Cerita rakyat merupakan cerita turun-temurun yang disampaikan secara lisan dari generasi ke generasi. Seperti halnya di banyak daerah di nusantara, Blora juga memiliki cerita rakyat yang terpelihara hingga kini. Nilai-nilai luhur yang terkandung dalam cerita rakyat menjadi norma-norma susila yang berlaku di masyarakat.
Desa Bleboh kecamatan Jiken dipercaya sebagai desa asal Nyi Rondho Kuning
Cerita Nyi Rondho Kuning adalah salah satu cerita rakyat dari desa Bleboh kecamatan Jiken. Cerita Nyi Rondho Kuning diawali dengan kisah pencarian pusaka kerajaan Pajang yang hilang oleh lima orang pangeran.
Lima pangeran tersebut adalah pangeran Jatikusumo dan pangeran Jatikusworo yang mencari pusaka tersebut ke arah utara. Sedangkan tiga pangeran yang lain adalah Giri Anom, Giri Jatidan Giri Kusumo yang mencari ke arah timur.
Di awal cerita, disebutkan pangeran Jatikusumo dan pangeran Jati Kusworo melewati sebuah sungai yang bertebing curam. Pangeran Jatikusumo kemudian membangun jembatan dari tanah liat untuk melewati tebing curam tersebut. Kini, kawasan tempat pangeran Jatikusumo tersebut dikenal dengan nama Wot Lemah (bahasa Indonesia : jembatan tanah liat).
Di seberang jembatan tanah liat tersebut, pangeran Jatikusumo dan pangeran Jatikusworo berniat untuk bertapa di sebuah bukit. Tidak berapa lama, bukit tersebut longsor karena tidak setara dengan kesaktian dua pangeran tersebut. Kini bukit tersebut dikenal dengan nama Gunung Jurug (bahasa Indonesia : gunung yang longsor). Akhirnya, kedua pangeran tersebut mendapatkan wangsit untuk bertapa di tempat tertinggi di kawasan tersebut. Daerah tersebut, kini dikenal dengan nama Janjang (bahasa Indonesia : menjulang, tinggi).
Dalam perjalanan menuju Janjang, kedua pangeran tersebut melepas lelah di desa Genjeng. Kedua pangeran tersebut kemudian mendirikan sebuah masijid yang dikemudian hari dikenal dengan nama Masjid Benteng.
Ketika kedua pangeran tersebut sedang mengerjakan pembangunan masjid, mereka didatangi oleh wanita cantik dari desa Bleboh yang bernama Nyi Rondho Kuning. Nyi Rondho Kuning berharap kedua pangeran bersedia mempersuntingnya sebagai selir. Kedua pangeran tidak menerima ataupun menolak keinginan wanita cantik tersebut. Akhirnya, Nyi Rondho kuning berdiam di tempat tersebut hingga akhir hayatnya. Makam Nyi Rondho Kuning terletak di kompleks makam Eyang Jatikusumo dan Jatikusworo di desa Janjang.
Hingga kini, terdapat kepercayaan adat yang melarang pernikahan antara penduduk desa Bleboh dengan penduduk desa Janjang. Jika harus menikah, kedua calon mempelai harus terlebih dahulu tidur bersama di desa Bleboh. Selain itu, calon mempelai dari desa Bleboh yang harus melamar calon mempelai desa Janjang walaupun calon mempelai wanita berasal dari desa Bleboh.
