Permainan Tradisional
Permainan Tradisional
Permainan Tradisional Jawa Barat Garut
Mo'moro'an Langlayang

Jika kalian pikir layangan hanya diterbangkan dan di'adu' dengan teman, di tempat kami layangan tidak hanya dimainkan demikian. Mungkin karena asyiknya 'moro langlayang' (mengejar layangan yang putus) menginspirasi anak-anak di daerah kami untuk terus melakukan hal tersebut, hal yang mereka lakukan yaitu menerbangkan kembali layangan yang putus hasil dari 'moro langlayang' tadi.

Jadi, awalnya masing-masing anak yang senang bermain layangan suka mengejar layangan temannya yang putus karena kalah saat 'diadu'(melawan layangan lain dengan menggesekan senar/tali layangannya agar salah satu pihak talinya putus) dan saat mendapatkan layangan tersebut, kawan lainnya mengajak untuk 'moro' lagi. Alhasil layangan tadi kembali diterbangkan walau dengan tali yang pendek. Jika ada yang mendapatkannya lagi, ia yang akan menerbangkan layangan itu juga. Lalu yang lain mengejar dan mendapatkannya, diterbangkan lagi. Memang permainannya 'simple' tapi rasa kebersamaan saat bermain, kekeluargaan saat berbagi dalam hal merasakan serunya mendapat layangan, kerukunan karena tidak ada yang 'berantem' saat yang lain tidak mendapat layangan karena pasti juga merayakannya bersama, dan masih banyak kesan lain yang hanya bisa dirasakan. Tapi itu dulu, sekarang jarang sekali anak-anak yang melakukannya karena mungkin sudah beralih ke gawai karena banyak juga permainan tradisional yang terdapat di Pl*y store. Sebenarnya masih banyak hal lain yang mendasari anak 'zaman now' untuk tidak bermain tradisional, jangankan bermain dengan teman yang rumahnya bersebelahan, minimal di luar rumah pun jarang.

Sebagai masyarakat, khususnya mahasiswa yang juga peduli dan prihatin dengan hal ini saya berharap ada acara, kegiatan dan hal lain yang mendukung pelestarian dari permainan tradisional pada umumnya. Karena kita juga tahu bahwa ancaman terhadap budaya kita sangatlah berbahaya. Bangsa lain mungkin mudah 'mencuri' budaya kita dan mempatenkannya, yang seharusnya kitalah yang melakukan tindakan tersebut. Jangan hanya karena dulu pernah terjadi, lalu terjadi lagi dan kita baru menyadarinya saat kebudayaan kita sudah habis di'klaim' orang lain. Maka dari itu, mari kita lestarikan budaya kita dan minimal mengamankannya dengan pengarsipan di platform yang telah disediakan ini. Karena dari tindakan sekecil ini bisa jadi akan membantu di kemudian hari jika terjadi hal serupa. Karena jejak digital di era globalisasi ini sangat membantu, kebenarannya jelas dan bisa dipertanggung jawabkan.

'#OSKMITB2018

Sumber gambar : http://www.blogriki.com/2013/06/pelajaran-dari-mengejar-layang-layang.html

Diskusi

Silahkan masuk untuk berdiskusi.

Daftar Diskusi

Rekomendasi Entri

Gambar Entri
Tradisi MAKA
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Nusa Tenggara Barat

MAKA merupakan salah satu tradisi sakral dalam budaya Bima. Tradisi ini berupa ikrar kesetiaan kepada raja/sultan atau pemimpin, sebagai wujud bahwa ia bersumpah akan melindungi, mengharumkan dan menjaga kehormatan Dou Labo Dana Mbojo (bangsa dan tanah air). Gerakan utamanya adalah mengacungkan keris yang terhunus ke udara sambil mengucapkan sumpah kesetiaan. Berikut adalah teks inti sumpah prajurit Bima: "Tas Rumae… Wadu si ma tapa, wadu di mambi’a. Sura wa’ura londo parenta Sara." "Yang mulia tuanku...Jika batu yang menghadang, batu yang akan pecah, jika perintah pemerintah (atasan) telah dikeluarkan (diturunkan)." Tradisi MAKA dalam Budaya Bima dilakukan dalam dua momen: Saat seorang anak laki-laki selesai menjalani upacara Compo Sampari (ritual upacara kedewasaan anak laki-laki Bima), sebagai simbol bahwa ia siap membela tanah air di berbagai bidang yang digelutinya. Seharusnya dilakukan sendiri oleh si anak, namun tingkat kedewasaan anak zaman dulu dan...

