Kata "holat" pasti kurang familier untuk sebagian besar masyarakat Indonesia. Holat adalah nama salah satu makanan daerah di Indonesia. Masakan ini berasal dari Padang Bolak, Kabuoaten Padang Lawas Utara, Provinsi Sumatera Utara.
Sesuai dengan namanya, holat yang berarti kelat, hidangan ini memiliki cita rasa kelat yang menambah kenikmatannya dan menjadikannya beda dari hidangan lain. Pembuatan Holat menggunakan bahan-bahan khas yang ada di Sumatra Utara, antara lain, kulit kayu tanaman balakka yang biasanya hanya terdapat di hutan kawasan Tapanuli Selatan dan ikan jurung. Ikan tersebut adalah jenis ikan endemis yang rasanya manis dan biasanya dapat ditemukan di sungai-sungai di Padang Bolak. Ditambah dengan potongan pakkat atau tunas rotan yang menambah kekelatannya.
Konon Holat adalah hidangan khusus para raja di Tapanuli Selatan. Namun kini hidangan ini bebas dinikmati oleh siapa saja. Holat bisa ditemukan di beberapa kabupaten/kota di Sumatera Utara, seperti di Kota Padangsidimpuan; Rantauprapat, Kabupaten Labuhan Batu; Kotapinang, Kabupaten Labuhan Batu Selatan; Aek Kanopan, Kabupaten Labuhan Batu Utara; dan Kota Medan.
Makanan Holat ini terbilang langka. Namun, keberadaan Holat sampai kini masih bertahan. Bahkan, Holat dijadikan sebagai warisan takbenda 2017 dari Sumatra Utara. Ahli atau maestro hidangan Holat ini bernama G. Siregar Baumi gelar Ch. Sutan Tinggibarani Perkasa Alam Maryam Harahap.
Kelahiran seorang anak yang dinantikan tentu membuat seorang ibu serta keluarga menjadi bahagia karena dapat bertemu dengan buah hatinya, terutama bagi ibu (melahirkan anak pertama). Tetapi tidak sedikit pula ibu yang mengalami stress yang bersamaan dengan rasa bahagia itu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tentang makna dari pra-kelahiran seseorang dalam adat Nias khusunya di Nias Barat, Kecamatan Lahomi Desa Tigaserangkai, dan menjelaskan tentang proses kelahiran anak mulai dari memberikan nama famanoro ono khora sibaya. Metode pelaksanaan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode observasi dan metode wawancara dengan pendekatan deskriptif. pendekatan deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan fakta sosial dan memberikan keterangan yang jelas mengenai Pra-Kelahiran dalam adat Nias. Adapun hasil dalam pembahasan ini adalah pra-kelahiran, pada waktu melahirkan anak,Pemberian Nama (Famatorõ Tõi), acara famangõrõ ono khõ zibaya (Mengantar anak ke rumah paman),...
Prajurit pemanah dari komunitas pemanah berkuda indonesia (KPBI) mengikuti Festival Keraton Nusantara 2017. mewakili kesultanan kasepuhan cirebon. PAKAIAN: terdiri dari ikat kepala/ totopong khas sunda jenis mahkuta wangsa. kain sembongb berwarnaungu di ikat di pinggang bersamaan dengan senjata tajam seperti golok dan pisau lalu baju & celana pangsi sunda. dengan baju corak ukiran batik khas sunda di bagian dada. untuk alas kaki sebagian besar memakai sendal gunung, namun juga ada yang memakai sepatu berkuda. BUSUR: sebagian besar memakai busur dengan model bentuk turkis dan ada juga memakai busur model bentuk korea. ANAK PANAH: Semua nya memakai anak panah bahan natural seperti bambu tonkin, kayu mapple & kayu spruce QUIVER (TEMPAT ANAK PANAH): Semua pemanah menggunakan quiver jenis backside quiver atau hip quiver . yaitu quiver yang anak panah di pasang di pinggang dan apabila anak panah di pasang di dalam quiver , nock anak panah menghadap ke belaka...
aksi pertunjukan pusaka dan pasukan kesultanan kacirebonan dari balaikota cirebon sampai ke keraton kacirebonan
Para pasukan penjaga keraton Sumedang larang