disebabkan situasi pasar dan upaya pemasaran yang belakangan kurang lagi mendukung. Apalagi saat ini, "gempuran" makanan modern semakin gencar, yang disertai promosi kuat sehingga lebih mampu memikat generasi muda. Di lain pihak, beberapa perajin menyebutkan, adalah beratnya situasi usaha, terutama akibat semakin meningkatnya harga bahan baku.
</p>

<p>
 Sumber :http://derasdst.blogspot.com/2012/12/makalah-tentang-oncom-pasir-reungit.html?m=1
</p>

Diskusi

Silahkan masuk untuk berdiskusi.

Daftar Diskusi

Rekomendasi Entri

Gambar Entri
Upacara Kelahiran di Nias
Ritual Ritual
Sumatera Utara

Kelahiran seorang anak yang dinantikan tentu membuat seorang ibu serta keluarga menjadi bahagia karena dapat bertemu dengan buah hatinya, terutama bagi ibu (melahirkan anak pertama). Tetapi tidak sedikit pula ibu yang mengalami stress yang bersamaan dengan rasa bahagia itu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tentang makna dari pra-kelahiran seseorang dalam adat Nias khusunya di Nias Barat, Kecamatan Lahomi Desa Tigaserangkai, dan menjelaskan tentang proses kelahiran anak mulai dari memberikan nama famanoro ono khora sibaya. Metode pelaksanaan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode observasi dan metode wawancara dengan pendekatan deskriptif. pendekatan deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan fakta sosial dan memberikan keterangan yang jelas mengenai Pra-Kelahiran dalam adat Nias. Adapun hasil dalam pembahasan ini adalah pra-kelahiran, pada waktu melahirkan anak,Pemberian Nama (Famatorõ Tõi), acara famangõrõ ono khõ zibaya (Mengantar anak ke rumah paman),...

avatar
Admin Budaya
Gambar Entri
Prajurit Pemanah Kasultanan Kasepuhan Cirebon Di Festival Keraton Nusantara
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Jawa Barat

Prajurit pemanah dari komunitas pemanah berkuda indonesia (KPBI) mengikuti Festival Keraton Nusantara 2017. mewakili kesultanan kasepuhan cirebon. PAKAIAN: terdiri dari ikat kepala/ totopong khas sunda jenis mahkuta wangsa. kain sembongb berwarnaungu di ikat di pinggang bersamaan dengan senjata tajam seperti golok dan pisau lalu baju & celana pangsi sunda. dengan baju corak ukiran batik khas sunda di bagian dada. untuk alas kaki sebagian besar memakai sendal gunung, namun juga ada yang memakai sepatu berkuda. BUSUR: sebagian besar memakai busur dengan model bentuk turkis dan ada juga memakai busur model bentuk korea. ANAK PANAH: Semua nya memakai anak panah bahan natural seperti bambu tonkin, kayu mapple & kayu spruce QUIVER (TEMPAT ANAK PANAH): Semua pemanah menggunakan quiver jenis backside quiver atau hip quiver . yaitu quiver yang anak panah di pasang di pinggang dan apabila anak panah di pasang di dalam quiver , nock anak panah menghadap ke belaka...

avatar
ASEP NU KASEP TEA ATUH PIRAKU
Gambar Entri
Prajurit pemanah kasultanan kasepuhan cirebon di festival keraton nusantara
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Jawa Barat

Prajurit pemanah dari komunitas pemanah berkuda indonesia (KPBI) mengikuti Festival Keraton Nusantara 2017. mewakili kesultanan kasepuhan cirebon. PAKAIAN : terdiri dari ikat kepala/ totopong khas sunda jenis mahkuta wangsa. kain sembong berwarna ungu di ikat di pinggang bersamaan dengan senjata tajam seperti golok ataupun pisau lalu baju & celana pangsi sunda. dengan baju corak ukiran batik khas sunda di bagian dada. untuk alas kaki sebagian besar memakai sendal gunung, namun juga ada yang memakai sepatu berkuda. BUSUR : sebagian besar memakai busur dengan model bentuk turkis dan ada juga memakai busur model bentuk korea. ANAK PANAH : Semua nya memakai anak panah bahan natural seperti bambu tonkin, kayu mapple & kayu spruce QUIVER (TEMPAT ANAK PANAH): Semua pemanah menggunakan quiver jenis backside quiver atau hip quiver . yaitu quiver yang anak panah di pasang di pinggang dan apabila anak panah di pasang di dalam quiver , nock anak panah menghad...

avatar
ASEP NU KASEP TEA ATUH PIRAKU
Gambar Entri
Kirab agung milad ke 215 kesultanan kacirebonan
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Jawa Barat

aksi pertunjukan pusaka dan pasukan kesultanan kacirebonan dari balaikota cirebon sampai ke keraton kacirebonan

avatar
ASEP NU KASEP TEA ATUH PIRAKU
Gambar Entri
PANURUNG: Pasukan Pengawal Keraton Sumedang Larang
Senjata dan Alat Perang Senjata dan Alat Perang
Jawa Barat

Para pasukan penjaga keraton Sumedang larang

avatar
ASEP NU KASEP TEA ATUH PIRAKU