Makanan Minuman
Makanan Minuman
Makanan Jawa Barat Cirebon
Nasi Jamblang
- 28 Februari 2017

Proses pembuatan Jalan Raya Anyer - Panarukan tak hanya mengisahkan beragam kepiluan. Di tengah proses proyek yang dipimpin Herman William Daendels inilah nasi jamblang mulai dikenal. Pada Mei 1908, jalan ini dimulai dari Bogor, melingkar menembus Sumedang, hingga Kabupaten Cirebon, Jawa Barat. Dahulunya, di Cirebon, diceritakan bahwa para kuli bangunan dan kuli jalanan dari proyek tersebut diberi santapan nasi jamblang. Nasi ini dibungkus daun jati dengan lauk pauk kadarnya. Namun, sebuah literatur mengatakan pula bahwa nasi jamblang lahir pada periode di mana Pemerintah Kolonial Belanda membangun sejumlah pabrik di wilayah Cirebon. Pata 1847, pemerintah kolonial membangun pabrik gula di wilayah Gempol, pabrik gula di Plumbon, dan pabrik spiritus di Palimanan pada tahun 1883. Nasi jamblang pun dibuat untuk memenuhi kebutuhan makan para pekerja pabrik tersebut.

Meski belum ada catatan jelas siapa pencetus kuliner khas ini, tapi fakta membuktikan bahwa usaha nasi jamblang adalah usaha turun temurun. Saat ini, lebih dari tiga ratus penjaja kuliner nasi jamblang di Cirebon. Bagi penyantap kuliner yang menjunjung tinggi kemasan ketimbang rasa, nasi jamblang tentu bukanlah pilihan yang tepat. Makanan khas kota Udang ini berpenampilan sederhana dan tidak istimewa. Ia hanya dibalut dengan daun jati. Ukurannya sekepalan tangan remaja. Hanya saja, meski berbalut daun, nasi jamblang terasa pulen, tidak kering, dan tidak mudah basi. Rahasianya ada pada nasi yang dimasak secara benar, yakni di-akeul (dikipas sambil diaduk centong).

Bahan:
  • Nasi putih secukupnya
  • Daun jati secukupnya
Ulukutek Leunca
Bahan:
  • 300 gram oncom, hancurkan
  • 150 gram leunca
  • 10 buah cabai hijau besar, iris serong tipis
  • 100 ml air
  • 4 sdm minyak goreng
Bumbu:
  • 6 butir bawang merah, iris
  • 6 siung bawang putih, iris
  • ½ sdt garam
  • 1 sdt gula pasir
Sambal Goreng Daging
Bahan:
  • 400 gram daging, potong persegi
  • 400 ml air
  • 4 buah cabai merah, iris
  • 1 sdm bawang merah goreng
  • 4 sdm minyak goreng
Bumbu:
  • 5 siung bawang putih, haluskan
  • 7 butir bawang merah, haluskan
  • 1 buah tomat
  • 4 cm lengkuas, memarkan
  • 2 lembar daun salam
  • 2 lembar daun jeruk
  • 5 sdm kecap manis
  • 1 sdm gula pasir
  • 1 sdt garam
Tempe Tepung
Bahan:
  • 250 gram tempe
  • 250 gram tepung kanji
  • 100 ml air
  • Minyak goreng secukupnya
Bumbu:
  • 5 siung bawang putih, haluskan
  • ½ sdt garam
 
Cara membuat:
  1. Bungkus 1 genggam nasi saat masih panas dengan daun jati
Ulukutek Leunca
  1. Tumis bawang merah, bawang putih, leunca dan cabai hijau hingga harum. Tambahkan air, diamkan hingga mendidih
  2. Masukkan garam, gula, dan oncom, aduk, masak hingga air habis. Angkat dan hidangkan
Sambal Goreng Daging
  1. Rebus daging hingga empuk, sisakan airnya (±100 ml) untuk kuah sayur
  2. Tumis bawang putih dan bawang merah hingga harum, masukkan daging rebus dan bumbu lainnya, aduk rata. Sesaat sebelum diangkat, taburkan cabai merah, aduk rata, masak hingga matang. Angkat dan sajikan dengan taburan bawang merah goreng
Tempe Tepung
  1. Campur bawang putih, garam dan air, aduk rata
  2. Rendam tempe beberapa saat dalam bumbu, lalu masukkan ke dalam tepung kanji,aduk. Goreng dalam minyak banyak hingga kecokelatan. Angkat dan tiriskan

sumber: google

 

 

Reference:

  1. Buku "Jejak Kuliner Indonesia", TIKI JNE
  2. https://www.bacaresepdulu.com/resep-nasi-jamblang/

Diskusi

Silahkan masuk untuk berdiskusi.

