Manuk Na Niatur ( Ayam yang Disusun ) - Makanan Khas Orang Batak
Makanan dengan nama yang cukup unik ini, merupakan salah satu hidangan yang sering disajikan dalam acara syukuran di adat batak. Satu ekor ayam jantan yang tidak memiliki kecacatan sama sekali adalah bahan utama makanan ini. Pernikahan, pembaptisan, ataupun acara ulang tahun adalah saat-saat hidangan ini dibuat. Orang-orang memberi istilah di-"surduk" yang memiliki arti diberikan. Tujuan dari dihidangkannya makanan ini adalah dengan pengharapan kehidupan orang yang memakannya menjadi lebih baik. Tidak hanya dalam acara syukuran, makanan ini juga dapat dimakan pada saat orang tersebut jatuh sakit , untuk diberikan kesembuhan.
Nah, bagaimana caranya memasak hidangan unik ini?
Bahan-bahan yang dibutuhkan:
Bumbu halus yang disangrai:
Bumbu halus yang tidak disangrai
Cara Pembuatan Manuk Na Niatur
1. Ayam dipotong, lalu darahnya ditampung dan dicampur dengan campuran 1 sendok teh garam dan 1 buah air jeruk nipis.
2. Bulu pada ayam dicabut bersih secara total.
3. Semua bagian ayam dipotong dan bagian dalam dibersihkan dan dibiarkan utuh, lalu dibakar.
4. Bumbu yang disangrai, dibakar lalu diblender dengan bumbu yang tidak disangrai.
5. Semua bumbu ditumis dan dicampurkan dengan darah ayam yang mencair.
6. Aduk merata kemudian potongan ayam panggang dimasukkan sampai terendam dengan bumbu.
7. Makanan siap disajikan dengan potongan ayam yang diatur menyerupai ayam utuh kembali.
Catatan: Bagian dada dipotong kecil-kecil dan diletakkan dibawah punggung. Biasanya makanan ini juga dihiasi dengan bunga raya/ kembang sepatu.
Menarik bukan makanan khas orang Batak ini? Tidak hanya orang Batak saja yang memiliki makanan khas dan unik seperti Manuk Na Niatur! Dari Sabang sampai Merauke, ada ribuan makanan khas Indonesia yang tidak kalah enaknya dengan negara-negara tetangga kita. Jadi jangan sampai kita sendiri tidak tahu makanan khas daerah kita! #OSKMITB2018
Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.
SMP Negeri 1 Berbah terletak di Tanjung Tirto, Kelurahan Kalitirto, Kecamatan Berbah, Sleman. Gedung ini awalnya merupakan rumah dinas Administratuur Pabrik Gula Tanjung Tirto yang dibangun pada tahun 1923. Selama pendudukan Jepang, bangunan ini digunakan sebagai rumah dinas mandor tebu. Setelah Indonesia merdeka, bangunan tersebut sempat kosong dan dikuasai oleh pasukan TNI pada Serangan Umum 1 Maret 1949, tanpa ada yang menempatinya hingga tahun 1951. Sejak tahun 1951, bangunan ini digunakan untuk kegiatan sekolah, dimulai sebagai Sekolah Teknik Negeri Kalasan (STNK) dari tahun 1951 hingga 1952, kemudian berfungsi sebagai STN Kalasan dari tahun 1952 hingga 1969, sebelum akhirnya menjadi SMP Negeri 1 Berbah hingga sekarang. Bangunan SMP N I Berbah menghadap ke arah selatan dan terdiri dari dua bagian utama. Bagian depan bangunan asli, yang sekarang dijadikan kantor, memiliki denah segi enam, sementara bagian belakangnya berbentuk persegi panjang dengan atap limasan. Bangunan asli dib...
Pabrik Gula Randugunting menyisakan jejak kejayaan berupa klinik kesehatan. Eks klinik Pabrik Gula Randugunting ini bahkan telah ditetapkan sebagai cagar budaya di Kabupaten Sleman melalui SK Bupati Nomor Nomor 79.21/Kep.KDH/A/2021 tentang Status Cagar Budaya Kabupaten Sleman Tahun 2021 Tahap XXI. Berlokasi di Jalan Tamanmartani-Manisrenggo, Kalurahan Tamanmartani, Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, pabrik ini didirikan oleh K. A. Erven Klaring pada tahun 1870. Pabrik Gula Randugunting berawal dari perkebunan tanaman nila (indigo), namun, pada akhir abad ke-19, harga indigo jatuh karena kalah dengan pewarna kain sintesis. Hal ini menyebabkan perkebunan Randugunting beralih menjadi perkebunan tebu dan menjadi pabrik gula. Tahun 1900, Koloniale Bank mengambil alih aset pabrik dari pemilik sebelumnya yang gagal membayar hutang kepada Koloniale Bank. Abad ke-20, kemunculan klinik atau rumah sakit di lingkungan pabrik gula menjadi fenomena baru dalam sejarah perkembangan rumah sakit...
Kompleks Panti Asih Pakem yang terletak di Padukuhan Panggeran, Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, merupakan kompleks bangunan bersejarah yang dulunya berfungsi sebagai sanatorium. Sanatorium adalah fasilitas kesehatan khusus untuk mengkarantina penderita penyakit paru-paru. Saat ini, kompleks ini dalam kondisi utuh namun kurang terawat dan terkesan terbengkalai. Beberapa bagian bangunan mulai berlumut, meskipun terdapat penambahan teras di bagian depan. Kompleks Panti Asih terdiri dari beberapa komponen bangunan, antara lain: Bangunan Administrasi Paviliun A Paviliun B Paviliun C Ruang Isolasi Bekas rumah dinas dokter Binatu dan dapur Gereja
Jembatan Plunyon merupakan bagian dari wisata alam Plunyon-Kalikuning yang masuk kawasan TNGM (Taman Nasional Gunung Merapi) dan wisatanya dikelola Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) setempat, yaitu Kalikuning Park. Sargiman, salah seorang pengelola wisata alam Plunyon-Kalikuning, menjelaskan proses syuting KKN Desa Penari di Jembatan Plunyon berlangsung pada akhir 2019. Saat itu warga begitu penasaran meski syuting dilakukan secara tertutup. Jembatan Plunyon yang berada di Wisata Alam Plunyon-Kalikuning di Cangkringan, Kabupaten Sleman. Lokasi ini ramai setelah menjadi lokasi syuting film KKN Desa Penari. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan zoom-in-whitePerbesar Jembatan Plunyon yang berada di Wisata Alam Plunyon-Kalikuning di Cangkringan, Kabupaten Sleman. Lokasi ini ramai setelah menjadi lokasi syuting film KKN Desa Penari. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan "Syuting yang KKN itu kebetulan, kan, 3 hari, yang 1 hari karena gunungnya tidak tampak dibatalkan dan diu...