Produk Arsitektur
Produk Arsitektur
Museum DKI Jakarta Jakarta Pusat
Museum Art Mon Decor
- 31 Desember 2018

Foto diambil dari sumber (search @ Google.com)

Jakarta – Banyak orang mungkin yang belum tau tentang Museum Art Mon Decor , tempat ini merupakan alternatif tempat wisata seni yang terekomendasi untuk di kunjungi. Di dalam ruang pameran seni dengan desain bangunan modern berbentuk persegi berlantai tiga ini, terdapat berbagai macam koleksi karya lukisan dan seni rupa hasil karya seniman asli Indonesia.

Museum ini berlokasi di kawasan Kemayoran, Jakarta Pusat dan baru di resmikan pada 2011 oleh Fauzi Bowo yang saat itu menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta.

Untuk berkunjung ke museum ini, sama sekali tidak dikenai biaya. Kesan bangunan yang modern kental sekali terasa saat memasuki museum dimana terdapat fasilitas lift yang menghubungkan lantai per lantai dari museum.

Suasana temaram khas museum dan udara yang sejuk dari pendingin udara memberikan kenyamanan sendiri pada setiap pengunjung yang datang. Dengan dominan cat berwarna putih dan lantai semen yang didesain retak-retak, museum yang di desain oleh Martha Gunawan ini, terlihat simpel namun tetap artistik.

Awalnya Mon Decor merupakan sebuah galeri seni yang berada di kawasan Gunung Sahari. Tetapi, setelah relokasi ke kawasan Kemayoran, Mon Decor menambahkan museum seni dalam bangunannya.

"Tujuannya museum diadakan untuk memamerkan koleksi Mon Decor dan memenuhi permintaan seniman yang lukisannya mau diabadikan", tutur Yohanes, pemandu museum Mon Decor.

Walau begitu kerennya tempat ini, belum banyak masyarakat Jakarta yang tahu tentang keberadaan museum ini. Pengunjungnya saja masih tergolong sepi. Namun menurut Yohanes, untuk akhir pekan museum ini cukup ramai. "Kebanyakan yang datang pelajar dan mahasiswa", tandasnya.

Selain museum, Mon Decor juga mempunyai galeri seni. Galeri Mon Decor memuat hasil karya seniman-seniman muda. Selain seni lukis, ada pula seni rupa, mural, dan juga video yang dipamerkan. Berbeda dengan museum, karya seni di galeri ini diganti setiap tiga bulan sekali dan di perjual-belikan.

Untuk pengunjung yang lelah setelah berkeliling atau ingin mengobrol dan lebih menikmati suasananya Mon Decor, ada juga kafe yang disediakan di lantai satu. Museum yang telah menyabet penghargaan sebagai museum dengan sarana dan fasilitas pengunjung terbaik ini, juga membuka kelas melukis untuk umum bagi pengunjung yang berminat.

sumber : https://www.kaskus.co.id/thread/54ce3449582b2ee82b8b456e/kerennya-museum-gratis-art-mon-decor-kemayoranlets-enjoy-jakarta/

Agak sulit menemukan tempat seni di Jakarta. Bisa dibilang, jumlahnya kalah dengan banyaknya pusat perbelanjaan. Namun, ada satu tempat alternatif menarik untuk Anda para pecinta seni, khusunya seni lukis dan seni rupa. Museum Art Mon Decor merupakan alternatif tempat wisata yang bisa Anda kunjungi. Museum dengan desain bangunan modern ini menyediakan koleksi lukisan dan seni rupa hasil karya seniman Indonesia sebagai bahan pamerannya. Terletak di kawasan Kemayoran, Jakarta Pusat, museum ini baru diresmikan pada 2011 oleh Fauzi Bowo yang saat itu menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta. Museum tersebut berbentuk persegi dan memiliki tiga lantai

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Berwisata Seni di Museum Art Mon Decor", https://travel.kompas.com/read/2013/07/22/1003331/Berwisata.Seni.di.Museum.Art.Mon.Decor.
Penulis : Nicky Aulia Widadio

Diskusi

Silahkan masuk untuk berdiskusi.

Daftar Diskusi

Rekomendasi Entri

Gambar Entri
Ginonjing
Cerita Rakyat Cerita Rakyat
Jawa Tengah

Ginonjing adalah istilah yang digunakan untuk menamai emansipasi Kartini. Istilah tersebut diambil dari nama gending Ginonjing yang digemarinya dan adik-adiknya. Ginonjing berasal dari kata gonjing dalam bahasa Jawa yang berarti "goyah karena tidak seimbang". Ginonjing juga bisa berarti “digosipkan”. Ungkapan ini mengingatkan kepada gara-gara dalam pewayangan yang memakai ungkapan gonjang-ganjing . Menurut St. Sunardi, istilah itu dipilih Kartini sendiri untuk melukiskan pengalaman batinnya yang tidak menentu. Saat itu, dia sedang menghadapi zaman baru dan mencoba menjadi bagian di dalamnya.

