Musik kenthongan di Banyumas telah lahir dan berkembang menjadi musik yang begitu atraktif dan bergairah. Setiap grup dapat menampilkan kreativitasnya masing-masing secara bebas, tanpa aturan-aturan baku yang mengekang kreativitas. Kebebasan kreativitas inilah yang menjadi salah satu daya tarik dari musik ini. Setiap grup bisa menyederhanakan atau merumitkan teknik permainan musik sesuai dengan kemampuan dan keinginan mereka. Musik kenthongan di Banyumas sebenarnya sudah dapat dijumpai pada awal dekade tahun 1970-an. Di wilayah Kecamatan Cilongok, Kabupaten Banyumas (kurang lebih 10 km di sebelah barat Kota Purwokerto) dijumpai ada sekelompok masyarakat yang mengembangkan kenthongan menjadi semacam perangkat musik. Caranya adalah membuat alat kenthongan dalam jumlah banyak kemudian ditabuh bersama-sama. Pada waktu itu ada yang mencoba memasukkan alat musik mirip dengan angklung yang cara membunyikannya adalah dengan memukul bilah-bilah nada di dalamnya. Selanjutnya jadilah aransemen musikal dari alat kenthongan yang dilengkapi dengan alat musik mirip angklung.
Walaupun kenthong sangat terkenal di Indonesia, namun siapa sangka bahwa kenthongan ternyata sudah ditemukan sejak awal Masehi. Akan tetapi sejarah dari tiap daerah selalu berbeda. Sejarah yang paling terkenal mengenai penggunaan alat tradisional ini berasal dari legenda sang penjelajah legendaris Tiongkok yang bernama Ceng Ho (Zheng He). Dalam sebuah perjalanan, Ceng Ho menggunakan kenthong sebagai media komunikasi ritual keagamaan. Di Jawa, terutama pada masa Kerajaan Majapahit, kenthongan digunakan sebagai media komunikasi untuk mengumpulkan warga.
Pada zaman dahulu, kenthongan umumnya digunakan sebagai alat komunikasi untuk mengumpulkan masyarakat. Bahkan sampai sekarang, kenthongan masih bisa didapati tergantung di Pos Kamling. Dalam kasus ini, kenthongan berfungsi sebagai alat penanda jika ada sesuatu. Di pedesaan yang masih cukup tradisional, para petani menggunakan kenthong untuk mengusir hama yang menyerang tanaman.
Musik Kenthongan di Banyumas sudah ada sejak awal tahun 1970 dan menjadi sebuah pertunjukan kesenian yang atraktif. Bahkan sejak 2004, sudah tercatat ada sekitar 368 grup musik kenthongan di Kabupaten Banyumas sendiri. Kemudian kesenian tradisional ini mulai berkembang dengan ditambahkan alat musik lain seperti angklung, teplak, bedug, seruling, hingga tarian. Bahkan ada festival kenthongan keliling yang rutin diadakan setiap tahun untuk memperingati hari jadi Kabupaten Banyumas.
#OSKMITB2018
Prajurit pemanah dari komunitas pemanah berkuda indonesia (KPBI) mengikuti Festival Keraton Nusantara 2017. mewakili kasultanan kasepuhan cirebon. PAKAIAN : terdiri dari ikat kepala/ totopong khas sunda jenis mahkuta wangsa. lalu baju & celana pangsi sunda berwarna hitam. dengan baju corak ukiran batik khas sunda di bagian dada. kain sembong berwarna ungu di ikat di pinggang bersamaan dengan senjata tajam berupa golok dan pisau. untuk alas kaki sebagian besar memakai sendal gunung, namun juga ada yang memakai sepatu berkuda. BUSUR : sebagian besar memakai busur dengan model bentuk turkis namun ada juga yang memakai busur model bentuk korea. ANAK PANAH : Semua nya memakai anak panah bahan natural seperti bambu tonkin, kayu mapple & kayu spruce. QUIVER ( TEMPAT ANAK PANAH ): Semua pemanah menggunakan quiver jenis backside quiver atau hip quiver . yaitu quiver yang anak panah di pasang di pinggang dan apabila anak panah di pasang di dalam quiver , nock ana...
Pasukan pemanah dari komunitas pemanah berkuda indonesia (KPBI chapter dki jaya) mengikuti Festival Keraton Nusantara 2017. mewakili kesultanan kasepuhan cirebon. PAKAIAN: terdiri dari ikat kepala/ totopong khas sunda jenis mahkuta wangsa. lalu baju & celana pangsi sunda. dengan baju corak ukiran batik khas sunda di bagian dada. untuk alas kaki sebagian besar memakai sendal gunung, namun juga ada yang memakai sepatu berkuda. BUSUR: sebagian besar memakai busur dengan model bentuk turkis dan ada juga memakai busur model bentuk korea. ANAK PANAH: Semua nya memakai anak panah bahan natural seperti bambu tonkin, kayu mapple & kayu spruce QUIVER (TEMPAT ANAK PANAH): Semua pemanah menggunakan quiver jenis backside quiver atau hip quiver . yaitu quiver yang anak panah di pasang di pinggang dan apabila anak panah di pasang di dalam quiver , nock anak panah menghadap ke belakang.
aksi pertunjukan pusaka dan pasukan kesultanan kacirebonan dari balaikota cirebon sampai ke keraton kacirebonan
Para pasukan penjaga keraton Sumedang larang