Lagu Manuk Dadali yang berarti lagu tentang burung garuda atau elang merupakan lagu asal tanah Sunda dari Jawa Barat, Indonesia. Lagu ini diciptakan oleh Sambas Mangundikarta. Lagu ini mempunyai lirik yang cukup menarik dan alunan nada yang enak untuk didengar juga membangkitkan semangat nasionalisme dan kebangsaan kita disaat kita mengetahui arti dari lagu ini. Lagu manuk dadali ini juga menceritakan tentang kehidupan harmonis sebuah negara yang punya banyak perbedaan namun harus saling toleransi. Sebanyak apapun orang yang ingin memecah-belah negeri ini, pasti akan selalu ada orang-orang yang mendukung kesatuan dan persatuan Tanah Air Indonesia. Lagu ini mempunyai lirik sebagai berikut :
Mesat ngapung luhur jauh di awang-awang
(Terbang melesat tinggi jauh di langit)
Mébérkeun jangjangna bangun taya karingrang
(Merentangkan sayapnya tegak tanpa ragu)
Kukuna ranggaos reujeung pamatukna ngeluk
(Kukunya kokoh dan paruhnya melengkung)
Ngapak méga bari hiberna tarik nyuruwuk
(Menyongsong langit terbang dengan cepat)
Saha anu bisa nyusul kana tandangna
(Siapa yang bisa menandinginya)
Gandang jeung pertentang taya bandingannana
(Gagah dan perkasa tidak ada tandingannya)
Dipikagimir dipikasérab ku sasama
(Dihormati dan disegani sesama)
Taya karémpan kasieun lébér wawanenna
(Tanpa rasa takut dan nyali yang besar)
Reff :
Manuk Dadali manuk panggagahna
(Burung garuda, nurung yang paling gagah)
Perlambang sakti Indonesia Jaya
(Lambang sakti Indonesia Jaya)
Manuk Dadali pang kakoncarana
(Burung garuda yang paling terkenal)
Resep ngahiji rukun sakabéhna
(Senang bersatu rukun semuanya)
Hirup sauyunan tara pahiri-hiri
(Hidup bersama tanpa rasa iri hati)
Silih pikanyaah teu inggis béla pati
(Saling menyayangi tak sungkan membela)
Manuk dadali ngandung siloka sinatria
(Burung garuda merupakan lambang pahlawan)
Keur sakumna Bangsa di Nagara Indonésia
(Untuk seluruh bangsa di negara Indonesia)
#OSKMITB2018
Prajurit pemanah dari komunitas pemanah berkuda indonesia (KPBI) mengikuti Festival Keraton Nusantara 2017. mewakili kasultanan kasepuhan cirebon. PAKAIAN : terdiri dari ikat kepala/ totopong khas sunda jenis mahkuta wangsa. lalu baju & celana pangsi sunda berwarna hitam. dengan baju corak ukiran batik khas sunda di bagian dada. kain sembong berwarna ungu di ikat di pinggang bersamaan dengan senjata tajam berupa golok dan pisau. untuk alas kaki sebagian besar memakai sendal gunung, namun juga ada yang memakai sepatu berkuda. BUSUR : sebagian besar memakai busur dengan model bentuk turkis namun ada juga yang memakai busur model bentuk korea. ANAK PANAH : Semua nya memakai anak panah bahan natural seperti bambu tonkin, kayu mapple & kayu spruce. QUIVER ( TEMPAT ANAK PANAH ): Semua pemanah menggunakan quiver jenis backside quiver atau hip quiver . yaitu quiver yang anak panah di pasang di pinggang dan apabila anak panah di pasang di dalam quiver , nock ana...
Pasukan pemanah dari komunitas pemanah berkuda indonesia (KPBI chapter dki jaya) mengikuti Festival Keraton Nusantara 2017. mewakili kesultanan kasepuhan cirebon. PAKAIAN: terdiri dari ikat kepala/ totopong khas sunda jenis mahkuta wangsa. lalu baju & celana pangsi sunda. dengan baju corak ukiran batik khas sunda di bagian dada. untuk alas kaki sebagian besar memakai sendal gunung, namun juga ada yang memakai sepatu berkuda. BUSUR: sebagian besar memakai busur dengan model bentuk turkis dan ada juga memakai busur model bentuk korea. ANAK PANAH: Semua nya memakai anak panah bahan natural seperti bambu tonkin, kayu mapple & kayu spruce QUIVER (TEMPAT ANAK PANAH): Semua pemanah menggunakan quiver jenis backside quiver atau hip quiver . yaitu quiver yang anak panah di pasang di pinggang dan apabila anak panah di pasang di dalam quiver , nock anak panah menghadap ke belakang.
aksi pertunjukan pusaka dan pasukan kesultanan kacirebonan dari balaikota cirebon sampai ke keraton kacirebonan
Para pasukan penjaga keraton Sumedang larang