Ritual
Ritual
Ritual Adat Jawa Tengah Kabupaten Brebes
Nyadran Brebes
- 30 Mei 2014


     Nyadran berasal dari bahasa Sansekerta, Sraddha yang artinya keyakinan. Secara sederhana Nyadran adalah kegiatan bersih makam yang dilakukan secara bersama-sama oleh masyarakat Jawa yang umumnya tinggal di pedesaan. Tradisi ini sudah berlangsung sejak jaman Hindu-Budha sebelum masuknya ajaran Islam ke tanah Jawa. Dan sejak abad ke-15  para Sunan atau yang dikenal dengan sebutan Walisongo menggabungkan tradisi tersebut dalam dakwahnya untuk menyebarkan ajaran Islam supaya mudah diterima. Nyadran bisa dipahami sebagai sebuah simbolisasi hubungan antara seseorang dengan leluhur, dengan sesama dan hubungan dengan Tuhan. Menurut Bapak Rakwin selaku sesepuh desa bahwa bentuk kegiatan upacara nyadran  adalah berupa acara massal membersihkan makam dan mendoakan para pendahulu supaya mendapatkan ampunan dan keselamatan dari Tuhan.Nyadran yang saya temui merupakan nyadran yang berbeda dari masyrakat yang lain.Nyadran di sini adalah bukan hanya memberihkan makam saja tapi berkunjung kerumah suadara yang lebih tua dengan membawa gula,teh,rokok,kupat-lepet,makanan yang lainny.Nyadran di sini adalah silaturahmi keluarga yang dilaksanakn bertepatan setelah shalat idul fitri.Dalam Nyadran di masyarakat Kubangsari secara turun temurun bila berkunjung ke saudara yang lebih tua mereka harus membawa kewajiban yaitu rokok,gula,teh,dan lain sebagainya.Itu sudah menjadi ritual Nyadran di masyarakat Kubangsari.

