×

Akun anda bermasalah?
Klik tombol dibawah
Atau
×

DATA


Kategori

Cerita Rakyat

Elemen Budaya

Cerita Rakyat

Provinsi

Banten

Asal Daerah

Pandeglang

Misteri dan Karomah Batu Qur’an Pandeglang

Tanggal 28 Oct 2017 oleh Sifqa .

Misteri dan Karomah Batu Qur’an Pandeglang
http://kumpulanbaru.blogspot.co.id/2015/12/misteri-dan-karomah-batu-quran.html
Dalam catatan sejarah, awal mula munculnya pemandian Batu Quran yang terletak di kaki Gunung Karang, tepatnya di Desa Kadubumbang, Kecamatan Cimanuk, Kabupaten Pandeglang berkaitan erat dengan Syekh Maulana Mansyur, ulama Banten yang terkenal di abad ke 15.
Konon lokasi di mana Batu Quran ini dahulu diyakini adalah pijakan kaki Syekh Maulana
Mansyur ketika hendak pergi berhaji ke tanah suci, Mekkah.
 
Dengan membaca basmalah sampailah beliau ke tanah suci, Mekkah. Ketika Syekh Maulana
Mansyur pulang dari Mekkah, dia muncul bersama dengan air dari tanah yang tidak berhenti mengucur. Banyak orang  menyakini bahwa air yang mengucur tersebut adalah air zam zam.
Syekh Maulana Mansyur kemudian bermunajat kepada Allah dengan salat dua rakaat di dekat keluarnya air tersebut. Selesai salat Syekh Maulana Mansyur kemudian mendapat petunjuk untuk menutup air tersebut dengan Alquran.Atas izin Allah air tersebut berhenti mengucur dan Alquran tersebut berubah menjadi batu sehingga dinamakan Batu Quran.
 
Syekh Maulana Mansyur bagi sebagian warga Banten memang dikenal sebagai salah seorang ulama pemberani, cerdas, piawai dalam memainkan alat-alat kesenian bernafaskan Islam.
Di masa kejayaan Sultan Hasanudin, Syekh Maulana Mansyur atau juga dikenal sebagai Ki Mansyur yang juga cakap dalam ilmu pertanian serta komunikasi. Sehingga dia diserahi tugas untuk menjaga kawasan Islam Banten Selatan dan berdomisili di Cikaduen.
Secara kasat mata batu dengan ukuran 2 meter tersebut akan terlihat seperti batu pada umumnya, dengan cara apapun dan dengan alat apapun tidak akan bisa terlihat tulisan Alquran di batu tersebut. Namun menurut kepercayaan tulisan Alquran dapat dilihat dan dibaca dengan mata batin.
 
Diyakini hanya orang dengan hati dan jiwa yang bersih bisa melihat tulisan Alquran pada batunya. Itupun terlebih dahulu harus melakukan beberapa proses ritual dengan izin Allah SWT seperti berpuasa, salat, dzikir dan memanjatkan doa kepada Allah SWT.
Walaupun musim kemarau panjang, air yang berada di dalam kolam pemandian dengan air jernih dengan kedalaman 1,5 meter tidak akan pernah mengering, bahkan terus mengeluarkan
air. Namun ada pula yang meyakini bahwa Batu Quran tersebut berasal dari Syekh Mansyuruddin yaitu seorang ulama Auliyaillah, pada waktu itu berada di Mekkah.
Kemudian dia menyelam ke dalam sumur zam-zam namun keluar atau timbul di suatu mata air yang terdapat di daerah Cibulakan Banten.
 
Kemudian Syekh Mansyurudin mengambil Alquran untuk menghentikan laju mata air yang memancur deras tersebut, hingga akhirnya pancuran air tersebut dapat dihentikan dan Alquran tersebut berubah menjadi sebuah batu. Lalu Syekh Mansyuruddin  kemudian mengukir tulisan
Alquran pada batu tersebut menggunakan jari telunjuknya.
 
