Adalah wajar bila mengoleksi perhiasan-perhiasan tradisional antik atau kuno kini telah menjadi bagian gaya hidup bergengsi bagi sebagian kalangan sosialita metropolitan. Apalagi saat ini perhiasan antik tradisional semakin langka, terutama perhiasan-perhiasan yang menjadi ikon atau mewakili adat etnik tertentu. Semakin langka dan unik perhiasan, semakin dicari orang.
Salah satu perhiasan kuno dan tergolong perhiasan langka yang bentuknya unik adalah Mamuli. Perhiasan khas dari Pulau Sumba, Nusa Tenggara Timur ini bentuk dasarnya menyerupai symbol omega, rahim atau kelamin perempuan, Kenapa desainnya begitu, ya? Konon, itu sebagai simbol untuk menghormati kedudukan perempuan. Mamuli dipercaya sebagai benda yang dianggap paling penting dalam adat Sumba.
Mamuli yang terbuat dari emas pada zaman dahulu digunakan seperti anting-anting. Bahkan, masyarakat Sumba memiliki tradisi memanjangkan telinga dengan memakai Mamuli berukuran cukup besar yang ditarik ke bawah. Cara pemakaiannya pun memiliki makna sendiri. Bagi para perempuan Sumba, yang menggunakan Mamuli sebagai anting di sebelah kanan, berarti belum atau tidak menikah.
Faktanya, mamuli tidak hanya digunakan oleh perempuan, loh. Kaum pria juga kerap menggunakannya sebagai bentuk penghormatan pada saat menari atau pergelaran upacara-upacara adat, sebutlah seperti upacara adat Pasola yakni upacara memohon kepada leluhur agar hasil panen berlimpah ruah.
Meskipun Mamuli dimaknai sebagai lambang perempuan (feminin), namun adanya ornament yang menghiasi bagian bawah – biasanya detailnya terlihat rumit, memiliki makna filosofi tersendiri sesuai dengan jenis ornamennya. Misalnya, ornamen tambahan menyerupai prajurit membawa tombak dan perisai yang mewakili sosok maskulin dipercaya sebagai penolak bala dan perlindungan. Mamuli jantan atau maskulin memiliki bentuk dasar yang melebar.
Dalam tradisi masyarakat Sumba, Mamuli dipergunakan dalam peristiwa-peristiwa istimewa. Misalnya, pada masa dahulu, Mamuli dijadikan sebagai mas kawin, digunakan dalam ritual adat, maupun menjadi bekal penguburan. Selain itu, Mamuli merupakan salah satu benda pusakan yang dipercaya menghubungkan manusia dengan para leluhur.
Bila pada zaman dahulu Mamuli sebagai hiasan di telinga, saat ini Mamuli dipergunakan sebagai hiasan pada penutup kepala, sebagai bros yang disematkan di kain, dan juga untuk liontin atau hiasan kalung yang biasa dipakai dalam pagelaran tarian adat.
Dalam kebudayaan Sumba, logam mulai dipercaya berasal dari langit. Matahari dibuat dari emas dan bulan – bintang terbuat dari perak. Emas dan perak tertanam di bumi karena matahari dan bulan tenggelam atau karena bintang jatuh dari langit. Benda yang terbuat dari emas menunjukkan kekayaan dan berkah dari Tuhan.
Mamuli disimpan bersama benda-benda keramat lainnya oleh suku Sumba dan digunakan antara lain oleh dukun sakti untuk berhubungan dengan arwah nenek moyang. Mamuli yang paling berharga dan dianggap kuat jarang dikeluarkan dari tempat penyimpanan karena dipercaya memiliki kesaktian yang bisa menimbulkan bencana alam atau membawa malapetaka bagi orang di sekitarnya. Mamuli juga digunakan sebagai jimat atau mahar pernikahan bagi pengantin perempuan.
Sumber: http://mahligai-indonesia.com/ragam-busana/aksesoris-etnik/mengenal-mamuli-perhiasan-warisan-nan-unik-asal-sumba-3684
Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.