Editor : Sahal Mamur
Foto : Google map
Sumber : Cerita Rakyat Kabupaten Blora (Dyan Novita Ratriani/2012/Tesis/Perpustakaan.uns.ac.id)
Sumber: http://www.bloranews.com/seri-cerita-rakyat-blora-nyi-rondho-kuning-jiken/#
MAKA merupakan salah satu tradisi sakral dalam budaya Bima. Tradisi ini berupa ikrar kesetiaan kepada raja/sultan atau pemimpin, sebagai wujud bahwa ia bersumpah akan melindungi, mengharumkan dan menjaga kehormatan Dou Labo Dana Mbojo (bangsa dan tanah air). Gerakan utamanya adalah mengacungkan keris yang terhunus ke udara sambil mengucapkan sumpah kesetiaan. Berikut adalah teks inti sumpah prajurit Bima: "Tas Rumae… Wadu si ma tapa, wadu di mambi’a. Sura wa’ura londo parenta Sara." "Yang mulia tuanku...Jika batu yang menghadang, batu yang akan pecah, jika perintah pemerintah (atasan) telah dikeluarkan (diturunkan)." Tradisi MAKA dalam Budaya Bima dilakukan dalam dua momen: Saat seorang anak laki-laki selesai menjalani upacara Compo Sampari (ritual upacara kedewasaan anak laki-laki Bima), sebagai simbol bahwa ia siap membela tanah air di berbagai bidang yang digelutinya. Seharusnya dilakukan sendiri oleh si anak, namun tingkat kedewasaan anak zaman dulu dan...
Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.
SMP Negeri 1 Berbah terletak di Tanjung Tirto, Kelurahan Kalitirto, Kecamatan Berbah, Sleman. Gedung ini awalnya merupakan rumah dinas Administratuur Pabrik Gula Tanjung Tirto yang dibangun pada tahun 1923. Selama pendudukan Jepang, bangunan ini digunakan sebagai rumah dinas mandor tebu. Setelah Indonesia merdeka, bangunan tersebut sempat kosong dan dikuasai oleh pasukan TNI pada Serangan Umum 1 Maret 1949, tanpa ada yang menempatinya hingga tahun 1951. Sejak tahun 1951, bangunan ini digunakan untuk kegiatan sekolah, dimulai sebagai Sekolah Teknik Negeri Kalasan (STNK) dari tahun 1951 hingga 1952, kemudian berfungsi sebagai STN Kalasan dari tahun 1952 hingga 1969, sebelum akhirnya menjadi SMP Negeri 1 Berbah hingga sekarang. Bangunan SMP N I Berbah menghadap ke arah selatan dan terdiri dari dua bagian utama. Bagian depan bangunan asli, yang sekarang dijadikan kantor, memiliki denah segi enam, sementara bagian belakangnya berbentuk persegi panjang dengan atap limasan. Bangunan asli dib...
Pabrik Gula Randugunting menyisakan jejak kejayaan berupa klinik kesehatan. Eks klinik Pabrik Gula Randugunting ini bahkan telah ditetapkan sebagai cagar budaya di Kabupaten Sleman melalui SK Bupati Nomor Nomor 79.21/Kep.KDH/A/2021 tentang Status Cagar Budaya Kabupaten Sleman Tahun 2021 Tahap XXI. Berlokasi di Jalan Tamanmartani-Manisrenggo, Kalurahan Tamanmartani, Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, pabrik ini didirikan oleh K. A. Erven Klaring pada tahun 1870. Pabrik Gula Randugunting berawal dari perkebunan tanaman nila (indigo), namun, pada akhir abad ke-19, harga indigo jatuh karena kalah dengan pewarna kain sintesis. Hal ini menyebabkan perkebunan Randugunting beralih menjadi perkebunan tebu dan menjadi pabrik gula. Tahun 1900, Koloniale Bank mengambil alih aset pabrik dari pemilik sebelumnya yang gagal membayar hutang kepada Koloniale Bank. Abad ke-20, kemunculan klinik atau rumah sakit di lingkungan pabrik gula menjadi fenomena baru dalam sejarah perkembangan rumah sakit...
Kompleks Panti Asih Pakem yang terletak di Padukuhan Panggeran, Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, merupakan kompleks bangunan bersejarah yang dulunya berfungsi sebagai sanatorium. Sanatorium adalah fasilitas kesehatan khusus untuk mengkarantina penderita penyakit paru-paru. Saat ini, kompleks ini dalam kondisi utuh namun kurang terawat dan terkesan terbengkalai. Beberapa bagian bangunan mulai berlumut, meskipun terdapat penambahan teras di bagian depan. Kompleks Panti Asih terdiri dari beberapa komponen bangunan, antara lain: Bangunan Administrasi Paviliun A Paviliun B Paviliun C Ruang Isolasi Bekas rumah dinas dokter Binatu dan dapur Gereja