Cerita Rakyat
Cerita Rakyat
Cerita Rakyat Banten Pandeglang
Misteri dan Karomah Batu Qur’an Pandeglang
- 28 Oktober 2017
Misteri dan Karomah Batu Qur’an Pandeglang
Dalam catatan sejarah, awal mula munculnya pemandian Batu Quran yang terletak di kaki Gunung Karang, tepatnya di Desa Kadubumbang, Kecamatan Cimanuk, Kabupaten Pandeglang berkaitan erat dengan Syekh Maulana Mansyur, ulama Banten yang terkenal di abad ke 15.
Konon lokasi di mana Batu Quran ini dahulu diyakini adalah pijakan kaki Syekh Maulana
Mansyur ketika hendak pergi berhaji ke tanah suci, Mekkah.
 
Dengan membaca basmalah sampailah beliau ke tanah suci, Mekkah. Ketika Syekh Maulana
Mansyur pulang dari Mekkah, dia muncul bersama dengan air dari tanah yang tidak berhenti mengucur. Banyak orang  menyakini bahwa air yang mengucur tersebut adalah air zam zam.
Syekh Maulana Mansyur kemudian bermunajat kepada Allah dengan salat dua rakaat di dekat keluarnya air tersebut. Selesai salat Syekh Maulana Mansyur kemudian mendapat petunjuk untuk menutup air tersebut dengan Alquran.Atas izin Allah air tersebut berhenti mengucur dan Alquran tersebut berubah menjadi batu sehingga dinamakan Batu Quran.
 
Syekh Maulana Mansyur bagi sebagian warga Banten memang dikenal sebagai salah seorang ulama pemberani, cerdas, piawai dalam memainkan alat-alat kesenian bernafaskan Islam.
Di masa kejayaan Sultan Hasanudin, Syekh Maulana Mansyur atau juga dikenal sebagai Ki Mansyur yang juga cakap dalam ilmu pertanian serta komunikasi. Sehingga dia diserahi tugas untuk menjaga kawasan Islam Banten Selatan dan berdomisili di Cikaduen.
Secara kasat mata batu dengan ukuran 2 meter tersebut akan terlihat seperti batu pada umumnya, dengan cara apapun dan dengan alat apapun tidak akan bisa terlihat tulisan Alquran di batu tersebut. Namun menurut kepercayaan tulisan Alquran dapat dilihat dan dibaca dengan mata batin.
 
Diyakini hanya orang dengan hati dan jiwa yang bersih bisa melihat tulisan Alquran pada batunya. Itupun terlebih dahulu harus melakukan beberapa proses ritual dengan izin Allah SWT seperti berpuasa, salat, dzikir dan memanjatkan doa kepada Allah SWT.
Walaupun musim kemarau panjang, air yang berada di dalam kolam pemandian dengan air jernih dengan kedalaman 1,5 meter tidak akan pernah mengering, bahkan terus mengeluarkan
air. Namun ada pula yang meyakini bahwa Batu Quran tersebut berasal dari Syekh Mansyuruddin yaitu seorang ulama Auliyaillah, pada waktu itu berada di Mekkah.
Kemudian dia menyelam ke dalam sumur zam-zam namun keluar atau timbul di suatu mata air yang terdapat di daerah Cibulakan Banten.
 
Kemudian Syekh Mansyurudin mengambil Alquran untuk menghentikan laju mata air yang memancur deras tersebut, hingga akhirnya pancuran air tersebut dapat dihentikan dan Alquran tersebut berubah menjadi sebuah batu. Lalu Syekh Mansyuruddin  kemudian mengukir tulisan
Alquran pada batu tersebut menggunakan jari telunjuknya.
 
Syekh Maulana Mansyuruddin, adalah putra dari Sultan Agung Abdul Fatah Tirtayasa. Sekitar tahun 1651 M, Syekh Maulana Mansyuruddin menikah dengan seorang gadis dari Desa Cikoromoy-Banten, bernama Nyi Mas Ratu Sarinten dan dikarunia seorang anak bernama Muhammad sholih.
 
