Produk Arsitektur
Produk Arsitektur
Museum Jawa Tengah Cilacap
Museum Soesilo Soedarman
- 2 Januari 2019

Museum Soesilo Soedarman is located at Gentasari Village, Cilacap District, Central Java Province, Indonesia. The Museum is accessible from Yogyakarta, pass thru Purworejo – Kutoarjo - Kebumen – Gombong – Buntu and Sampang. From Sampang, turn South for a 5 kilometers to the Museum. There are many street boards within the roads which shown the direction to the Museum.



Museum Soesilo Soedarman was inaugurated in year 2000 in honor of the late General Soesilo Soedarman (1928 – 1997), a prominent Indonesian military leader and one of the Indonesia’s distinguished citizens. He act in the Indonesian military establishment since 1945 as a Cadet at The Yogyakarta Military Academy, and joined the guerrilla campaign in West Java and in around Yogyakarta Capital areas during the War of Independence (1945 – 1948). He and his unit, the SWK-104, Werkhreise III, was participated in the successful March 1, 1949 major-attack of Yogyakarta Capital under the leadership of then Colonel Soeharto, the Commander of the Werkhreise III Brigade, and later became the 2nd President of Indonesia.



Soesilo Soedarman graduated with honor from the Yogyakarta Military Academy Class of 1948, and was swearing in as a Second Lieutenant by Ir. Soekarno, the Indonesian first President, on November 28, 1948. He served in the Indonesian Cavalry Corps.



During his 40 year of military career (1945-1985), he act distinctly as a field commander, an Operation Officer, a Staff Officer, a teacher in Military Schools, a Defense Attache in Washington-USA, a General Staff at the Indonesian Armed Forces Headquarter, and as a Commander of the Sumatera and West Kalimantan Defense Regional Command (1981 – 1985). He saw military campaigns in West Java, West Sumatera and South Sulawesi. He also received military trainings in Netherlands, United States of America and Soviet Union.



Since 1986 until 1997, he assumed public position as the Indonesian Ambassador to the United States of America (1986-1988), the Minister of Tourism, Post and Telecommunication (1988-1993) and the Coordinating Minister for Political and Security Affairs (1993-1997).

General Soesilo Soedarman died on December 18, 1997. He was buried at the Kalibata Hero Cemetery in Jakarta with full military honor. He has a wife, Widaningsri, and five children. Indonesia went into 3-days National Mourning and the flag was lowered into a half-staff. For his 52 years of contribution to the Nation, Soesilo Soedarman honored 25 medals of Honor coming from The Government of Indonesia, the USA, The Netherlands and The Kingdom of Austria.



The Museum exhibits memorabilia, articles and photos of Soesilo Soedarman during his life as an Indonesian Military Officer, during his public service roles and his role in the communities, among others, as Vice Chairman of the Indonesian National Sport Committee (KONI), as Member of The Board of Trustees at the University of Lampung, the University of General Soedirman in Purwokerto and at the University of March 11, in Surakarta. He was also chaired the Ki Hadjar Dewantara Foundation, The Seruan Eling Banyumas (SERULING MAS) Foundation and was The Chairman of the Indonesian Armed Forces Retirees Organization (PEPABRI).

SOME OF THE MUSEUM COLLECTIONS:

The Museum occupies the Joglo Style Javanese House, build in 1899, as the house of Soesilo Soedarman’s grandfather, the first Village Chief of Gentasari. This house was the place where Soesilo Soedarman spent his childhood time. At the West Wing side, the gamelan instruments, the Kyai Manis, and a set of Shadow Puppet collection is being stored.

At the courtyard, there is a Russian-Made BRDM amphibious panzer, built in 1958. This armor car is the Command Car for Major Soesilo Soedarman, the 1st Cavalry Battalion Commander, during the campaign to crushed the rebellion of the Darul Islam/TII Movement in West Java (1959-1960).



Also at the Museum yard, there are a NOMAD N-22 Maritime Patrol Aircraft of the Indonesian Navy. This airplane, with call-sign number P-806, was used by Lt.Gen Soesilo Soedarman during his tenure as the Commander of the Defense Regional Commander I, handling Sumatera and West Kalimantan (1981-1985).



A one-horn rhino mascot statue is also being placed at the Museum courtyard to commemorate the Visit Indonesia Year 1991 event.



Inside the Museum, there are collections of rifles, pistols and machine guns, collections of special uniforms, historical goods, and photos. Photos of Soesilo Soedarman with almost all Indonesian Presidents can be found at the Museum. Also photos of Soesilo Soedarman during his military service period, as well as, during his public service periods.



Historical newspaper articles of are also being exhibit at the Museum. Also the medals of Honor from countries are being displayed.

The Museum is also equipped with a library, a mosque, children playing ground and a swimming pool.

 

sumber : https://soesilosoedarman.blogspot.com/

Diskusi

Silahkan masuk untuk berdiskusi.

