Naniura Medan
NANIURA, ikan khas batak yang tidak dimasak, seperti Sashimi ikan mentah khas Jepang. Bila orang Batak mendengar naniura, maka yang pernah memakannya langsung mengeluarkan air liur dengan mata terpejam....tabo nai...enak sekali. Bagaimana tidak, ikan yang sudah dilumuri bumbu dan asam jungga (asam batak) ditambah andaliman menciptakan rasa manis ikan yang dibumbu asam dan diwarnai rasa pedas andaliman yang meninggalkan rasa ketir diujung lidah. Tidak percaya? Silahkan coba...maka rasanya tiada duanya. Naniura, tidak sepopuler ikan arsik dan jarang didapat di lapo-lapo Batak atau diarisan-arisan marga, biasanya disajikan pada saat acara Bona Taon para marga-marga Batak. Resep asli Naniura bukanlah ikan mas seperti arsik, tapi ikan yang satu-satunya ada di danau toba atau disebut "Ihan". Tapi karena ikan ini susah didapat, maka sekarang orang menggunakan ikan mas. Ihan adalah jenis ikan yang hidup hanya di danau Toba, masih ingat cerita rakyat tentang asal muasal Danau Toba, dimana seekor ikan sakti yang berubah menjadi perempuan kemudian menikah dengan manusia, dan kembali menjadi ikan setelah marah karena suaminya menyebut anaknya adalah anak ikan. Konon ikan itu menjadi Ratu Ikan di Danau Toba, dan dinyakini orang Batak ikan ini terus hidup sepanjang masa. Ratu ikan ini ditemani ihan-ihan, yang menjadi ciri khas ikan batak. Masakan naniura, dahulu kala pada jaman Raja-Raja Batak (Red. Di tapanuli sebelum kemerdekaan RI, banyak raja-raja batak di masing-masing daerahnya, salah satu yang terkenal adalah Sisingamangaraja. Sisingamangaraja bukan Raja Orang Batak, tapi salah satu Raja Batak yang paling terkenal), merupakan masakan istimewa dan hanya dihidangkan untuk para raja, oleh karena itu dahulu tidak semua orang boleh memasak naniura, hanya koki kerajaan saja yang boleh memasaknya. (Wah kalau dipikir-pikir, raja-raja batak dulu egois ya...karena masakan yang paling enak hanya untuk mereka).
Bahan-bahan dan bumbunya adalah:
Nah cara masaknya gampang sekali,
Sumber
Sumber daya air merupakan sebuah unsur esensial dalam mendukung keberlangsungan kehidupan di bumi. Ketersediaan air dengan kualitas baik dan jumlah yang cukup menjadi faktor utama keseimbangan ekosistem serta kesejahteraan manusia. Namun, pada era modern saat ini, dunia menghadapi krisis air yang semakin mengkhawatirkan (Sari et al., 2024). Berkurangnya ketersediaan air disebabkan oleh berbagai faktor global seperti pemanasan, degradasi lingkungan, dan pertumbuhan penduduk yang pesat. Kondisi tersebut menuntut adanya langkah-langkah strategis dalam pengelolaan air dengan memperhatikan berbagai faktor yang tidak hanya teknis, tetapi juga memperhatikan sosial dan budaya masyarakat. Salah satu langkah yang relevan adalah konservasi air berbasis kearifan lokal. Langkah strategis ini memprioritaskan nilai-nilai budaya masyarakat sebagai dasar dalam menjaga sumber daya air. Salah satu wilayah yang mengimplementasikan konservasi berbasis kearifan lokal yaitu Goa Ngerong di kecamatan Rengel,...
Kelahiran seorang anak yang dinantikan tentu membuat seorang ibu serta keluarga menjadi bahagia karena dapat bertemu dengan buah hatinya, terutama bagi ibu (melahirkan anak pertama). Tetapi tidak sedikit pula ibu yang mengalami stress yang bersamaan dengan rasa bahagia itu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tentang makna dari pra-kelahiran seseorang dalam adat Nias khusunya di Nias Barat, Kecamatan Lahomi Desa Tigaserangkai, dan menjelaskan tentang proses kelahiran anak mulai dari memberikan nama famanoro ono khora sibaya. Metode pelaksanaan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode observasi dan metode wawancara dengan pendekatan deskriptif. pendekatan deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan fakta sosial dan memberikan keterangan yang jelas mengenai Pra-Kelahiran dalam adat Nias. Adapun hasil dalam pembahasan ini adalah pra-kelahiran, pada waktu melahirkan anak,Pemberian Nama (Famatorõ Tõi), acara famangõrõ ono khõ zibaya (Mengantar anak ke rumah paman),...
Prajurit pemanah dari komunitas pemanah berkuda indonesia (KPBI) mengikuti Festival Keraton Nusantara 2017. mewakili kesultanan kasepuhan cirebon. PAKAIAN: terdiri dari ikat kepala/ totopong khas sunda jenis mahkuta wangsa. kain sembongb berwarnaungu di ikat di pinggang bersamaan dengan senjata tajam seperti golok dan pisau lalu baju & celana pangsi sunda. dengan baju corak ukiran batik khas sunda di bagian dada. untuk alas kaki sebagian besar memakai sendal gunung, namun juga ada yang memakai sepatu berkuda. BUSUR: sebagian besar memakai busur dengan model bentuk turkis dan ada juga memakai busur model bentuk korea. ANAK PANAH: Semua nya memakai anak panah bahan natural seperti bambu tonkin, kayu mapple & kayu spruce QUIVER (TEMPAT ANAK PANAH): Semua pemanah menggunakan quiver jenis backside quiver atau hip quiver . yaitu quiver yang anak panah di pasang di pinggang dan apabila anak panah di pasang di dalam quiver , nock anak panah menghadap ke belaka...
aksi pertunjukan pusaka dan pasukan kesultanan kacirebonan dari balaikota cirebon sampai ke keraton kacirebonan
Para pasukan penjaga keraton Sumedang larang