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Vila Van Resink
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Vila Van Resink adalah bangunan cagar budaya berbentuk vila yang terletak di Jalan Siaga, Kalurahan Hargobinangun, Kapanewon Pakem, Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Pemilik awal vila ini adalah Gertrudes Johannes "Han" Resink, seorang anggota Stuw-groep , sebuah organisasi aktif pada Perang Dunia II yang memperjuangkan kemerdekaan dan pembentukan negara demokratis Hindia Belanda. Bangunan tersebut dibangun pada masa pemerintah Hindia Belanda sebagai bagian dari station hill (tempat tetirah pada musim panas yang berada di pegunungan) untuk boschwezen dienst (pejabat kehutanan Belanda). Pada era Hamengkubuwana VII, kepengelolaan Kaliurang (dalam hal ini termasuk bangunan-bangunan yang berada di wilayah tersebut) diserahkan kepada saudaranya yang bernama Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Mangkubumi. Tanah tersebut lantas dimanfaatkan untuk perkebunan nila, tetapi kegiatan itu terhenti kemudian hari karena adanya reorganisasi pertanian dan ekonomi di Vors...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Gereja Kristen Jawa Pakem Kertodadi
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Gereja Kristen Jawa (GKJ) Pakem Kertodadi adalah salah satu gereja di bawah naungan sinode Gereja Kristen Jawa, yang terletak di Jalan Kaliurang km. 18,5, Padukuhan Kertadadi, Kalurahan Pakembinangun, Kapanewon Pakem, Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Awal mula pertumbuhan jemaat gereja ini berkaitan dengan keberadaan Rumah Sakit Paru-Paru Pakem, cabang dari Rumah Sakit Petronela (Tulung), yang didirikan di wilayah Hargobinangun. Sebelum tahun 1945, kegiatan keagamaan umat Kristen diadakan secara sederhana dalam bentuk renungan atau kebaktian pagi yang berlangsung di klinik maupun apotek rumah sakit yang dikenal dengan nama "Loteng". Para perawat di rumah sakit tersebut juga melakukan pelayanan kesehatan ke dusun-dusun di sekitarnya, yaitu Tanen, Sidorejo, Purworejo, dan Banteng. Menurut Notula Rapat Gerejawi, jemaat gereja ini mengadakan penetapan majelis yang pertama kali pada 21 April 1945. Tanggal tersebut lantas disepakati sebagai hari jadi GKJ Pa...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Situs Cepet Pakem
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Situs Cepet Pakem adalah situs arkeologi yang terletak di Padukuhan Cepet, Kalurahan Purwobinangun, Kapanewon Pakem, Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Berdasarkan temuan dua buah yoni dan sejumlah komponen arsitektur candi di sekitarnya, situs ini diduga merupakan reruntuhan sebuah candi Hindu dari masa klasik. Lokasinya kini berada di area permakaman umum Padukuhan Cepet, berdekatan dengan sebuah masjid. Benda cagar budaya (BCB) utama yang ditemukan di situs ini adalah dua buah yoni yang terbuat dari batu andesit. Kondisi keduanya telah rusak, sedangkan lingganya tidak ditemukan. Yoni pertama awalnya berada di pekarangan penduduk bernama Pujodiyono, tetapi sekarang dipindahkan di halaman makam. Yoni ini memiliki ukuran relatif besar dengan bentuk yang sederhana, yaitu lebar 134 sentimeter, tebal 115 sentimeter, dan tinggi 88 sentimeter. Bagian bawah cerat yoni tersebut tidak bermotif dan memberikan kesan bahwa pengerjaannya belum selesai. Sementara itu, terdap...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Situs Potro
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Situs Potro atau Pancuran Buto Potro adalah situs arkeologi yang terletak di Padukuhan Potro, Kalurahan Purwobinangun, Kapanewon Pakem, Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Situs ini terdiri atas dua benda cagar budaya (BCB) utama yang seluruhnya terbuat dari batu andesit, yaitu jaladwara dan peripih. Jaladwara di situs ini oleh masyarakat setempat dikenal dengan nama Pancuran Buto, karena bentuknya menyerupai kepala raksasa (kala) dengan mulut terbuka, gigi bertaring, dan ukirannya menyerupai naga. Sementara itu, keberadaan peripih berukuran cukup besar di situs ini menimbulkan dugaan bahwa pernah berdiri sebuah bangunan keagamaan di sekitar lokasi, kemungkinan sebuah candi, meskipun bentuk dan coraknya tidak dapat dipastikan karena minimnya artefak yang tersisa.

avatar
Bernadetta Alice Caroline