Syekh Maulana Mansyuruddin, adalah putra dari Sultan Agung Abdul Fatah Tirtayasa. Sekitar tahun 1651 M, Syekh Maulana Mansyuruddin menikah dengan seorang gadis dari Desa Cikoromoy-Banten, bernama Nyi Mas Ratu Sarinten dan dikarunia seorang anak bernama Muhammad sholih.
 
Syekh Maulana Mansyuruddin merupakan salah satu ulama yang menyebarkan Islam di Banten Selatan. Menurut cerita, Beliau terkenal sakti dan dapat bersahabat dengan bangsa jin.
Ada cerita bahawa pada zaman dulu, ketika Syekh Mansyurudin berjalan ke sebuah hutan, kemudian tiba-tiba dia mendengar suara harimau yang merintih kesakitan, sehingga menghampiri harimau tersebut.
Ketika dihampiri oleh Syekh Mansyuruddin, harimau tersebut tengah terjepit sebuah pohon besar. Lalu Syekh Mansyuruddin menolong harimau tersebut sehingga terlepas dari himpitan kayu, setelah dibebaskan harimau tersebut mengaum dan menunduk dihadapan Syekh Mansyurudin.
Dengan kemuliaan yang dimiliki Syech Mansyurudin, beliau dapat bercakap-cakap dengan harimau tersebut. “Engkau, atas izin Allah telah aku selamatkan, maka aku minta pada engkau dan anak turunanmu untuk tidak mengganggu keluarga dan anak keturunanku,” kata Syech Mansyurudin kepada harimau tersebut.
Sang harimau pun menyanggupinya, hingga saat ini berkembang cerita bahwa anak keturunan Syech Mansyurudin dapat menaklukan harimau.
Syekh Maulana Mansyuruddin meninggal dunia pada tahun 1672 M dan dimakamkan di Cikaduen Pandeglang, Banten. Hingga kini makam beliau sering diziarahi oleh masyarakat luas, tidak hanya masyarakat dari Banten tetapi juga dari luar Banten, makam Syekh Maulana Mansyutuddin paling ramai dikunjungi pada hari-hari besar Islam.
Selain itu ada versi yang menyatakan bahwa Batu Quran adalah adalah replika dari Batu Quran yang ada di Sang Hyang Sirah, Taman Nasional Ujung Kulon yang berkaitan erat dengan sejarah Sayyidina Ali, Prabu Kian Santang dan Prabu Munding Wangi. Dikisahkan bahwa Prabu Kian Santang belajar agama Islam di tanah suci, Mekkah pada Sayyidina Ali bin Abi Thalib.
Setibanya kembali di tanah Pasundan, Prabu Kian Santang kemudian ke Gunung Suci, Garut, Jawa Barat dan dikenal dengan sebutan Sunan Rahmat Suci.
Namun untuk lebih mengetahui ajaran Islam mengenai khitan maka Prabu Kian Santang menyuruh utusannya untuk belajar kepada Sayyidina Ali bin Abi Thalib di jazirah Arab.
Diceritakan Sayyidina Ali bin Abi Thalib kemudian pergi ke nusantara (Pasundan) untuk menyerahkan kitab suci Alquran kepada Prabu Kian Santang tetapi Kian Santang telah meninggalkan tempat tersebut dan pergi menemui Prabu Munding Wangi yang telah tilem di Sanghyang Sirah, Ujung Kulon.
Selanjutnya Sayyidina Ali mohon diri tapi sebelumnya salat terlebih dahulu di atas batu karang yang sekarang sering disebut Masjid Syaidinna Ali. Konon dengan kuasa Allah SWT, Sayyidina Ali langsung menghilang entah kemana. Mungkin kembali ke jazirah Arab. Peristiwa Batu Quran ini beberapa abad kemudian diketahui oleh Syekh Maulana Mansyur berdasarkan ilham yang didapatnya dari hasil tirakat.
Segeralah Syekh Maulana Mansyur berangkat ke Sanghyang Sirah. Betapa kagumnya Syekh Maulana Mansyur melihat kebesaran Allah lewat mukjizat Batu Quran dimana dari air kolam yang bening terlihat dengan jelas tulisan batu karang yang menyerupai tulisan Alquran.
Karena jauhnya jarak Sanghyang Sirah dan membutuhkan waktu dan energi yang luar biasa maka untuk memudahkan anak cucu ataupun umat Islam yang ingin melihat Batu Quran maka dibuatlah replika Batu Quran dengan lengkap sumur tujuhnya di Cibulakan Kabupaten Pandeglang.
 