Daftar Diskusi

Rekomendasi Entri

Gambar Entri
Bobor Kangkung
Makanan Minuman Makanan Minuman
Jawa Tengah

BAHAN-BAHAN 1 ikat kangkung bumbu halus : 5 siung bawang merah 2 siung bawang putih 2 butir kemiri 1 sdt ketumbar bubuk seruas kencur aromatic : 2 lembar daun salam 2 lembar daun jeruk 1 btg sereh seruas lengkuas,geprek seasoning : 1 sdt garam (sesuai selera) 1/2 sdt kaldu bubuk 1/2 sdm gula jawa sisir 1 sdt gula pasir Rose Brand 1 bungkus santan cair instan Rose Brand 1 liter air 3 sdm minyak goreng untuk menumis CARA MEMASAK: Siangi kangkung cuci bersih,tiriskan Haluskan bumbu Tumis bumbu halus hingga harum dengan secukupnya minyak goreng,masukkan aromatic,masak hingga layu,beri air 1 lt Masukkan kangkung,beri seasoning,aduk rata Koreksi rasa Sajikan Sumber: https://cookpad.com/id/resep/25030546?ref=search&search_term=kangkung

avatar
Deni Andrian
Gambar Entri
Ikan Tongkol Sambal Dabu Dabu Terasi
Makanan Minuman Makanan Minuman
Sulawesi Utara

Bahan: 1 buah tomat, potong dadu 2 ekor ikan tongkol ukuran sedang (1/2kg) 1/2 bks bumbu marinasi bubuk 1 sdt bawang putih Secukupnya garam Secukupnya gula 7 siung bawang merah, iris 5 buah cabe rawit, iris 2 batang sereh, ambil bagian putihnya, iris 3 lembar daun jeruk, iris tipis-tipis 1 bks terasi ABC Minyak untuk menumis Secukupnya air Cara memasak: Cuci bersih ikan tongkol. Taburi bumbu marinasi desaku, garam secukupnya, air 2 sdm ke ikan tongkol. Siapkan bahan-bahan. Iris tipis bawang merah, daun jeruk, seret, cabe rawit. Kukus ikan tongkol selama 10 menit. Lapisi dengan daun pisang atau daun kunyit. Boleh jg tidak d lapisi. Setelah ikan di kukus, goreng ikan. Tumis bawang merah dan bahan lainnya. Masukkan terasi yg telah dihancurkan. Setelah matang, masukkan ikan yang telah digoreng. Aduk hingga rata. Sajikan dengan nasi hangat. Sumber: https://cookpad.com/id/resep/24995999?ref=search&search_term=dabu+dabu

avatar
Deni Andrian
Gambar Entri
Peda bakar sambal dabu-dabu
Makanan Minuman Makanan Minuman
Sulawesi Selatan

Bahan-bahan Porsi 2 orang Bumbu Ikan bakar : 2 ekor ikan peda 1 sdm kecap 1/2 sdm Gula merah 1/2 sdt garam Minyak goreng Bahan sambal dabu-dabu : 7 buah cabe rawit merah, iris kecil 1 buah tomat merah, iris dadu 3 siung bawang merah,iris halus 2 lembar daun jeruk, buang tulang tengah daun, iris tipis 2 sdm minyak goreng panas Cara Membuat: Marinasi ikan dengan air perasan jeruk nipis dan garam secukupnya, diamkan 20 menit, kemudian panggang diatas teflon(aku di happycall yang dialasi daun pisang) sesekali olesi minyak plus bumbu ke ikannya(aku pakai bumbu kecap dan gula merah) panggang sampai matang. Cara bikin Sambal dabu-dabu : Campurkan semua bahan sambal dabu-dabu ke dalam mangkok kecuali minyak kelapa, panaskan minyak kelapa, kemudian siram diatas sambal tadi, sajikan ikan peda bakar dengan sambal dabu-dabu. Sumber: https://cookpad.com/id/resep/15232544?ref=search&search_term=peda+bakar

avatar
Deni Andrian
Gambar Entri
Tradisi MAKA
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Nusa Tenggara Barat

MAKA merupakan salah satu tradisi sakral dalam budaya Bima. Tradisi ini berupa ikrar kesetiaan kepada raja/sultan atau pemimpin, sebagai wujud bahwa ia bersumpah akan melindungi, mengharumkan dan menjaga kehormatan Dou Labo Dana Mbojo (bangsa dan tanah air). Gerakan utamanya adalah mengacungkan keris yang terhunus ke udara sambil mengucapkan sumpah kesetiaan. Berikut adalah teks inti sumpah prajurit Bima: "Tas Rumae… Wadu si ma tapa, wadu di mambi’a. Sura wa’ura londo parenta Sara." "Yang mulia tuanku...Jika batu yang menghadang, batu yang akan pecah, jika perintah pemerintah (atasan) telah dikeluarkan (diturunkan)." Tradisi MAKA dalam Budaya Bima dilakukan dalam dua momen: Saat seorang anak laki-laki selesai menjalani upacara Compo Sampari (ritual upacara kedewasaan anak laki-laki Bima), sebagai simbol bahwa ia siap membela tanah air di berbagai bidang yang digelutinya. Seharusnya dilakukan sendiri oleh si anak, namun tingkat kedewasaan anak zaman dulu dan...

avatar
Aji_permana
Gambar Entri
Wisma Muhammadiyah Ngloji
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.

avatar
Bernadetta Alice Caroline