      Nyadran biasanya di laksanakan bertepan dengan 1 Syawal atau Idul Fitri,Nyadran dilakukan setelah shalat Idul Fitri.Masyarakat Kubangsari sebelum berangkat Nyadran mereka sudah menyiapkan sesaji di rumah yang diletakan di atas meja besar sebagai bentuk wujud terimakasih kepada sang maha kuasa dan sebagai doa untuk para leluhur yang sudah mendahului.Setelah shalat Idul Fitri,masyarakat berkumpul dengan kerabatnya masing-masing untuk menuju ke makam bersama-sama,mereka membawa kembang tujuh rupa,menyan,sapu lidi,dan lain-lain.Sapu lidi digunakan untuk besik makam atau untuk membersihkan makam.Masyarakat berkumpul di suatu makam leluhurnya atau keluarga yang sudah meninggal.Salah satu warga atau keluarga memimpin doa untuk tahlilan,setelah itu pemimpin tersebut membakar menyan,setelah itu satu persatu keluarga untuk membakar menyan dan berdoa memohon ampunan kepada sang maha kuasa dan mendoakan orang yang ada di dalam kubur tersebut,setelah itu mereka menabur bunga tujur rupa tersebut.Setelah semua keluarga sudah mendoakan keluarga yangs udah meninggal,mereka pulang dan menuju keluarga yang paling tua,seperti nenek-kakek.Semua keluarga dari anak,cucu,sampai cicit berkumpul di rumah keluarga yang paling tua.Dari anak yang paling tua satu persatu meminta maaf sampai ke keluarga yang paling muda.Setelah itu keluarga berkumpu lagi dan di situ mereka makan bersama.Mereka makan kupat dengan opor ayam sebagai tradisi idul fitri atau lanjutan dari ritual nyadran tersebut.Setelah itu mereka pada pulang kerumah dan menyiapkan untuk berkunjung ke rumah saudara-saudaranya.
      Ritual Nyadran di lanjutkan untuk berkunjung ke rumah saudara yang paling tua,sebagai bentuk silaturahmi.Masyarakat Kubangsari biasa silaturahmi diwaktu setelah besik makam yang di namai Nyadran,nyadran di sini adalah berkunjung ke rumah saudara yang paling tua dengan membawa Rokok,gula,teh dan yang lainnya merupakan pelengkap. Nyadran juga memberikan contoh kepada manusia, khususnya generasi muda agar mereka menyadari perannya yang mempunyai tanggung jawab dan kewajiban untuk selalu menghormati para leluhur atau orang tuanya, baik yang masih ada ataupun sudah tiada.
      Upacara Nyadran juga menggunakan sarana atau sesaji yang juga disesuaikan dengan tempat, waktu, kebutuhan, dan pelaku. Sesaji memegang peranan penting karena merupakan sarana penghantar doa manusia kepada Tuhan. Secara sosio-kultural, implementasi dari ritus nyadran tidak hanya sebatas membersihkan makam-makam leluhur tetapi dilanjutkan dengan adanya selamatan (kenduri), membuat kue apem, kolak, dan ketan sebagai unsur sesaji sekaligus landasan ritual doa. Nyadran juga menjadi ajang silaturahmi keluarga dan sekaligus menjadi transformasi sosial, budaya, dan keagamaan.
Prosesi ritual nyadran biasanya dimulai dengan membuat kue apem kupat-lepet, ketan, dan kolak. Kue-kue tersebut selain dipakai munjung/ater-ater (dibagi-bagikan) kepada sanak saudara yang lebih tua, juga menjadi ubarampe (pelengkap) kenduri. Tetangga dekat juga mendapatkan bagian dari kue-kue tadi. Hal itu dilakukan sebagai ungkapan solidaritas dan ungkapan kesalehan sosial kepada sesama. Di sini ada hubungan kekerabatan, kebersamaan, kasih sayang di antara warga atau anggota yang lain. Di samping itu, semakin jelas adanya nilai transformasi budaya dan tradisi dari yang tua kepada yang muda.
Nyadran merupakan ekspresi dan ungkapan kesalehan sosial masyarakat di mana rasa gotong- royong, solidaritas, dan kebersamaan menjadi pola utama dari tradisi ini. Ungkapan ini pada akhirnya akan menghasilkan sebuah tata hubungan vertikal-horizontal yang lebih intim. Dalam konteks ini, maka nyadran akan dapat meningkatkan pola hubungan dengan Tuhan dan masyarakat (sosial), sehingga akhirnya akan meningkatkan pengembangan kebudayaan dan tradisi yang sudah berkembang menjadi lebih lestari. Dalam konteks sosial dan budaya, nyadran dapat dijadikan sebagai wahana dan medium perekat sosial, sarana membangun jati diri bangsa, rasa kebangsaan dan nasionalisme (Gatot Marsono). Dalam prosesi ritual atau tradisi nyadran kita akan berkumpul bersama tanpa ada sekat-sekat dalam kelas sosial dan status sosial, tanpa ada perbedaan agama dan keyakinan, golongan ataupun partai.
    Nyadran menjadi ajang untuk berbaur dengan masyarakat, saling mengasihi, saling menyayangi satu sama lain. Nuansa kedamaian, humanitas dan familiar sangat kental terasa. Apabila nyadran ditingkatkan kualitas jalinan sosialnya, rasanya Indonesia ini menjadi benar-benar rukun, ayom-ayem, dan tenteram. Nyadran dalam konteks Indonesia saat ini telah menjelma sebagai refleksi, wisata rohani kelompok masyarakat di tengah kesibukan sehari-hari. Masyarakat, yang disibukkan dengan aktivitas kerja yang banyak menyedot tenaga sekaligus (terkadang) sampai mengabaikan religiusitas, melalui nyadran, seakan tersentak kesadaran hati nuraninya untuk kembali bersentuhan dan bercengkrama dengan nilai-nilai agama islam.
Kegiatan masak memasak untuk makan bersama keluarga setelah pulang dari makam atau setelah kegatan sungkem
 

Diskusi

Silahkan masuk untuk berdiskusi.

