Lokasi Museum Timor Timur TMII Jakarta berada di dalam kawasan Taman Mini Indonesia Indah berhadapan dengan Museum Perangko Indonesia dan Museum Fauna Indonesia (Komodo) dan Taman Reptilia, serta di sebelah Timur Anjungan Provinsi Nusa Tenggara.
Bangunan Museum Timor Timur mencontoh rumah penduduk di Los Palos, tempat kelahiran Nino Konis Santana, seorang pemimpin gerilyawan kemerdekaan Timor Timur. Rumah ini terdiri dari bangunan utama (uma lautem atau dagada) dan beberapa bangunan pendukung, dibangun di atas lahan seluas 4.988 m².
Bangunan utama Museum Timor Timur merupakan rumah panggung segi empat berukuran 12x12 meter setinggi tiga meter dari permukaan tanah ditopang empat tiang dengan atap berlapis ijuk menjulang ramping. Balok utama lazimnya menggunakan kayu besi, sedangkan tiang menggunakan kayu eucalyptus yang diikat dengan tali rotan.
Sebelum menjadi Museum Timor Timur menyusul lepasnya Timor Timur dari NKRI, bangunan itu adalah Anjungan Daerah Timor-Timur yang dibangun pada 1979 dan diresmikan pada 20 April 1980 oleh Presiden Soeharto. Setelah Timor Timur merdeka, Anjungan Timor Timur berubah menjadi museum di bawah manajemen pengelola Istana Anak-Anak Indonesia.
Di dalam bangunan utama Museum Timor Timur pengunjung bisa melihat koleksi benda-benda khas Timor Timur, seperti peralatan makan, pakaian adat, senjata tradisional, alat musik tradisional, hasil kerajinan, anyaman dari daun tal, keramik atau manatutu, kain tenun khas Timor Timur (tais), aneka keong dari Pulau Atauro, serta koleksi lainnya.
Ada pula koleksi foto keindahan alam Timor Timur, seperti pantai pasir putih dan monumen Kristus Raja dan foto-foto lainnya.
Bangunan pendukung berupa bangunan panggung kembar beratap bulat tidak berdinding yang mengapit bangunan utama. Bangunan semacam itu lazimnya digunakan sebagai balai pertemuan adat. Ada pula panggung untuk pergelaran seni yang bisa digunakan oleh umum.
sumber : https://www.aroengbinang.com/p/museum-timor-timur-tmii-jakarta.html
MAKA merupakan salah satu tradisi sakral dalam budaya Bima. Tradisi ini berupa ikrar kesetiaan kepada raja/sultan atau pemimpin, sebagai wujud bahwa ia bersumpah akan melindungi, mengharumkan dan menjaga kehormatan Dou Labo Dana Mbojo (bangsa dan tanah air). Gerakan utamanya adalah mengacungkan keris yang terhunus ke udara sambil mengucapkan sumpah kesetiaan. Berikut adalah teks inti sumpah prajurit Bima: "Tas Rumae… Wadu si ma tapa, wadu di mambi’a. Sura wa’ura londo parenta Sara." "Yang mulia tuanku...Jika batu yang menghadang, batu yang akan pecah, jika perintah pemerintah (atasan) telah dikeluarkan (diturunkan)." Tradisi MAKA dalam Budaya Bima dilakukan dalam dua momen: Saat seorang anak laki-laki selesai menjalani upacara Compo Sampari (ritual upacara kedewasaan anak laki-laki Bima), sebagai simbol bahwa ia siap membela tanah air di berbagai bidang yang digelutinya. Seharusnya dilakukan sendiri oleh si anak, namun tingkat kedewasaan anak zaman dulu dan...
Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.
SMP Negeri 1 Berbah terletak di Tanjung Tirto, Kelurahan Kalitirto, Kecamatan Berbah, Sleman. Gedung ini awalnya merupakan rumah dinas Administratuur Pabrik Gula Tanjung Tirto yang dibangun pada tahun 1923. Selama pendudukan Jepang, bangunan ini digunakan sebagai rumah dinas mandor tebu. Setelah Indonesia merdeka, bangunan tersebut sempat kosong dan dikuasai oleh pasukan TNI pada Serangan Umum 1 Maret 1949, tanpa ada yang menempatinya hingga tahun 1951. Sejak tahun 1951, bangunan ini digunakan untuk kegiatan sekolah, dimulai sebagai Sekolah Teknik Negeri Kalasan (STNK) dari tahun 1951 hingga 1952, kemudian berfungsi sebagai STN Kalasan dari tahun 1952 hingga 1969, sebelum akhirnya menjadi SMP Negeri 1 Berbah hingga sekarang. Bangunan SMP N I Berbah menghadap ke arah selatan dan terdiri dari dua bagian utama. Bagian depan bangunan asli, yang sekarang dijadikan kantor, memiliki denah segi enam, sementara bagian belakangnya berbentuk persegi panjang dengan atap limasan. Bangunan asli dib...
Pabrik Gula Randugunting menyisakan jejak kejayaan berupa klinik kesehatan. Eks klinik Pabrik Gula Randugunting ini bahkan telah ditetapkan sebagai cagar budaya di Kabupaten Sleman melalui SK Bupati Nomor Nomor 79.21/Kep.KDH/A/2021 tentang Status Cagar Budaya Kabupaten Sleman Tahun 2021 Tahap XXI. Berlokasi di Jalan Tamanmartani-Manisrenggo, Kalurahan Tamanmartani, Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, pabrik ini didirikan oleh K. A. Erven Klaring pada tahun 1870. Pabrik Gula Randugunting berawal dari perkebunan tanaman nila (indigo), namun, pada akhir abad ke-19, harga indigo jatuh karena kalah dengan pewarna kain sintesis. Hal ini menyebabkan perkebunan Randugunting beralih menjadi perkebunan tebu dan menjadi pabrik gula. Tahun 1900, Koloniale Bank mengambil alih aset pabrik dari pemilik sebelumnya yang gagal membayar hutang kepada Koloniale Bank. Abad ke-20, kemunculan klinik atau rumah sakit di lingkungan pabrik gula menjadi fenomena baru dalam sejarah perkembangan rumah sakit...
Kompleks Panti Asih Pakem yang terletak di Padukuhan Panggeran, Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, merupakan kompleks bangunan bersejarah yang dulunya berfungsi sebagai sanatorium. Sanatorium adalah fasilitas kesehatan khusus untuk mengkarantina penderita penyakit paru-paru. Saat ini, kompleks ini dalam kondisi utuh namun kurang terawat dan terkesan terbengkalai. Beberapa bagian bangunan mulai berlumut, meskipun terdapat penambahan teras di bagian depan. Kompleks Panti Asih terdiri dari beberapa komponen bangunan, antara lain: Bangunan Administrasi Paviliun A Paviliun B Paviliun C Ruang Isolasi Bekas rumah dinas dokter Binatu dan dapur Gereja