Nasi jotos atau sego jotos ini kuliner khas Madiun yang tidak akan membuat kamu babak belur. Jotos disini hanya nama saja karena tampilan dari nasi jotos atau sego jotos ini mirip dengan kepalan tangan. Sekedar informasi, jotos dalam bahasa Jawa mempunyai arti pukul. Sekilas penyajiannya mirip dengan nasi kucing atau nasi jinggo. Satu porsi nasi jotos atau sego jotos berisi nasi lengkap dengan lauk sederhana misalnya tahu, tempe, dan telur. Satu hal yang membuat nasi jotos atau sego jotos ini istimewa adalah sambalnya. Kamu bisa mendapatkan satu porsi nasi jotos sekaligus berwisata jika mengunjungi Air Terjun Slampir yang jaraknya sekitar 20 km ke arah selatan kota Madiun. Banyak penjual nasi jotos atau sego jotos di tempat wisata tersebut. (http://tempatwisataindonesia.id/makanan-khas-madiun/)
Nasi Jotos biasanya hadir dengan kopi dan minuman hangat lainnya. Paling nikmat disantap malam hari sepulang kerja sambil nongkrong bersama sahabat membicarakan banyak hal. Kombinasi lauk yang pas mulai dari tempe hingga olahan mie selalu jadi kenikmatan tersendiri. Nasi Jotos biasanya dijual di warung-warung di sore hari hingga malam hari dan merupakan tempat yang cukup familiar bagi warga Madiun untuk kongkow-kongkow di sore atau malam hari. Kalau di daerah Jogja / Solo, tempat semacam ini biasa disebut dengan angkringan, dengan menu yang hampir sama tapi dengan sebutan yang berbeda : Nasi Kucing atau Sego Kucing. Kalau Dibungkus sejumput-kecil di Bali disebut nasi jinggo. Di Tegal orang bilang nasi ponggol, di Pati orang menyebut Nasi Gandul, di Pekalongan di sebut Nasi Megono. Di Cirebon dibungkus daun jati dengan nama nasi jamblang, atau yang dibungkus dengan daun pisang selagi hangat yang disebut dengan nasi timbel.
Bahan: 1 buah tomat, potong dadu 2 ekor ikan tongkol ukuran sedang (1/2kg) 1/2 bks bumbu marinasi bubuk 1 sdt bawang putih Secukupnya garam Secukupnya gula 7 siung bawang merah, iris 5 buah cabe rawit, iris 2 batang sereh, ambil bagian putihnya, iris 3 lembar daun jeruk, iris tipis-tipis 1 bks terasi ABC Minyak untuk menumis Secukupnya air Cara memasak: Cuci bersih ikan tongkol. Taburi bumbu marinasi desaku, garam secukupnya, air 2 sdm ke ikan tongkol. Siapkan bahan-bahan. Iris tipis bawang merah, daun jeruk, seret, cabe rawit. Kukus ikan tongkol selama 10 menit. Lapisi dengan daun pisang atau daun kunyit. Boleh jg tidak d lapisi. Setelah ikan di kukus, goreng ikan. Tumis bawang merah dan bahan lainnya. Masukkan terasi yg telah dihancurkan. Setelah matang, masukkan ikan yang telah digoreng. Aduk hingga rata. Sajikan dengan nasi hangat. Sumber: https://cookpad.com/id/resep/24995999?ref=search&search_term=dabu+dabu
Bahan-bahan Porsi 2 orang Bumbu Ikan bakar : 2 ekor ikan peda 1 sdm kecap 1/2 sdm Gula merah 1/2 sdt garam Minyak goreng Bahan sambal dabu-dabu : 7 buah cabe rawit merah, iris kecil 1 buah tomat merah, iris dadu 3 siung bawang merah,iris halus 2 lembar daun jeruk, buang tulang tengah daun, iris tipis 2 sdm minyak goreng panas Cara Membuat: Marinasi ikan dengan air perasan jeruk nipis dan garam secukupnya, diamkan 20 menit, kemudian panggang diatas teflon(aku di happycall yang dialasi daun pisang) sesekali olesi minyak plus bumbu ke ikannya(aku pakai bumbu kecap dan gula merah) panggang sampai matang. Cara bikin Sambal dabu-dabu : Campurkan semua bahan sambal dabu-dabu ke dalam mangkok kecuali minyak kelapa, panaskan minyak kelapa, kemudian siram diatas sambal tadi, sajikan ikan peda bakar dengan sambal dabu-dabu. Sumber: https://cookpad.com/id/resep/15232544?ref=search&search_term=peda+bakar
MAKA merupakan salah satu tradisi sakral dalam budaya Bima. Tradisi ini berupa ikrar kesetiaan kepada raja/sultan atau pemimpin, sebagai wujud bahwa ia bersumpah akan melindungi, mengharumkan dan menjaga kehormatan Dou Labo Dana Mbojo (bangsa dan tanah air). Gerakan utamanya adalah mengacungkan keris yang terhunus ke udara sambil mengucapkan sumpah kesetiaan. Berikut adalah teks inti sumpah prajurit Bima: "Tas Rumae… Wadu si ma tapa, wadu di mambi’a. Sura wa’ura londo parenta Sara." "Yang mulia tuanku...Jika batu yang menghadang, batu yang akan pecah, jika perintah pemerintah (atasan) telah dikeluarkan (diturunkan)." Tradisi MAKA dalam Budaya Bima dilakukan dalam dua momen: Saat seorang anak laki-laki selesai menjalani upacara Compo Sampari (ritual upacara kedewasaan anak laki-laki Bima), sebagai simbol bahwa ia siap membela tanah air di berbagai bidang yang digelutinya. Seharusnya dilakukan sendiri oleh si anak, namun tingkat kedewasaan anak zaman dulu dan...
Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.