Nasi yang merupakan makanan pokok khas Indonesia ini memiliki berbagai macam olahan, salah satunya ada di Kota Serang, Banten. Di Serang, terdapat makanan yang berbahan utama nasi yang terkenal nikmat dan enak yaitu nasi bakar sumsum.
Awal mula nasi bakar sumsum menjadi makanan khas di Serang terjadi pada tahun 1941. Saat itu tukang potong hewan yang bekerja di daerah Serang, melihat sisa-sisa tulang yang mubazir untuk dibiarkan. Tulang itu pun dibawa pulang. Ternyata tulang yang dibawanya menarik seorang pembeli untuk menggunakan tulang tersebut. Tulang itu pun dipecah-pecah untuk memudahkan penjualan.
Pada bagian dalam tulang terdapat sumsum yang tidak terpakai sehingga dibuang oleh si tukang potong. hal ini kemudian dimanfaatkan sang istri. Ia mempunyai ide untuk menggunakan sumsum tersebut untuk dicampur ke dalam nasi lalu dibakar.
Seperti namanya, Nasi Bakar Sumsum adalah kuliner dengan nasi sebagai bahan utamanya, ditumis dengan bumbu-bumbu dan ditambahkan sumsum sapi/kerbau. Kemudian dibungkus dengan daun pisang, dan dibakar hingga matang atau beraroma harum.
Disajikan dengan irisan mentimun dan tomat, dilengkapi sambal kacang. Kuliner asli Banten ini dapat kamu temui di di Jalan T.B. Buang, Pasar Lama, Serang dengan gaya warung tenda bernama “Puri”, warung tersbut hanya buka pada malam hari mulai pukul 6 sore. Biasaya akan tutup pada tengah malam atau jika nasi bakar sumsum habis lebih cepat.
Nasi bakar sumsum tangerang dibuat dari bahan nasi yang telah matang selanjutnya diaduk dengan tambahan bahan rempah. Rasanya yang gurih dan lezat akan membuat lidah seperti dimanjakan dengan rasa khas nasi bakar sumsum. Nasi khas Banten berbalut bumbu plus sumsum ini rasanya gurih-gurih enak. Makanan ini biasa disantap pada siang hari oleh warga tangerang untuk menu makan siang. Aroma dan cita rasanya mampu meningkatkan selera makan, walaupun menu nasi sumsum ini tergolong makanan langka di tangerang namun masih ada beberapa warung makan yang menjualnya.
Bahan :
Bumbu, goreng dan haluskan :
Cara Pembuatan :
Bahan: 1 buah tomat, potong dadu 2 ekor ikan tongkol ukuran sedang (1/2kg) 1/2 bks bumbu marinasi bubuk 1 sdt bawang putih Secukupnya garam Secukupnya gula 7 siung bawang merah, iris 5 buah cabe rawit, iris 2 batang sereh, ambil bagian putihnya, iris 3 lembar daun jeruk, iris tipis-tipis 1 bks terasi ABC Minyak untuk menumis Secukupnya air Cara memasak: Cuci bersih ikan tongkol. Taburi bumbu marinasi desaku, garam secukupnya, air 2 sdm ke ikan tongkol. Siapkan bahan-bahan. Iris tipis bawang merah, daun jeruk, seret, cabe rawit. Kukus ikan tongkol selama 10 menit. Lapisi dengan daun pisang atau daun kunyit. Boleh jg tidak d lapisi. Setelah ikan di kukus, goreng ikan. Tumis bawang merah dan bahan lainnya. Masukkan terasi yg telah dihancurkan. Setelah matang, masukkan ikan yang telah digoreng. Aduk hingga rata. Sajikan dengan nasi hangat. Sumber: https://cookpad.com/id/resep/24995999?ref=search&search_term=dabu+dabu
Bahan-bahan Porsi 2 orang Bumbu Ikan bakar : 2 ekor ikan peda 1 sdm kecap 1/2 sdm Gula merah 1/2 sdt garam Minyak goreng Bahan sambal dabu-dabu : 7 buah cabe rawit merah, iris kecil 1 buah tomat merah, iris dadu 3 siung bawang merah,iris halus 2 lembar daun jeruk, buang tulang tengah daun, iris tipis 2 sdm minyak goreng panas Cara Membuat: Marinasi ikan dengan air perasan jeruk nipis dan garam secukupnya, diamkan 20 menit, kemudian panggang diatas teflon(aku di happycall yang dialasi daun pisang) sesekali olesi minyak plus bumbu ke ikannya(aku pakai bumbu kecap dan gula merah) panggang sampai matang. Cara bikin Sambal dabu-dabu : Campurkan semua bahan sambal dabu-dabu ke dalam mangkok kecuali minyak kelapa, panaskan minyak kelapa, kemudian siram diatas sambal tadi, sajikan ikan peda bakar dengan sambal dabu-dabu. Sumber: https://cookpad.com/id/resep/15232544?ref=search&search_term=peda+bakar
MAKA merupakan salah satu tradisi sakral dalam budaya Bima. Tradisi ini berupa ikrar kesetiaan kepada raja/sultan atau pemimpin, sebagai wujud bahwa ia bersumpah akan melindungi, mengharumkan dan menjaga kehormatan Dou Labo Dana Mbojo (bangsa dan tanah air). Gerakan utamanya adalah mengacungkan keris yang terhunus ke udara sambil mengucapkan sumpah kesetiaan. Berikut adalah teks inti sumpah prajurit Bima: "Tas Rumae… Wadu si ma tapa, wadu di mambi’a. Sura wa’ura londo parenta Sara." "Yang mulia tuanku...Jika batu yang menghadang, batu yang akan pecah, jika perintah pemerintah (atasan) telah dikeluarkan (diturunkan)." Tradisi MAKA dalam Budaya Bima dilakukan dalam dua momen: Saat seorang anak laki-laki selesai menjalani upacara Compo Sampari (ritual upacara kedewasaan anak laki-laki Bima), sebagai simbol bahwa ia siap membela tanah air di berbagai bidang yang digelutinya. Seharusnya dilakukan sendiri oleh si anak, namun tingkat kedewasaan anak zaman dulu dan...
Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.