Masjid Luar Batang terletak di daerah Penjaringan, Jakarta Utara. Masjid ini dibangun oleh Habib Husein bin Abu Bakar Alaydrus pada tahun 1739 M dari tanah pemberian Jendral VOC. Habib Husein merupakan salah satu ulama besar dari Yaman yang datang ke Indonesia pada tahun 1736 M untuk menyebarkan Agama Islam. Awal mulanya masjid ini adalah surau atau musholla.

Kisah yang menyebabkan masjid ini dinamakan Luar Batang adalah ketika jenazah Habib Husein yang dibawa di dalam keranda atau kurung batang hendak dimakamkan, tiba-tiba jenazahnya hilang dan ditemukan kembali berada di kamarnya. Kejadian ini tidak hanya terjadi sekali, oleh karena jenazahnya berada di luar “batang”, masjid ini dinamakan demikian.

Bentuk arsitektur masjid ini memiliki ciri khas masjid tua di Pulau Jawa pada umumnya, yaitu tidak memiliki atap berbentuk kubah, melainkan berbentuk limas persegi empat dengan ujung lancip atau cungkup seperti bangunan Hindu Jawa. Di dalam masjid terdapat ruangan tempat makam Habib Husein dan muridnya, Abdul Kadir, yang dikeramatkan. Makam ini tertutup rapat dan dibalut dengan kain hijau yang hanya dibuka pada bulan Maulid dan bulan haul. Sebelum ruangan tersebut dijadikan lokasi makam, ruangan tersebut adalah kamar Habib Husein.

Keunikan dari masjid ini ialah terdapat 12 tiang yang berada di tengah ruangan masjid yang merupakan cikal bakal dari Masjid Luar Batang. Akan tetapi, ke-12 tiang ini tidak ada yang menyentuh atap dan tidak menyangga apapun. Masjid Luar Batang ditetapkan sebagai salah satu cagar budaya oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Meski demikian, masjid ini telah mengalami pemugaran semenjak pembangunan pertama kalinya, kecuali 12 tiang yang berada di tengah masjid dan makam Habib Husein.