Daftar Diskusi

Rekomendasi Entri

Gambar Entri
Ikan Tongkol Sambal Dabu Dabu Terasi
Makanan Minuman Makanan Minuman
Sulawesi Utara

Bahan: 1 buah tomat, potong dadu 2 ekor ikan tongkol ukuran sedang (1/2kg) 1/2 bks bumbu marinasi bubuk 1 sdt bawang putih Secukupnya garam Secukupnya gula 7 siung bawang merah, iris 5 buah cabe rawit, iris 2 batang sereh, ambil bagian putihnya, iris 3 lembar daun jeruk, iris tipis-tipis 1 bks terasi ABC Minyak untuk menumis Secukupnya air Cara memasak: Cuci bersih ikan tongkol. Taburi bumbu marinasi desaku, garam secukupnya, air 2 sdm ke ikan tongkol. Siapkan bahan-bahan. Iris tipis bawang merah, daun jeruk, seret, cabe rawit. Kukus ikan tongkol selama 10 menit. Lapisi dengan daun pisang atau daun kunyit. Boleh jg tidak d lapisi. Setelah ikan di kukus, goreng ikan. Tumis bawang merah dan bahan lainnya. Masukkan terasi yg telah dihancurkan. Setelah matang, masukkan ikan yang telah digoreng. Aduk hingga rata. Sajikan dengan nasi hangat. Sumber: https://cookpad.com/id/resep/24995999?ref=search&search_term=dabu+dabu

avatar
Deni Andrian
Gambar Entri
Peda bakar sambal dabu-dabu
Makanan Minuman Makanan Minuman
Sulawesi Selatan

Bahan-bahan Porsi 2 orang Bumbu Ikan bakar : 2 ekor ikan peda 1 sdm kecap 1/2 sdm Gula merah 1/2 sdt garam Minyak goreng Bahan sambal dabu-dabu : 7 buah cabe rawit merah, iris kecil 1 buah tomat merah, iris dadu 3 siung bawang merah,iris halus 2 lembar daun jeruk, buang tulang tengah daun, iris tipis 2 sdm minyak goreng panas Cara Membuat: Marinasi ikan dengan air perasan jeruk nipis dan garam secukupnya, diamkan 20 menit, kemudian panggang diatas teflon(aku di happycall yang dialasi daun pisang) sesekali olesi minyak plus bumbu ke ikannya(aku pakai bumbu kecap dan gula merah) panggang sampai matang. Cara bikin Sambal dabu-dabu : Campurkan semua bahan sambal dabu-dabu ke dalam mangkok kecuali minyak kelapa, panaskan minyak kelapa, kemudian siram diatas sambal tadi, sajikan ikan peda bakar dengan sambal dabu-dabu. Sumber: https://cookpad.com/id/resep/15232544?ref=search&search_term=peda+bakar

avatar
Deni Andrian
Gambar Entri
tes
Alat Musik Alat Musik
Bali

tes

avatar
Reog Dev
Gambar Entri
Tradisi MAKA
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Nusa Tenggara Barat

MAKA merupakan salah satu tradisi sakral dalam budaya Bima. Tradisi ini berupa ikrar kesetiaan kepada raja/sultan atau pemimpin, sebagai wujud bahwa ia bersumpah akan melindungi, mengharumkan dan menjaga kehormatan Dou Labo Dana Mbojo (bangsa dan tanah air). Gerakan utamanya adalah mengacungkan keris yang terhunus ke udara sambil mengucapkan sumpah kesetiaan. Berikut adalah teks inti sumpah prajurit Bima: "Tas Rumae… Wadu si ma tapa, wadu di mambi’a. Sura wa’ura londo parenta Sara." "Yang mulia tuanku...Jika batu yang menghadang, batu yang akan pecah, jika perintah pemerintah (atasan) telah dikeluarkan (diturunkan)." Tradisi MAKA dalam Budaya Bima dilakukan dalam dua momen: Saat seorang anak laki-laki selesai menjalani upacara Compo Sampari (ritual upacara kedewasaan anak laki-laki Bima), sebagai simbol bahwa ia siap membela tanah air di berbagai bidang yang digelutinya. Seharusnya dilakukan sendiri oleh si anak, namun tingkat kedewasaan anak zaman dulu dan...

avatar
Aji_permana
Gambar Entri
Wisma Muhammadiyah Ngloji
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.

avatar
Bernadetta Alice Caroline