Syekh Maulana Mansyuruddin merupakan salah satu ulama yang menyebarkan Islam di Banten Selatan. Menurut cerita, Beliau terkenal sakti dan dapat bersahabat dengan bangsa jin.
Ada cerita bahawa pada zaman dulu, ketika Syekh Mansyurudin berjalan ke sebuah hutan, kemudian tiba-tiba dia mendengar suara harimau yang merintih kesakitan, sehingga menghampiri harimau tersebut.
Ketika dihampiri oleh Syekh Mansyuruddin, harimau tersebut tengah terjepit sebuah pohon besar. Lalu Syekh Mansyuruddin menolong harimau tersebut sehingga terlepas dari himpitan kayu, setelah dibebaskan harimau tersebut mengaum dan menunduk dihadapan Syekh Mansyurudin.
Dengan kemuliaan yang dimiliki Syech Mansyurudin, beliau dapat bercakap-cakap dengan harimau tersebut. “Engkau, atas izin Allah telah aku selamatkan, maka aku minta pada engkau dan anak turunanmu untuk tidak mengganggu keluarga dan anak keturunanku,” kata Syech Mansyurudin kepada harimau tersebut.
Sang harimau pun menyanggupinya, hingga saat ini berkembang cerita bahwa anak keturunan Syech Mansyurudin dapat menaklukan harimau.
Syekh Maulana Mansyuruddin meninggal dunia pada tahun 1672 M dan dimakamkan di Cikaduen Pandeglang, Banten. Hingga kini makam beliau sering diziarahi oleh masyarakat luas, tidak hanya masyarakat dari Banten tetapi juga dari luar Banten, makam Syekh Maulana Mansyutuddin paling ramai dikunjungi pada hari-hari besar Islam.
Selain itu ada versi yang menyatakan bahwa Batu Quran adalah adalah replika dari Batu Quran yang ada di Sang Hyang Sirah, Taman Nasional Ujung Kulon yang berkaitan erat dengan sejarah Sayyidina Ali, Prabu Kian Santang dan Prabu Munding Wangi. Dikisahkan bahwa Prabu Kian Santang belajar agama Islam di tanah suci, Mekkah pada Sayyidina Ali bin Abi Thalib.
Setibanya kembali di tanah Pasundan, Prabu Kian Santang kemudian ke Gunung Suci, Garut, Jawa Barat dan dikenal dengan sebutan Sunan Rahmat Suci.
Namun untuk lebih mengetahui ajaran Islam mengenai khitan maka Prabu Kian Santang menyuruh utusannya untuk belajar kepada Sayyidina Ali bin Abi Thalib di jazirah Arab.
Diceritakan Sayyidina Ali bin Abi Thalib kemudian pergi ke nusantara (Pasundan) untuk menyerahkan kitab suci Alquran kepada Prabu Kian Santang tetapi Kian Santang telah meninggalkan tempat tersebut dan pergi menemui Prabu Munding Wangi yang telah tilem di Sanghyang Sirah, Ujung Kulon.
Selanjutnya Sayyidina Ali mohon diri tapi sebelumnya salat terlebih dahulu di atas batu karang yang sekarang sering disebut Masjid Syaidinna Ali. Konon dengan kuasa Allah SWT, Sayyidina Ali langsung menghilang entah kemana. Mungkin kembali ke jazirah Arab. Peristiwa Batu Quran ini beberapa abad kemudian diketahui oleh Syekh Maulana Mansyur berdasarkan ilham yang didapatnya dari hasil tirakat.
Segeralah Syekh Maulana Mansyur berangkat ke Sanghyang Sirah. Betapa kagumnya Syekh Maulana Mansyur melihat kebesaran Allah lewat mukjizat Batu Quran dimana dari air kolam yang bening terlihat dengan jelas tulisan batu karang yang menyerupai tulisan Alquran.
Karena jauhnya jarak Sanghyang Sirah dan membutuhkan waktu dan energi yang luar biasa maka untuk memudahkan anak cucu ataupun umat Islam yang ingin melihat Batu Quran maka dibuatlah replika Batu Quran dengan lengkap sumur tujuhnya di Cibulakan Kabupaten Pandeglang.
 
Saat ini air kolam di lokasi pemandian Batu Quran banyak dipercaya dapat menyembuhkan berbagai penyakit. konon dengan cara melakukan ritual mandi di Batu Quran seseorang diyakini tetap awet muda dan memiliki pancaran aura yang mempesona.
Selain itu, bagi yang bisa menyelam dan berenang sambil mengitari Batu Quran sebanyak tujuh kali, diyakini permintaannya akan terkabul baik itu jodoh maupun rejeki. Wallahualam Bishawab.

Diskusi

Silahkan masuk untuk berdiskusi.

