Permainan Tradisional
Permainan Tradisional
Permainan Bali Bali
Meong-meongan
- 25 Mei 2018

Permainan tradisional Meong Meongan (https://ibnuasmara.com)

Meong meongan merupakan permainan tradisional masyarakat Bali yang berasal dari kabupaten Karangasem. Selain di Bali, permainan Meong-meongan ini juga dimainkan di daerah lain seperti di Pulau Jawa. Tentunya dengan nama yang berbeda pula. Di Jawa permainan Meong-meongan lebih dikenal dengan nama kucing-kucingan. Walaupun namanya berbeda tapi prinsip dan cara bermainnya tetap sama.

Meong meongan merupakan sejenis permainan yang didalam pelaksanaannya disamping memang untuk hiburan, juga membutuhkan gerakan-gerakan jasmani, yang didalam pelaksanaannya. Didominir oleh anak-anak usia sekolah Dasar (umur 4 -12 tahun).

Permainan Meong meongan ini sudah dilaksanakan sejak berpuluh-puluhan tahun yang lewat, tetapi kapan sebenarnya permainan ini diciptakan dan siapa yamg menciptakan permainan ini tidak ada data-data atau informasi yang pasti. Diketahui bahwa permainan ini sudah ada dan tetap dilaksanakan sebagai kegiatan berolahraga rekreasi untuk anak-anak usia Sekolah Dasar. Dalam permainan ini biasanya diikuti oleh lebih dari 8 orang atau lebih dimana 1 orang memerankan bikul (tikus) satu orang memerankan sebagai meng (kucing) dan yang lainnya bertugas melindungi bikul dari meng dengan cara membentuk lingkaran kemudian si bikul berada di dalam lingkaran sedangkan meng berada di luar lingkaran. Meng akan berusaha masuk ke dalam lingkaran dan berusaha menangkap bikul. Anak-anak yang membentuk lingkaran juga akan berusaha menghalangi meng masuk ke dalam lingkaran sambil menyanyikan lagu meong-meongan. Adapun lirik lagu meong- meongan adalah sebagai berikut.

Meong-meong, alih je bikule Bikul gede-gede, buin mokoh-mokoh Kereng pesan ngerusuhin Juk Meng!, Juk Kul!, Juk Meng!, Juk Kul! (diulang sampai Bikul tertangkap)

Jika semua peserta sudah siap di posisi masing-masing, permainan bisa dimulai dengan nyanyian ini yang dinyanyikan oleh peserta yang memerankan Pelindung dari bikul dengan bergandengan tangan sambil mereka yang sebagai pelindung berputar dengan bentuk lingkaran sambil menghalangi Meng untuk masuk lingkaran. Ketika lagu nyanyian telah menginjak pada lirik "Juk Meng!, Juk Kul!, Juk Meng!, Juk Kul!", Meng mulai mengejar Bikul untuk ditangkap. Lirik lagu "Juk Meng!, Juk Kul!" tersebut akan terus diulang hingga si Meng dapat menangkap si Bikul. Sesudah Bikul ditangkap, permainan dan nyanyian usai dan kembali pada titik pengundian peserta.

Sarana dan Prasarana yang digunakan

Lapangan sesuai dengan banyak atau sedikitnya peserta. Lapangan sebaiknya terbentuk segiempat . Sebaiknya lapangan ini rata. Cara Bermaian

a. Dengan dipimpin seorang yang sudah ditunjuk, maka peserta memasuki dengan membentuk barisan melingkar sambil menyayikan lagu meong-meongan untuk memeriahkan suasana.

b. Sesudah barisan berbentuk lingkaran maka dengan satu aba-aba maka semua peserta berhenti dan menghadap ke tengah dimana pemimpin yang ditunjuk berada.

c. Sesudah diadakan undian bagi yang menjadi meng dan bikul.

d. Maka begitu aba- aba mulai, maka si meong mulai berlari mengejar si Bikul. Dengan diiringi nyanyian seperti terlampir, maka mulailah permainan kejar-kejaran ini, yang memang membutuhkan stamina yang prima bagi meong dan bikul ini.

e. Peserta dengan bergandengan tangan sebagai benteng, lebih memberikan keleluasaan kepada si Bikul dan mengadakan hambatan kepada si Meong.

f. Setelah habis nyanyian yang di nyanyikan maka benteng pun seketika menjadi lemah dan si meong bisa menerobos masuk ke benteng untuk mengejar si bikul.

g. Si bikul lari keluar benteng, menghindari cengkraman si meong dan si bikul bisa masuk lagi ke dalam benteng jika si meong tidak bisa menangkapnya, benteng pun menjadi kokoh kembali dan nyanyian akan di mulai lagi.

Kemenangan

Acara kejar - kejaran baru berhenti bila si Meong dapat menangkap si Bikul dengan cara mentip (bukan memukul). Sebelum si Bikul ditangkap maka permainan harus diteruskan. Permainan dilanjutkan lagi setelah adanya pasangan baru yang sudah disiapkan.