Saat ini air kolam di lokasi pemandian Batu Quran banyak dipercaya dapat menyembuhkan berbagai penyakit. konon dengan cara melakukan ritual mandi di Batu Quran seseorang diyakini tetap awet muda dan memiliki pancaran aura yang mempesona.
Selain itu, bagi yang bisa menyelam dan berenang sambil mengitari Batu Quran sebanyak tujuh kali, diyakini permintaannya akan terkabul baik itu jodoh maupun rejeki. Wallahualam Bishawab.

DISKUSI


TERBARU


Ulos Jugia

Oleh Zendratoteam | 14 Dec 2024.
Ulos

ULOS JUGIA Ulos Jugia disebut juga sebagai " Ulos na so ra pipot " atau pinunsaan. Biasanya adalah ulos "Homitan" yang disimp...

Tradisi Sekaten...

Oleh Journalaksa | 29 Oct 2024.
Tradisi Sekaten Surakarta

Masyarakat merupakan kesatuan hidup dari makhluk-makhluk manusia saling terikat oleh suatu sistem adat istiadat (Koentjaraningrat, 1996: 100). Masyar...

Seni Tari di Ci...

Oleh Aniasalsabila | 22 Oct 2024.
Seni Tari Banyumasan

Seni tari merupakan salah satu bentuk warisan budaya yang memiliki peran penting dalam kehidupan masyarakat Cilacap. Tari-tarian tradisional yang ber...

Wayang Banyumas...

Oleh Aniasalsabila | 22 Oct 2024.
Wayang Banyumasan

Wayang merupakan salah satu warisan budaya tak benda Indonesia yang memiliki akar dalam sejarah dan tradisi Jawa. Sebagai seni pertunjukan, wayang te...

Ekspresi Muda K...

Oleh Journalaksa | 19 Oct 2024.
Ekspresi Muda Kota

Perkembangan teknologi yang semakin pesat tidak hanya ditemui pada bidang informasi, komunikasi, transportasi, konstruksi, pendidikan, atau kesehatan...

FITUR


Gambus

Oleh agus deden | 21 Jun 2012.
Alat Musik

Gambus Melayu Riau adalah salah satu jenis instrumental musik tradisional yang terdapat hampir di seluruh kawasan Melayu.Pergeseran nilai spiritual...

Hukum Adat Suku...

Oleh Riduwan Philly | 23 Jan 2015.
Aturan Adat

Dalam upaya penyelamatan sumber daya alam di kabupaten Aceh Tenggara, Suku Alas memeliki beberapa aturan adat . Aturan-aturan tersebut terbagi dal...

Fuu

Oleh Sobat Budaya | 25 Jun 2014.
Alat Musik

Alat musik ini terbuat dari bambu. Fuu adalah alat musik tiup dari bahan kayu dan bambu yang digunakan sebagai alat bunyi untuk memanggil pend...

Ukiran Gorga Si...

Oleh hokky saavedra | 09 Apr 2012.
Ornamen Arsitektural

Ukiran gorga "singa" sebagai ornamentasi tradisi kuno Batak merupakan penggambaran kepala singa yang terkait dengan mitologi batak sebagai...