Kepulauan Riau, kaya akan hidangan makanan melayu, salah satunya laksa (diucapkan lakse). Laksa terbuat dari bahan utama sagu yang sekilas nampak sama dengan mie yang biasa kita temui, perbedaannya terletak pada teksturnya yang lebih tebal dari mie biasa, agak kenyal dan bening. walau sama-sama berbahan sagu, dari segi kekerasan dan bentuk berbeda dengan lendot karimun. Laksa biasa dijadikan makanan pokok untuk sarapan pagi atau menjadi menu berbuka puasa batam, tanjung pinang, tambelan, tarempa, anambas, natuna dan daerah lain di kepulauan riau.
Laksa biasa ditemui dalam bungkusan daun pisang, selain sebagai wadah penyimpanan juga didapatkan aroma alami dari daun bisa yang dapat menambah selera makan. Mie laksa dimakan dengan kuah yang telah diberi bumbu khusus. rasanya kuahnya yang enak dengan aroma berbagai macam bumbu yang mengundang selera makan. berikut ini adalah resep laksa melayu Kepualauan Riau.
Cara membuat laksa melayu Kepulauan Riau :
1 Kg mie sagu
3 air kaldu dari ikan
4 sendok teh garam
2 sendok teh gula pasir
1 Kg ikan tongkol asap
2 butir kelapa parut halus
10 buah asam kandis
20 lembar daun kesum/kassum
Daun pisang secukupnya
Minyak goreng untuk menumis
100 gram teri medan, goreng kering
4 sendok teh ketumbar
3 sendok teh jintan putih
3 ruas kunyit, iris tipis
10 buah cabai rawit
6 cm kulit kayu manis
2 buah pekak
2 buah pala
2 sendok teh merica hitam butiran
6 cm lengkuas
6 batang serai bagian putihnya, iris tipis
1 sendok teh adas manis
50 gram ebi, sangrai
26 siung bawang merah
10 butir cengkeh
10 buah cabai merah kering
6 buah kapulaga
10 siung bawang putih
4 sendok makan cabai merah keriting, haluskan
12 butir bawang merah, iris tipis
Pembuatan dibagi menjadi 2 bagian yaitu untuk Mie dan Untuk kuahnya
Ikan asap dikukus sampai lunak, suwir halus dan sangrai sampai beremah dan matang. Angkat dan sisihkan.
Masak air sampai mendidih, rebus mie sagu sampai bening dan mengkilap. Tiriskan, biarkan dingin.
Ambil mie seukuran kepalan tangan, setelah itu tempatkan di atas daun pisang berbentuk menggunung. Pisahkan dan diamkan sampai mengering.
Sangrai kelapa parut bersamaan bumbu halus sampai berubah warna kecokelatan, angkat, setelah itu haluskan lagi menggunakan blender.
Tumis bumbu tambahan sampai beraroma harum. Masukkan ikan dan kuah kelapa, aduk rata. Masak sampai mendidih.
Tambahkan asam kandis dan air kaldu ikan, rebut sampai mendidih. tambahkan daun kesum, garam, dan gula pasir. Didihkan kembali, angkat dan sisihkan.
Source:
http://kepriau.com/resep-laksa-melayu-kepulauan-riau/
MAKA merupakan salah satu tradisi sakral dalam budaya Bima. Tradisi ini berupa ikrar kesetiaan kepada raja/sultan atau pemimpin, sebagai wujud bahwa ia bersumpah akan melindungi, mengharumkan dan menjaga kehormatan Dou Labo Dana Mbojo (bangsa dan tanah air). Gerakan utamanya adalah mengacungkan keris yang terhunus ke udara sambil mengucapkan sumpah kesetiaan. Berikut adalah teks inti sumpah prajurit Bima: "Tas Rumae… Wadu si ma tapa, wadu di mambi’a. Sura wa’ura londo parenta Sara." "Yang mulia tuanku...Jika batu yang menghadang, batu yang akan pecah, jika perintah pemerintah (atasan) telah dikeluarkan (diturunkan)." Tradisi MAKA dalam Budaya Bima dilakukan dalam dua momen: Saat seorang anak laki-laki selesai menjalani upacara Compo Sampari (ritual upacara kedewasaan anak laki-laki Bima), sebagai simbol bahwa ia siap membela tanah air di berbagai bidang yang digelutinya. Seharusnya dilakukan sendiri oleh si anak, namun tingkat kedewasaan anak zaman dulu dan...
Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.
SMP Negeri 1 Berbah terletak di Tanjung Tirto, Kelurahan Kalitirto, Kecamatan Berbah, Sleman. Gedung ini awalnya merupakan rumah dinas Administratuur Pabrik Gula Tanjung Tirto yang dibangun pada tahun 1923. Selama pendudukan Jepang, bangunan ini digunakan sebagai rumah dinas mandor tebu. Setelah Indonesia merdeka, bangunan tersebut sempat kosong dan dikuasai oleh pasukan TNI pada Serangan Umum 1 Maret 1949, tanpa ada yang menempatinya hingga tahun 1951. Sejak tahun 1951, bangunan ini digunakan untuk kegiatan sekolah, dimulai sebagai Sekolah Teknik Negeri Kalasan (STNK) dari tahun 1951 hingga 1952, kemudian berfungsi sebagai STN Kalasan dari tahun 1952 hingga 1969, sebelum akhirnya menjadi SMP Negeri 1 Berbah hingga sekarang. Bangunan SMP N I Berbah menghadap ke arah selatan dan terdiri dari dua bagian utama. Bagian depan bangunan asli, yang sekarang dijadikan kantor, memiliki denah segi enam, sementara bagian belakangnya berbentuk persegi panjang dengan atap limasan. Bangunan asli dib...
Pabrik Gula Randugunting menyisakan jejak kejayaan berupa klinik kesehatan. Eks klinik Pabrik Gula Randugunting ini bahkan telah ditetapkan sebagai cagar budaya di Kabupaten Sleman melalui SK Bupati Nomor Nomor 79.21/Kep.KDH/A/2021 tentang Status Cagar Budaya Kabupaten Sleman Tahun 2021 Tahap XXI. Berlokasi di Jalan Tamanmartani-Manisrenggo, Kalurahan Tamanmartani, Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, pabrik ini didirikan oleh K. A. Erven Klaring pada tahun 1870. Pabrik Gula Randugunting berawal dari perkebunan tanaman nila (indigo), namun, pada akhir abad ke-19, harga indigo jatuh karena kalah dengan pewarna kain sintesis. Hal ini menyebabkan perkebunan Randugunting beralih menjadi perkebunan tebu dan menjadi pabrik gula. Tahun 1900, Koloniale Bank mengambil alih aset pabrik dari pemilik sebelumnya yang gagal membayar hutang kepada Koloniale Bank. Abad ke-20, kemunculan klinik atau rumah sakit di lingkungan pabrik gula menjadi fenomena baru dalam sejarah perkembangan rumah sakit...
Kompleks Panti Asih Pakem yang terletak di Padukuhan Panggeran, Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, merupakan kompleks bangunan bersejarah yang dulunya berfungsi sebagai sanatorium. Sanatorium adalah fasilitas kesehatan khusus untuk mengkarantina penderita penyakit paru-paru. Saat ini, kompleks ini dalam kondisi utuh namun kurang terawat dan terkesan terbengkalai. Beberapa bagian bangunan mulai berlumut, meskipun terdapat penambahan teras di bagian depan. Kompleks Panti Asih terdiri dari beberapa komponen bangunan, antara lain: Bangunan Administrasi Paviliun A Paviliun B Paviliun C Ruang Isolasi Bekas rumah dinas dokter Binatu dan dapur Gereja