|
|
|
|
OSKM18_16518238_Taufiq Tanggal 05 Aug 2018 oleh Taufiqhd . |
GREBEG TENGGER TIRTO AJI
Grebeg Tengger Tirto Aji, mungkin banyak dari kita, atau bahkan yang sudah lama tinggal di Malang yang tidak mengetahui upacara adat ini. Hal ini mungkin adalah hal yang wajar karena walaupun upacara ini sudah lama dilakukan, upacara ini baru dipublikasi ke masyarakat luas 5 tahun lalu, atau tepatnya Tahun 2013.
Upacara Grebeg Tirto Aji merupakan upacara pengambilan air suci yang dilaksanakan masyarakat Suku Tengger. Upacara ini biasa dilakukan ketika selesai musim panen. Setiap tahunnya upacara ini dilakukan di tempat yang sama, yaitu di Pemandian Mendit, Kabupaten Malang.
Prosesi upacara ini dimulai dengan kirab hasil bumi dan dua buah gunungan besar, kemudian didoakan oleh dukun adat. Kemudian dilanjut dengan tari 7 Bidadari sebagai perlambang untuk mengambil air. Setelah tarian selesai, Bupati Kabupaten Malang akan mengambil air suci untuk warga yang disaksikan ketua adat Suku Tengger. Setelah itu, dilanjutkan dengan syukuran yang diisi dengan pembacaan doa-doa untuk keberhasilan hasil tanam selanjutnya.
Setelah prosesi doa selesai, warga langsung merubung dan berebut sayuran, buah-buahan, maupun nasi tumpeng. Inilah letak keseruan dari upacara ini, terlebih lagi warga yang berpartisipasi dalam perebutan ini berasal dari semua usia.
Terdapat berbagai nilai yang terkandung dari Grebeg Tirto Aji ini. Nilai yang utama ialah, upacara ini merupakan wujud rasa syukur kepada Sang Pencipta atas hasil panen yang mereka dapatkan. Hal ini tergambar jelas ketika warga Suku Tengger berbagi sayur-sayuran dan buah-buahan dengan warga sekitar.
Jika upacara ini kita tinjau dari sisi ekonomi, upacara ini sangatlah menguntungkan masyarakat Kabupaten Malang. Karena dengan adanya upacara ini, wisatawan dari dalam negeri ataupun luar negeri bisa datang dan berkunjung. Hal ini tentunya dapat mendongkrak ekonomi warga, terutama warga yang berprofesi sebagai pedagang.
Agar upacara ini dapat lestari dan dikenal banyak orang, dibutuhkan peran aktif pemerintah dan masyarakat. Jika kita amati, peran pemerintah untuk melestarikan upacara ini sudah terlihat jelas dengan hadirnya Bupati Kabupaten Malang tiap tahunnya. Namun, peran dari masyarakat dirasa masih kurang. Oleh karena itu, marilah kita bersama-sama melestarikan budaya ini dengan cara mengulik lebih dalam tentang budaya ini dan mempublikasikannya ke publik.
#OSKMITB2018
Gambus
Oleh
agus deden
| 21 Jun 2012.
Gambus Melayu Riau adalah salah satu jenis instrumental musik tradisional yang terdapat hampir di seluruh kawasan Melayu.Pergeseran nilai spiritual... |
Hukum Adat Suku...
Oleh
Riduwan Philly
| 23 Jan 2015.
Dalam upaya penyelamatan sumber daya alam di kabupaten Aceh Tenggara, Suku Alas memeliki beberapa aturan adat . Aturan-aturan tersebut terbagi dala... |
Fuu
Oleh
Sobat Budaya
| 25 Jun 2014.
Alat musik ini terbuat dari bambu. Fuu adalah alat musik tiup dari bahan kayu dan bambu yang digunakan sebagai alat bunyi untuk memanggil pend... |
Ukiran Gorga Si...
Oleh
hokky saavedra
| 09 Apr 2012.
Ukiran gorga "singa" sebagai ornamentasi tradisi kuno Batak merupakan penggambaran kepala singa yang terkait dengan mitologi batak sebagai... |