Siapa yang tidak kenal dengan tomat? Tomat dapat diolah menjadi makanan maupun minuman. Salah satunya adalah manisan. Di beberapa daerah sekitar Jawa Tengah manisan tomat sangat disukai. Manisan tomat ini banyak terdapat di daerah Semarang dan Magelang. Setelah dijadikan manisan, tomat memiliki tekstur dan rasa seperti kurma sehingga dinamakan ‘’Torakur’’ (tomat rasa kurma). Manisan ini memiliki rasa yang legit, nikmat, dan lezat. Jika kalian datang ke daerah Semarang dan Magelang jangan lupa untuk mampir ke toko oleh-oleh untuk mencicipi Torakur. Tapi untuk menghemat waktu kalian bisa membuatnya sendiri di rumah. Berikut ini bahan-bahan, alat yang diperlukan, dan cara membuatnya.
Peralatan yang dibutuhkan:
Kompor
Loyang
Baskom plastik
Saringan
Pisau dan alat-alat lainnya
Bahan-bahan yang diperlukan:
1000 gram tomat merah, usahakan untuk menggunakan tomat yang tidak cacat dan memiliki tingkat kematangan yang sama
1 sendok teh kapur sirih, larutkan dalam air
200 gram gula pasir
Cara membuat:
1. Cuci semua tomat hingga benar-benar bersih. Kemudian, rendam tomat-tomat tersebut dengan air kapur sirih selama kurang lebih 2 jam.
2. Keluarkan isi dari buah tomat. Caranya adalah dengan meletakkan tomat diantara kedua telapak tangan, kemudian tekan hingga seluruh biji keluar. Setelah semua biji tomat terbuang, cuci kembali buah tomat dengan air bersih.
3. Susunlah tomat ke dalam panci, kemudian untuk setiap lapisannya beri sedikit taburan gula, diamkan semalaman hingga semua airnya keluar.
4. Masak tomat tadi bersamaan dengan airnya hingga airnya habis dengan api kecil. Anda harus mengeceknya beberapa kali untuk menghindari manisan dari buah tomat ini gosong.
5. Setelah air dalam panci habis, angkat panci tersebut dan tunggu hingga manisan yang ada di dalamnya menjadi dingin.
6. Setelah manisan dari buah tomat ini dingin, Anda bisa mencetak manisan tersebut dengan bentuk yang diinginkan. Tetapi umumnya, manisan ini dicetak menyerupai kurma. Setelah selesai dicetak, letakkan manisan buah tersebut dalam loyang.
7. Setelah semuanya tersusun rapi, jemur manisan tersebut dibawah terik matahari kurang lebih selama 3 sampai 4 hari hingga kering.
Tips: saat menjemur manisan tomat ini jangan lupa diberi kain penutup atau bisa juga dengan daun pisang. Hal ini dilakukan agar tidak ada debu yang menempel atau hewan yang hinggap.
Sumber :
http://www.seputarbuah.com/2016/11/cara-membuat-manisan-tomat-kering.html
MAKA merupakan salah satu tradisi sakral dalam budaya Bima. Tradisi ini berupa ikrar kesetiaan kepada raja/sultan atau pemimpin, sebagai wujud bahwa ia bersumpah akan melindungi, mengharumkan dan menjaga kehormatan Dou Labo Dana Mbojo (bangsa dan tanah air). Gerakan utamanya adalah mengacungkan keris yang terhunus ke udara sambil mengucapkan sumpah kesetiaan. Berikut adalah teks inti sumpah prajurit Bima: "Tas Rumae… Wadu si ma tapa, wadu di mambi’a. Sura wa’ura londo parenta Sara." "Yang mulia tuanku...Jika batu yang menghadang, batu yang akan pecah, jika perintah pemerintah (atasan) telah dikeluarkan (diturunkan)." Tradisi MAKA dalam Budaya Bima dilakukan dalam dua momen: Saat seorang anak laki-laki selesai menjalani upacara Compo Sampari (ritual upacara kedewasaan anak laki-laki Bima), sebagai simbol bahwa ia siap membela tanah air di berbagai bidang yang digelutinya. Seharusnya dilakukan sendiri oleh si anak, namun tingkat kedewasaan anak zaman dulu dan...
Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.
SMP Negeri 1 Berbah terletak di Tanjung Tirto, Kelurahan Kalitirto, Kecamatan Berbah, Sleman. Gedung ini awalnya merupakan rumah dinas Administratuur Pabrik Gula Tanjung Tirto yang dibangun pada tahun 1923. Selama pendudukan Jepang, bangunan ini digunakan sebagai rumah dinas mandor tebu. Setelah Indonesia merdeka, bangunan tersebut sempat kosong dan dikuasai oleh pasukan TNI pada Serangan Umum 1 Maret 1949, tanpa ada yang menempatinya hingga tahun 1951. Sejak tahun 1951, bangunan ini digunakan untuk kegiatan sekolah, dimulai sebagai Sekolah Teknik Negeri Kalasan (STNK) dari tahun 1951 hingga 1952, kemudian berfungsi sebagai STN Kalasan dari tahun 1952 hingga 1969, sebelum akhirnya menjadi SMP Negeri 1 Berbah hingga sekarang. Bangunan SMP N I Berbah menghadap ke arah selatan dan terdiri dari dua bagian utama. Bagian depan bangunan asli, yang sekarang dijadikan kantor, memiliki denah segi enam, sementara bagian belakangnya berbentuk persegi panjang dengan atap limasan. Bangunan asli dib...
Pabrik Gula Randugunting menyisakan jejak kejayaan berupa klinik kesehatan. Eks klinik Pabrik Gula Randugunting ini bahkan telah ditetapkan sebagai cagar budaya di Kabupaten Sleman melalui SK Bupati Nomor Nomor 79.21/Kep.KDH/A/2021 tentang Status Cagar Budaya Kabupaten Sleman Tahun 2021 Tahap XXI. Berlokasi di Jalan Tamanmartani-Manisrenggo, Kalurahan Tamanmartani, Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, pabrik ini didirikan oleh K. A. Erven Klaring pada tahun 1870. Pabrik Gula Randugunting berawal dari perkebunan tanaman nila (indigo), namun, pada akhir abad ke-19, harga indigo jatuh karena kalah dengan pewarna kain sintesis. Hal ini menyebabkan perkebunan Randugunting beralih menjadi perkebunan tebu dan menjadi pabrik gula. Tahun 1900, Koloniale Bank mengambil alih aset pabrik dari pemilik sebelumnya yang gagal membayar hutang kepada Koloniale Bank. Abad ke-20, kemunculan klinik atau rumah sakit di lingkungan pabrik gula menjadi fenomena baru dalam sejarah perkembangan rumah sakit...
Kompleks Panti Asih Pakem yang terletak di Padukuhan Panggeran, Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, merupakan kompleks bangunan bersejarah yang dulunya berfungsi sebagai sanatorium. Sanatorium adalah fasilitas kesehatan khusus untuk mengkarantina penderita penyakit paru-paru. Saat ini, kompleks ini dalam kondisi utuh namun kurang terawat dan terkesan terbengkalai. Beberapa bagian bangunan mulai berlumut, meskipun terdapat penambahan teras di bagian depan. Kompleks Panti Asih terdiri dari beberapa komponen bangunan, antara lain: Bangunan Administrasi Paviliun A Paviliun B Paviliun C Ruang Isolasi Bekas rumah dinas dokter Binatu dan dapur Gereja