Sumber: https://gpswisataindonesia.info/2017/08/permainan-tradisional-meong-meongan/

Diskusi

Silahkan masuk untuk berdiskusi.

Daftar Diskusi

Rekomendasi Entri

Gambar Entri
Wisma Muhammadiyah Ngloji
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
SMP Negeri 1 Berbah
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

SMP Negeri 1 Berbah terletak di Tanjung Tirto, Kelurahan Kalitirto, Kecamatan Berbah, Sleman. Gedung ini awalnya merupakan rumah dinas Administratuur Pabrik Gula Tanjung Tirto yang dibangun pada tahun 1923. Selama pendudukan Jepang, bangunan ini digunakan sebagai rumah dinas mandor tebu. Setelah Indonesia merdeka, bangunan tersebut sempat kosong dan dikuasai oleh pasukan TNI pada Serangan Umum 1 Maret 1949, tanpa ada yang menempatinya hingga tahun 1951. Sejak tahun 1951, bangunan ini digunakan untuk kegiatan sekolah, dimulai sebagai Sekolah Teknik Negeri Kalasan (STNK) dari tahun 1951 hingga 1952, kemudian berfungsi sebagai STN Kalasan dari tahun 1952 hingga 1969, sebelum akhirnya menjadi SMP Negeri 1 Berbah hingga sekarang. Bangunan SMP N I Berbah menghadap ke arah selatan dan terdiri dari dua bagian utama. Bagian depan bangunan asli, yang sekarang dijadikan kantor, memiliki denah segi enam, sementara bagian belakangnya berbentuk persegi panjang dengan atap limasan. Bangunan asli dib...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Pabrik Gula Randugunting
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Pabrik Gula Randugunting menyisakan jejak kejayaan berupa klinik kesehatan. Eks klinik Pabrik Gula Randugunting ini bahkan telah ditetapkan sebagai cagar budaya di Kabupaten Sleman melalui SK Bupati Nomor Nomor 79.21/Kep.KDH/A/2021 tentang Status Cagar Budaya Kabupaten Sleman Tahun 2021 Tahap XXI. Berlokasi di Jalan Tamanmartani-Manisrenggo, Kalurahan Tamanmartani, Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, pabrik ini didirikan oleh K. A. Erven Klaring pada tahun 1870. Pabrik Gula Randugunting berawal dari perkebunan tanaman nila (indigo), namun, pada akhir abad ke-19, harga indigo jatuh karena kalah dengan pewarna kain sintesis. Hal ini menyebabkan perkebunan Randugunting beralih menjadi perkebunan tebu dan menjadi pabrik gula. Tahun 1900, Koloniale Bank mengambil alih aset pabrik dari pemilik sebelumnya yang gagal membayar hutang kepada Koloniale Bank. Abad ke-20, kemunculan klinik atau rumah sakit di lingkungan pabrik gula menjadi fenomena baru dalam sejarah perkembangan rumah sakit...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Kompleks Panti Asih Pakem
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Kompleks Panti Asih Pakem yang terletak di Padukuhan Panggeran, Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, merupakan kompleks bangunan bersejarah yang dulunya berfungsi sebagai sanatorium. Sanatorium adalah fasilitas kesehatan khusus untuk mengkarantina penderita penyakit paru-paru. Saat ini, kompleks ini dalam kondisi utuh namun kurang terawat dan terkesan terbengkalai. Beberapa bagian bangunan mulai berlumut, meskipun terdapat penambahan teras di bagian depan. Kompleks Panti Asih terdiri dari beberapa komponen bangunan, antara lain: Bangunan Administrasi Paviliun A Paviliun B Paviliun C Ruang Isolasi Bekas rumah dinas dokter Binatu dan dapur Gereja

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Jembatan Plunyon Kalikuning
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Jembatan Plunyon merupakan bagian dari wisata alam Plunyon-Kalikuning yang masuk kawasan TNGM (Taman Nasional Gunung Merapi) dan wisatanya dikelola Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) setempat, yaitu Kalikuning Park. Sargiman, salah seorang pengelola wisata alam Plunyon-Kalikuning, menjelaskan proses syuting KKN Desa Penari di Jembatan Plunyon berlangsung pada akhir 2019. Saat itu warga begitu penasaran meski syuting dilakukan secara tertutup. Jembatan Plunyon yang berada di Wisata Alam Plunyon-Kalikuning di Cangkringan, Kabupaten Sleman. Lokasi ini ramai setelah menjadi lokasi syuting film KKN Desa Penari. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan zoom-in-whitePerbesar Jembatan Plunyon yang berada di Wisata Alam Plunyon-Kalikuning di Cangkringan, Kabupaten Sleman. Lokasi ini ramai setelah menjadi lokasi syuting film KKN Desa Penari. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan "Syuting yang KKN itu kebetulan, kan, 3 hari, yang 1 hari karena gunungnya tidak tampak dibatalkan dan diu...

avatar
Bernadetta Alice Caroline