Ikan Lele merupakan salah satu jenis ikan tawar yang banyak diminati. Dagingnya yang empuk gurih dan hanya memiliki tulang di tengah saja, membuat lele menjadi salah satu hidangan yang maknyuss. Namun demikian bagi sebagian orang merasa jijik dengan jenis ikan tawar yang satu ini. Hal tersebut lantaran ikan lele biasanya hidup di comberan sehingga terkesan kotor. Padahal sebenarnya jika dibersihkan dan diolah dengan benar, ikan lele merupakan salah satu ikan tawar yang paling lezat. Selama ini mungkin anda mengenal lele disajikan dengan cara di goreng dan di hidangkan bersama sambal terasi dan lalapan atau yang kita kenal dengan pecel lele. Pada malam hari di pinggir-pinggir jalan terutama di kota-kota besar kerap kita jumpai penjual pecel lele. Namun pernahkan anda mencoba mencicipi mangut lele?
Mangut lele, mungkin anda masih asing dengan masakan yang satu ini. Nah ketika anda sedang berjalan-jalan di Jogja yakni di daerah Bantul, anda akan menemukan beberapa warung penjual mangut lele. Masakan ini dibuat dengan cara mengolah ikan lele dengan kuah. Ciri khas yang paling kentara adalah warna kuning dari kuahnya dengan beberapa potongan cabai merah sehingga terasa pedas. Salah satu warung mangut lele yang terkenal di Jogja adalah mangut lele mbah marto yang berlokasi di belakang kampus institut seni indonesia (ISI) sekitar 7 km dari pusat kota Yogyakarta. Warung mangut lele mbah marto ini sekarang sudah dikelola oleh anak cucu mbah marto dan jika akan datang kesana sebaiknya jangan pas jam-jam makan karena dipastikan akan penuh. Untuk satu porsi mangut lele bersama nasi biasanya dihargai antara Rp 10 ribu hingga Rp 20 ribu, sangat terjangkau bukan? Nah jika anda ingin membuatnya sendiri maka simak cara membuat mangut lele berikut ini:
Bahan dan bumbu mangut lele
Bumbu Halus
Cara Membuat Mangut Lele Pedas
Demikianlah tadi resep mangut lele. Gimana berminat untuk membuat mangut lele ini untuk dijadikan menu makan bersama keluarga. Memang prosesnya agak lama, namun kami yakin anda pasti bisa membuatnya dengan panduan diatas.
Sumber : http://masteresep.com/resep-mangut-lele-pedas-asli-bantul/
MAKA merupakan salah satu tradisi sakral dalam budaya Bima. Tradisi ini berupa ikrar kesetiaan kepada raja/sultan atau pemimpin, sebagai wujud bahwa ia bersumpah akan melindungi, mengharumkan dan menjaga kehormatan Dou Labo Dana Mbojo (bangsa dan tanah air). Gerakan utamanya adalah mengacungkan keris yang terhunus ke udara sambil mengucapkan sumpah kesetiaan. Berikut adalah teks sumpah prajurit Bima: "Tas Rumae… Wadu si ma tapa, wadu di mambi’a. Sura wa’ura londo parenta Sara." "Yang mulia tuanku...Jika batu yang menghadang, batu yang akan pecah, jika perintah pemerintah (atasan) telah dikeluarkan (diturunkan)." Tradisi MAKA dalam Budaya Bima dilakukan dalam dua momen: Saat seorang anak laki-laki selesai menjalani upacara Compo Sampari (ritual upacara kedewasaan anak laki-laki Bima), sebagai simbol bahwa ia siap membela tanah air di berbagai bidang yang digelutinya. Seharusnya dilakukan sendiri oleh si anak, namun tingkat kedewasaan anak zaman dulu dan...
Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.
SMP Negeri 1 Berbah terletak di Tanjung Tirto, Kelurahan Kalitirto, Kecamatan Berbah, Sleman. Gedung ini awalnya merupakan rumah dinas Administratuur Pabrik Gula Tanjung Tirto yang dibangun pada tahun 1923. Selama pendudukan Jepang, bangunan ini digunakan sebagai rumah dinas mandor tebu. Setelah Indonesia merdeka, bangunan tersebut sempat kosong dan dikuasai oleh pasukan TNI pada Serangan Umum 1 Maret 1949, tanpa ada yang menempatinya hingga tahun 1951. Sejak tahun 1951, bangunan ini digunakan untuk kegiatan sekolah, dimulai sebagai Sekolah Teknik Negeri Kalasan (STNK) dari tahun 1951 hingga 1952, kemudian berfungsi sebagai STN Kalasan dari tahun 1952 hingga 1969, sebelum akhirnya menjadi SMP Negeri 1 Berbah hingga sekarang. Bangunan SMP N I Berbah menghadap ke arah selatan dan terdiri dari dua bagian utama. Bagian depan bangunan asli, yang sekarang dijadikan kantor, memiliki denah segi enam, sementara bagian belakangnya berbentuk persegi panjang dengan atap limasan. Bangunan asli dib...
Pabrik Gula Randugunting menyisakan jejak kejayaan berupa klinik kesehatan. Eks klinik Pabrik Gula Randugunting ini bahkan telah ditetapkan sebagai cagar budaya di Kabupaten Sleman melalui SK Bupati Nomor Nomor 79.21/Kep.KDH/A/2021 tentang Status Cagar Budaya Kabupaten Sleman Tahun 2021 Tahap XXI. Berlokasi di Jalan Tamanmartani-Manisrenggo, Kalurahan Tamanmartani, Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, pabrik ini didirikan oleh K. A. Erven Klaring pada tahun 1870. Pabrik Gula Randugunting berawal dari perkebunan tanaman nila (indigo), namun, pada akhir abad ke-19, harga indigo jatuh karena kalah dengan pewarna kain sintesis. Hal ini menyebabkan perkebunan Randugunting beralih menjadi perkebunan tebu dan menjadi pabrik gula. Tahun 1900, Koloniale Bank mengambil alih aset pabrik dari pemilik sebelumnya yang gagal membayar hutang kepada Koloniale Bank. Abad ke-20, kemunculan klinik atau rumah sakit di lingkungan pabrik gula menjadi fenomena baru dalam sejarah perkembangan rumah sakit...
Kompleks Panti Asih Pakem yang terletak di Padukuhan Panggeran, Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, merupakan kompleks bangunan bersejarah yang dulunya berfungsi sebagai sanatorium. Sanatorium adalah fasilitas kesehatan khusus untuk mengkarantina penderita penyakit paru-paru. Saat ini, kompleks ini dalam kondisi utuh namun kurang terawat dan terkesan terbengkalai. Beberapa bagian bangunan mulai berlumut, meskipun terdapat penambahan teras di bagian depan. Kompleks Panti Asih terdiri dari beberapa komponen bangunan, antara lain: Bangunan Administrasi Paviliun A Paviliun B Paviliun C Ruang Isolasi Bekas rumah dinas dokter Binatu dan dapur Gereja