Makna Lagu Melayu - Tudung Periuk
Tudung periuk, pandai menari, menarilah lagu, Putera Mahkota, kainlah yang buruk, berikan kami, untuk menyapu, si air mata.
Lagu yang pendek ini menceritakan banyak perihal dan persoalan mengenai orang Melayu. Disebabkan filem itu diarah dan dilakonkan oleh orang Melayu, Melayu menceritakan kisah dan persekitaran masyarakat Melayu serta berasaskan kepada emosi orang sudah tentulah mesej filem dan maksud lagu tudung periuk itu ditujukan kepada masyarakat Melayu. Fungsi dan makna tudung periuk tidak lebih daripada menutup periuk sama ada ketika memasak untuk mempercepatkan gulai mendidih atau selepas masakan siap dimasak, untuk mengelakkan makanan tercemar oleh habuk dan kekotoran. Makanan diibaratkan kandungan atau isi kepada persoalan orang Melayu yang mengandungi roh, emosi, sentimen dan sebagainya.
Orang Melayu memang mengambil berat soal isi. Ketika periuk mendidih, tudung juga berasa panasnya dan menari-nari apabila ditolak wap. Begitulah perasaan orang Melayu yang ada kalanya meluap-luap. Apabila periuk sejuk, tudung juga sejuk. Lagu Tudung Periuk ini juga dikaitkan dengan kain buruk. Bagi orang Melayu dulu, kain buruk mempunyai nilai yang amat tinggi. Hari ini, ia tidak ada nilai satu sen pun. Nilai kain buruk dalam lagu itu amat tinggi kerana ia digunakan untuk menyapu air mata. Air mata adalah lambang kesedihan dan kedukaan.
Narasumber : http://mestikadewiputritambunan.blogspot.sg/2014/02/lagu-daerah-dan-maknanya.html?m=1
Kelahiran seorang anak yang dinantikan tentu membuat seorang ibu serta keluarga menjadi bahagia karena dapat bertemu dengan buah hatinya, terutama bagi ibu (melahirkan anak pertama). Tetapi tidak sedikit pula ibu yang mengalami stress yang bersamaan dengan rasa bahagia itu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tentang makna dari pra-kelahiran seseorang dalam adat Nias khusunya di Nias Barat, Kecamatan Lahomi Desa Tigaserangkai, dan menjelaskan tentang proses kelahiran anak mulai dari memberikan nama famanoro ono khora sibaya. Metode pelaksanaan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode observasi dan metode wawancara dengan pendekatan deskriptif. pendekatan deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan fakta sosial dan memberikan keterangan yang jelas mengenai Pra-Kelahiran dalam adat Nias. Adapun hasil dalam pembahasan ini adalah pra-kelahiran, pada waktu melahirkan anak,Pemberian Nama (Famatorõ Tõi), acara famangõrõ ono khõ zibaya (Mengantar anak ke rumah paman),...
Prajurit pemanah dari komunitas pemanah berkuda indonesia (KPBI) mengikuti Festival Keraton Nusantara 2017. mewakili kesultanan kasepuhan cirebon. PAKAIAN: terdiri dari ikat kepala/ totopong khas sunda jenis mahkuta wangsa. kain sembongb berwarnaungu di ikat di pinggang bersamaan dengan senjata tajam seperti golok dan pisau lalu baju & celana pangsi sunda. dengan baju corak ukiran batik khas sunda di bagian dada. untuk alas kaki sebagian besar memakai sendal gunung, namun juga ada yang memakai sepatu berkuda. BUSUR: sebagian besar memakai busur dengan model bentuk turkis dan ada juga memakai busur model bentuk korea. ANAK PANAH: Semua nya memakai anak panah bahan natural seperti bambu tonkin, kayu mapple & kayu spruce QUIVER (TEMPAT ANAK PANAH): Semua pemanah menggunakan quiver jenis backside quiver atau hip quiver . yaitu quiver yang anak panah di pasang di pinggang dan apabila anak panah di pasang di dalam quiver , nock anak panah menghadap ke belaka...
aksi pertunjukan pusaka dan pasukan kesultanan kacirebonan dari balaikota cirebon sampai ke keraton kacirebonan
Para pasukan penjaga keraton Sumedang larang