avatar
Aji_permana
Gambar Entri
Wisma Muhammadiyah Ngloji
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
SMP Negeri 1 Berbah
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

SMP Negeri 1 Berbah terletak di Tanjung Tirto, Kelurahan Kalitirto, Kecamatan Berbah, Sleman. Gedung ini awalnya merupakan rumah dinas Administratuur Pabrik Gula Tanjung Tirto yang dibangun pada tahun 1923. Selama pendudukan Jepang, bangunan ini digunakan sebagai rumah dinas mandor tebu. Setelah Indonesia merdeka, bangunan tersebut sempat kosong dan dikuasai oleh pasukan TNI pada Serangan Umum 1 Maret 1949, tanpa ada yang menempatinya hingga tahun 1951. Sejak tahun 1951, bangunan ini digunakan untuk kegiatan sekolah, dimulai sebagai Sekolah Teknik Negeri Kalasan (STNK) dari tahun 1951 hingga 1952, kemudian berfungsi sebagai STN Kalasan dari tahun 1952 hingga 1969, sebelum akhirnya menjadi SMP Negeri 1 Berbah hingga sekarang. Bangunan SMP N I Berbah menghadap ke arah selatan dan terdiri dari dua bagian utama. Bagian depan bangunan asli, yang sekarang dijadikan kantor, memiliki denah segi enam, sementara bagian belakangnya berbentuk persegi panjang dengan atap limasan. Bangunan asli dib...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Pabrik Gula Randugunting
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Pabrik Gula Randugunting menyisakan jejak kejayaan berupa klinik kesehatan. Eks klinik Pabrik Gula Randugunting ini bahkan telah ditetapkan sebagai cagar budaya di Kabupaten Sleman melalui SK Bupati Nomor Nomor 79.21/Kep.KDH/A/2021 tentang Status Cagar Budaya Kabupaten Sleman Tahun 2021 Tahap XXI. Berlokasi di Jalan Tamanmartani-Manisrenggo, Kalurahan Tamanmartani, Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, pabrik ini didirikan oleh K. A. Erven Klaring pada tahun 1870. Pabrik Gula Randugunting berawal dari perkebunan tanaman nila (indigo), namun, pada akhir abad ke-19, harga indigo jatuh karena kalah dengan pewarna kain sintesis. Hal ini menyebabkan perkebunan Randugunting beralih menjadi perkebunan tebu dan menjadi pabrik gula. Tahun 1900, Koloniale Bank mengambil alih aset pabrik dari pemilik sebelumnya yang gagal membayar hutang kepada Koloniale Bank. Abad ke-20, kemunculan klinik atau rumah sakit di lingkungan pabrik gula menjadi fenomena baru dalam sejarah perkembangan rumah sakit...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Kompleks Panti Asih Pakem
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Kompleks Panti Asih Pakem yang terletak di Padukuhan Panggeran, Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, merupakan kompleks bangunan bersejarah yang dulunya berfungsi sebagai sanatorium. Sanatorium adalah fasilitas kesehatan khusus untuk mengkarantina penderita penyakit paru-paru. Saat ini, kompleks ini dalam kondisi utuh namun kurang terawat dan terkesan terbengkalai. Beberapa bagian bangunan mulai berlumut, meskipun terdapat penambahan teras di bagian depan. Kompleks Panti Asih terdiri dari beberapa komponen bangunan, antara lain: Bangunan Administrasi Paviliun A Paviliun B Paviliun C Ruang Isolasi Bekas rumah dinas dokter Binatu dan dapur Gereja

avatar
Bernadetta Alice Caroline