SMP Negeri 1 Berbah terletak di Tanjung Tirto, Kelurahan Kalitirto, Kecamatan Berbah, Sleman. Gedung ini awalnya merupakan rumah dinas Administratuur Pabrik Gula Tanjung Tirto yang dibangun pada tahun 1923. Selama pendudukan Jepang, bangunan ini digunakan sebagai rumah dinas mandor tebu. Setelah Indonesia merdeka, bangunan tersebut sempat kosong dan dikuasai oleh pasukan TNI pada Serangan Umum 1 Maret 1949, tanpa ada yang menempatinya hingga tahun 1951. Sejak tahun 1951, bangunan ini digunakan untuk kegiatan sekolah, dimulai sebagai Sekolah Teknik Negeri Kalasan (STNK) dari tahun 1951 hingga 1952, kemudian berfungsi sebagai STN Kalasan dari tahun 1952 hingga 1969, sebelum akhirnya menjadi SMP Negeri 1 Berbah hingga sekarang. Bangunan SMP N I Berbah menghadap ke arah selatan dan terdiri dari dua bagian utama. Bagian depan bangunan asli, yang sekarang dijadikan kantor, memiliki denah segi enam, sementara bagian belakangnya berbentuk persegi panjang dengan atap limasan. Bangunan asli dib...
Pabrik Gula Randugunting menyisakan jejak kejayaan berupa klinik kesehatan. Eks klinik Pabrik Gula Randugunting ini bahkan telah ditetapkan sebagai cagar budaya di Kabupaten Sleman melalui SK Bupati Nomor Nomor 79.21/Kep.KDH/A/2021 tentang Status Cagar Budaya Kabupaten Sleman Tahun 2021 Tahap XXI. Berlokasi di Jalan Tamanmartani-Manisrenggo, Kalurahan Tamanmartani, Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, pabrik ini didirikan oleh K. A. Erven Klaring pada tahun 1870. Pabrik Gula Randugunting berawal dari perkebunan tanaman nila (indigo), namun, pada akhir abad ke-19, harga indigo jatuh karena kalah dengan pewarna kain sintesis. Hal ini menyebabkan perkebunan Randugunting beralih menjadi perkebunan tebu dan menjadi pabrik gula. Tahun 1900, Koloniale Bank mengambil alih aset pabrik dari pemilik sebelumnya yang gagal membayar hutang kepada Koloniale Bank. Abad ke-20, kemunculan klinik atau rumah sakit di lingkungan pabrik gula menjadi fenomena baru dalam sejarah perkembangan rumah sakit...
Kompleks Panti Asih Pakem yang terletak di Padukuhan Panggeran, Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, merupakan kompleks bangunan bersejarah yang dulunya berfungsi sebagai sanatorium. Sanatorium adalah fasilitas kesehatan khusus untuk mengkarantina penderita penyakit paru-paru. Saat ini, kompleks ini dalam kondisi utuh namun kurang terawat dan terkesan terbengkalai. Beberapa bagian bangunan mulai berlumut, meskipun terdapat penambahan teras di bagian depan. Kompleks Panti Asih terdiri dari beberapa komponen bangunan, antara lain: Bangunan Administrasi Paviliun A Paviliun B Paviliun C Ruang Isolasi Bekas rumah dinas dokter Binatu dan dapur Gereja
Jembatan Plunyon merupakan bagian dari wisata alam Plunyon-Kalikuning yang masuk kawasan TNGM (Taman Nasional Gunung Merapi) dan wisatanya dikelola Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) setempat, yaitu Kalikuning Park. Sargiman, salah seorang pengelola wisata alam Plunyon-Kalikuning, menjelaskan proses syuting KKN Desa Penari di Jembatan Plunyon berlangsung pada akhir 2019. Saat itu warga begitu penasaran meski syuting dilakukan secara tertutup. Jembatan Plunyon yang berada di Wisata Alam Plunyon-Kalikuning di Cangkringan, Kabupaten Sleman. Lokasi ini ramai setelah menjadi lokasi syuting film KKN Desa Penari. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan zoom-in-whitePerbesar Jembatan Plunyon yang berada di Wisata Alam Plunyon-Kalikuning di Cangkringan, Kabupaten Sleman. Lokasi ini ramai setelah menjadi lokasi syuting film KKN Desa Penari. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan "Syuting yang KKN itu kebetulan, kan, 3 hari, yang 1 hari karena gunungnya tidak tampak dibatalkan dan diu...