Daftar Diskusi

Rekomendasi Entri

Gambar Entri
Tradisi MAKA
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Nusa Tenggara Barat

MAKA merupakan salah satu tradisi sakral dalam budaya Bima. Tradisi ini berupa ikrar kesetiaan kepada raja/sultan atau pemimpin, sebagai wujud bahwa ia bersumpah akan melindungi, mengharumkan dan menjaga kehormatan Dou Labo Dana Mbojo (bangsa dan tanah air). Gerakan utamanya adalah mengacungkan keris yang terhunus ke udara sambil mengucapkan sumpah kesetiaan. Berikut adalah teks inti sumpah prajurit Bima: "Tas Rumae… Wadu si ma tapa, wadu di mambi’a. Sura wa’ura londo parenta Sara." "Yang mulia tuanku...Jika batu yang menghadang, batu yang akan pecah, jika perintah pemerintah (atasan) telah dikeluarkan (diturunkan)." Tradisi MAKA dalam Budaya Bima dilakukan dalam dua momen: Saat seorang anak laki-laki selesai menjalani upacara Compo Sampari (ritual upacara kedewasaan anak laki-laki Bima), sebagai simbol bahwa ia siap membela tanah air di berbagai bidang yang digelutinya. Seharusnya dilakukan sendiri oleh si anak, namun tingkat kedewasaan anak zaman dulu dan...

avatar
Aji_permana
Gambar Entri
Wisma Muhammadiyah Ngloji
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
SMP Negeri 1 Berbah
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

SMP Negeri 1 Berbah terletak di Tanjung Tirto, Kelurahan Kalitirto, Kecamatan Berbah, Sleman. Gedung ini awalnya merupakan rumah dinas Administratuur Pabrik Gula Tanjung Tirto yang dibangun pada tahun 1923. Selama pendudukan Jepang, bangunan ini digunakan sebagai rumah dinas mandor tebu. Setelah Indonesia merdeka, bangunan tersebut sempat kosong dan dikuasai oleh pasukan TNI pada Serangan Umum 1 Maret 1949, tanpa ada yang menempatinya hingga tahun 1951. Sejak tahun 1951, bangunan ini digunakan untuk kegiatan sekolah, dimulai sebagai Sekolah Teknik Negeri Kalasan (STNK) dari tahun 1951 hingga 1952, kemudian berfungsi sebagai STN Kalasan dari tahun 1952 hingga 1969, sebelum akhirnya menjadi SMP Negeri 1 Berbah hingga sekarang. Bangunan SMP N I Berbah menghadap ke arah selatan dan terdiri dari dua bagian utama. Bagian depan bangunan asli, yang sekarang dijadikan kantor, memiliki denah segi enam, sementara bagian belakangnya berbentuk persegi panjang dengan atap limasan. Bangunan asli dib...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Pabrik Gula Randugunting
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Pabrik Gula Randugunting menyisakan jejak kejayaan berupa klinik kesehatan. Eks klinik Pabrik Gula Randugunting ini bahkan telah ditetapkan sebagai cagar budaya di Kabupaten Sleman melalui SK Bupati Nomor Nomor 79.21/Kep.KDH/A/2021 tentang Status Cagar Budaya Kabupaten Sleman Tahun 2021 Tahap XXI. Berlokasi di Jalan Tamanmartani-Manisrenggo, Kalurahan Tamanmartani, Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, pabrik ini didirikan oleh K. A. Erven Klaring pada tahun 1870. Pabrik Gula Randugunting berawal dari perkebunan tanaman nila (indigo), namun, pada akhir abad ke-19, harga indigo jatuh karena kalah dengan pewarna kain sintesis. Hal ini menyebabkan perkebunan Randugunting beralih menjadi perkebunan tebu dan menjadi pabrik gula. Tahun 1900, Koloniale Bank mengambil alih aset pabrik dari pemilik sebelumnya yang gagal membayar hutang kepada Koloniale Bank. Abad ke-20, kemunculan klinik atau rumah sakit di lingkungan pabrik gula menjadi fenomena baru dalam sejarah perkembangan rumah sakit...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Kompleks Panti Asih Pakem
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Kompleks Panti Asih Pakem yang terletak di Padukuhan Panggeran, Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, merupakan kompleks bangunan bersejarah yang dulunya berfungsi sebagai sanatorium. Sanatorium adalah fasilitas kesehatan khusus untuk mengkarantina penderita penyakit paru-paru. Saat ini, kompleks ini dalam kondisi utuh namun kurang terawat dan terkesan terbengkalai. Beberapa bagian bangunan mulai berlumut, meskipun terdapat penambahan teras di bagian depan. Kompleks Panti Asih terdiri dari beberapa komponen bangunan, antara lain: Bangunan Administrasi Paviliun A Paviliun B Paviliun C Ruang Isolasi Bekas rumah dinas dokter Binatu dan dapur Gereja

avatar
Bernadetta Alice Caroline