Marema. Sebuah kebudayaan sunda yang sekarang hampir menghilang. Berasal dari bahasa sunda, marema mempunyai arti "Sehari Menjelang Lebaran". Biasanya dilakukan pada sore hari setelah ashar. Ritual ini dilakukan dengan cara menghantarkan makanan (dalam bahasa sunda disebut bibiye) ke tetangga sekitar rumah dengan menggunakan nampah yang berisi lauk pauk matang khas lebaran, lalu nampah dikembalikan lagi dengan mengisikan lauk pauk khas lebaran oleh penerima nampah tersebut.
Bibiye ini bisa apa saja, namun pada umumnya masyarakat memberikan sambal goreng kentang, bihun goreng, mie goreng, semur daging, dan makanan khas sunda lainnya.
Contoh aplikasi:
Di suatu kota di wilayah Jawa Barat, terdapat orang bernama Andi. Andi merupakan orang sunda, dia mempunyai 3 tetangga, yaitu Abi, Cici, dan Kiki. Pada tanggal 28 Ramadhan 1439 H, pemerintah telah mengumumkan bahwa Hari Raya Idul Fitri akan dilaksanakan lusa. Oleh karena itu, besok setelah Ashar Andi menyiapkan 3 porsi ayam kuning yang di taruh diatas 3 nampan. Kemudian Andi memberikan satu per satu nampan tersebut ke 3 tetangganya, yaitu Abi, Cici, dan Kiki.
Setelah Abi, Cici, dan Kiki menerima nampah tersebut, mereka memindahkan makanannya dan memasukkan makan khas sunda yang mereka buat ke nampah yang Andi kasih. Abi memberikan sambal goreng kentang, Cici memberikan bihun goreng, dan Kiki memberikan semur daging. Abi, Cici, dan Andi pun masing-masing menghantarkan hidangannya dengan menggunakan nampah Andi ke rumah Andi. Ritual marema pun selesai.
#OSKMITB2018
Bahan: 1 buah tomat, potong dadu 2 ekor ikan tongkol ukuran sedang (1/2kg) 1/2 bks bumbu marinasi bubuk 1 sdt bawang putih Secukupnya garam Secukupnya gula 7 siung bawang merah, iris 5 buah cabe rawit, iris 2 batang sereh, ambil bagian putihnya, iris 3 lembar daun jeruk, iris tipis-tipis 1 bks terasi ABC Minyak untuk menumis Secukupnya air Cara memasak: Cuci bersih ikan tongkol. Taburi bumbu marinasi desaku, garam secukupnya, air 2 sdm ke ikan tongkol. Siapkan bahan-bahan. Iris tipis bawang merah, daun jeruk, seret, cabe rawit. Kukus ikan tongkol selama 10 menit. Lapisi dengan daun pisang atau daun kunyit. Boleh jg tidak d lapisi. Setelah ikan di kukus, goreng ikan. Tumis bawang merah dan bahan lainnya. Masukkan terasi yg telah dihancurkan. Setelah matang, masukkan ikan yang telah digoreng. Aduk hingga rata. Sajikan dengan nasi hangat. Sumber: https://cookpad.com/id/resep/24995999?ref=search&search_term=dabu+dabu
Bahan-bahan Porsi 2 orang Bumbu Ikan bakar : 2 ekor ikan peda 1 sdm kecap 1/2 sdm Gula merah 1/2 sdt garam Minyak goreng Bahan sambal dabu-dabu : 7 buah cabe rawit merah, iris kecil 1 buah tomat merah, iris dadu 3 siung bawang merah,iris halus 2 lembar daun jeruk, buang tulang tengah daun, iris tipis 2 sdm minyak goreng panas Cara Membuat: Marinasi ikan dengan air perasan jeruk nipis dan garam secukupnya, diamkan 20 menit, kemudian panggang diatas teflon(aku di happycall yang dialasi daun pisang) sesekali olesi minyak plus bumbu ke ikannya(aku pakai bumbu kecap dan gula merah) panggang sampai matang. Cara bikin Sambal dabu-dabu : Campurkan semua bahan sambal dabu-dabu ke dalam mangkok kecuali minyak kelapa, panaskan minyak kelapa, kemudian siram diatas sambal tadi, sajikan ikan peda bakar dengan sambal dabu-dabu. Sumber: https://cookpad.com/id/resep/15232544?ref=search&search_term=peda+bakar
MAKA merupakan salah satu tradisi sakral dalam budaya Bima. Tradisi ini berupa ikrar kesetiaan kepada raja/sultan atau pemimpin, sebagai wujud bahwa ia bersumpah akan melindungi, mengharumkan dan menjaga kehormatan Dou Labo Dana Mbojo (bangsa dan tanah air). Gerakan utamanya adalah mengacungkan keris yang terhunus ke udara sambil mengucapkan sumpah kesetiaan. Berikut adalah teks inti sumpah prajurit Bima: "Tas Rumae… Wadu si ma tapa, wadu di mambi’a. Sura wa’ura londo parenta Sara." "Yang mulia tuanku...Jika batu yang menghadang, batu yang akan pecah, jika perintah pemerintah (atasan) telah dikeluarkan (diturunkan)." Tradisi MAKA dalam Budaya Bima dilakukan dalam dua momen: Saat seorang anak laki-laki selesai menjalani upacara Compo Sampari (ritual upacara kedewasaan anak laki-laki Bima), sebagai simbol bahwa ia siap membela tanah air di berbagai bidang yang digelutinya. Seharusnya dilakukan sendiri oleh si anak, namun tingkat kedewasaan anak zaman dulu dan...
Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.