Daftar Diskusi

Rekomendasi Entri

Gambar Entri
Wisma Muhammadiyah Ngloji
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
SMP Negeri 1 Berbah
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

SMP Negeri 1 Berbah terletak di Tanjung Tirto, Kelurahan Kalitirto, Kecamatan Berbah, Sleman. Gedung ini awalnya merupakan rumah dinas Administratuur Pabrik Gula Tanjung Tirto yang dibangun pada tahun 1923. Selama pendudukan Jepang, bangunan ini digunakan sebagai rumah dinas mandor tebu. Setelah Indonesia merdeka, bangunan tersebut sempat kosong dan dikuasai oleh pasukan TNI pada Serangan Umum 1 Maret 1949, tanpa ada yang menempatinya hingga tahun 1951. Sejak tahun 1951, bangunan ini digunakan untuk kegiatan sekolah, dimulai sebagai Sekolah Teknik Negeri Kalasan (STNK) dari tahun 1951 hingga 1952, kemudian berfungsi sebagai STN Kalasan dari tahun 1952 hingga 1969, sebelum akhirnya menjadi SMP Negeri 1 Berbah hingga sekarang. Bangunan SMP N I Berbah menghadap ke arah selatan dan terdiri dari dua bagian utama. Bagian depan bangunan asli, yang sekarang dijadikan kantor, memiliki denah segi enam, sementara bagian belakangnya berbentuk persegi panjang dengan atap limasan. Bangunan asli dib...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Pabrik Gula Randugunting
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Pabrik Gula Randugunting menyisakan jejak kejayaan berupa klinik kesehatan. Eks klinik Pabrik Gula Randugunting ini bahkan telah ditetapkan sebagai cagar budaya di Kabupaten Sleman melalui SK Bupati Nomor Nomor 79.21/Kep.KDH/A/2021 tentang Status Cagar Budaya Kabupaten Sleman Tahun 2021 Tahap XXI. Berlokasi di Jalan Tamanmartani-Manisrenggo, Kalurahan Tamanmartani, Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, pabrik ini didirikan oleh K. A. Erven Klaring pada tahun 1870. Pabrik Gula Randugunting berawal dari perkebunan tanaman nila (indigo), namun, pada akhir abad ke-19, harga indigo jatuh karena kalah dengan pewarna kain sintesis. Hal ini menyebabkan perkebunan Randugunting beralih menjadi perkebunan tebu dan menjadi pabrik gula. Tahun 1900, Koloniale Bank mengambil alih aset pabrik dari pemilik sebelumnya yang gagal membayar hutang kepada Koloniale Bank. Abad ke-20, kemunculan klinik atau rumah sakit di lingkungan pabrik gula menjadi fenomena baru dalam sejarah perkembangan rumah sakit...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Kompleks Panti Asih Pakem
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Kompleks Panti Asih Pakem yang terletak di Padukuhan Panggeran, Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, merupakan kompleks bangunan bersejarah yang dulunya berfungsi sebagai sanatorium. Sanatorium adalah fasilitas kesehatan khusus untuk mengkarantina penderita penyakit paru-paru. Saat ini, kompleks ini dalam kondisi utuh namun kurang terawat dan terkesan terbengkalai. Beberapa bagian bangunan mulai berlumut, meskipun terdapat penambahan teras di bagian depan. Kompleks Panti Asih terdiri dari beberapa komponen bangunan, antara lain: Bangunan Administrasi Paviliun A Paviliun B Paviliun C Ruang Isolasi Bekas rumah dinas dokter Binatu dan dapur Gereja

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Jembatan Plunyon Kalikuning
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Jembatan Plunyon merupakan bagian dari wisata alam Plunyon-Kalikuning yang masuk kawasan TNGM (Taman Nasional Gunung Merapi) dan wisatanya dikelola Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) setempat, yaitu Kalikuning Park. Sargiman, salah seorang pengelola wisata alam Plunyon-Kalikuning, menjelaskan proses syuting KKN Desa Penari di Jembatan Plunyon berlangsung pada akhir 2019. Saat itu warga begitu penasaran meski syuting dilakukan secara tertutup. Jembatan Plunyon yang berada di Wisata Alam Plunyon-Kalikuning di Cangkringan, Kabupaten Sleman. Lokasi ini ramai setelah menjadi lokasi syuting film KKN Desa Penari. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan zoom-in-whitePerbesar Jembatan Plunyon yang berada di Wisata Alam Plunyon-Kalikuning di Cangkringan, Kabupaten Sleman. Lokasi ini ramai setelah menjadi lokasi syuting film KKN Desa Penari. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan "Syuting yang KKN itu kebetulan, kan, 3 hari, yang 1 hari karena gunungnya tidak tampak dibatalkan dan diu...

avatar
Bernadetta Alice Caroline