Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki oleh sebuah kelompok orang, dan diwariskan dari generasi ke generasi. Entah itu budaya yang sifatnya negative untuk diri sendiri atau positif tergantung orang yang melakukanya. Dari banyak budaya di Indonesia, yang akan dibahas di makalah ini adalah makan menggunakan tangan. Makan dengan tangan di Indonesia merupakan suatu budaya karna ini adalah suatu kegiatan yang dilakukan turun menurun. Dari anak – anak yang dulu selalu disuapi oleh orang tuanya begitu pula sebaliknya. Entah makan yang berjenis berat seperti nasi sampai yang ringan seperti kue. Kegiatan ini berkembang tidak hanya di daerah terpencil saja, melainkan di ibu kota Jakarta saja banyak yang melakukan kegiatan ini.
Makan menggunakan tangan sudah ada sejak zaman islam yaitu zaman khalifah Nabi Muhammad SAW. Beliau selalu makan menggunakan tangan kanan dan menjilati jari-jari tersebut sebelum dibersihkan. Sejak saat itulah, makan menggunakan tangan kanan dijadikan sunnah untuk dijlankan oleh orang islam.
Semakin berjalannya waktu, peneliti mendapatkan bahwa apa yang kita lakukan sebelum makan menggunakan tangan, terdapat bakteri yang hinggap di tangan kita. Ini dikarnakan manusia memiliki aktivitas yang selalu menggunakan jari-jari di setiap sentuhannya.
Bakteri yang hinggap di benda setelah di pegang oleh manusia saat beraktivitas berpindah tempat ke jari-jari. Manusia terkadang lupa dengan apa yang mereka kerjakan sehingga tanpa sadar, saat mereka makan, bakteri itu pun berpindah dari tangan ke makanan dan mereka makan tanpa mencuci tangan
Dalam islam juga kita dianjurkan agar tidak makan menggunakan tangan kiri karna selain bakteri yang lebih banyak, bisa juga menyebabkan setan masuk ke tubuh kita. Setan yang masuk ke dalam tubuh ini dapat memepengaruhi keadaan sifat kita untuk bersosialisasi dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Di sisi lain, terdapat pula sisi positif dari makan menggunakan tanga yaitu,
Kesimpulan :
Budaya makan menggunakan tangan termasuk budaya yang berada di tengah ( ada negative dan positifnya ). Tetapi budaya itu akan menjadi salah jika kita menjadikannya budaya yang negative tanpa tahu kandungan yang bisa menguntungkan bagi kita.
#OSKMITB2018
MAKA merupakan salah satu tradisi sakral dalam budaya Bima. Tradisi ini berupa ikrar kesetiaan kepada raja/sultan atau pemimpin, sebagai wujud bahwa ia bersumpah akan melindungi, mengharumkan dan menjaga kehormatan Dou Labo Dana Mbojo (bangsa dan tanah air). Gerakan utamanya adalah mengacungkan keris yang terhunus ke udara sambil mengucapkan sumpah kesetiaan. Berikut adalah teks inti sumpah prajurit Bima: "Tas Rumae… Wadu si ma tapa, wadu di mambi’a. Sura wa’ura londo parenta Sara." "Yang mulia tuanku...Jika batu yang menghadang, batu yang akan pecah, jika perintah pemerintah (atasan) telah dikeluarkan (diturunkan)." Tradisi MAKA dalam Budaya Bima dilakukan dalam dua momen: Saat seorang anak laki-laki selesai menjalani upacara Compo Sampari (ritual upacara kedewasaan anak laki-laki Bima), sebagai simbol bahwa ia siap membela tanah air di berbagai bidang yang digelutinya. Seharusnya dilakukan sendiri oleh si anak, namun tingkat kedewasaan anak zaman dulu dan...
Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.
SMP Negeri 1 Berbah terletak di Tanjung Tirto, Kelurahan Kalitirto, Kecamatan Berbah, Sleman. Gedung ini awalnya merupakan rumah dinas Administratuur Pabrik Gula Tanjung Tirto yang dibangun pada tahun 1923. Selama pendudukan Jepang, bangunan ini digunakan sebagai rumah dinas mandor tebu. Setelah Indonesia merdeka, bangunan tersebut sempat kosong dan dikuasai oleh pasukan TNI pada Serangan Umum 1 Maret 1949, tanpa ada yang menempatinya hingga tahun 1951. Sejak tahun 1951, bangunan ini digunakan untuk kegiatan sekolah, dimulai sebagai Sekolah Teknik Negeri Kalasan (STNK) dari tahun 1951 hingga 1952, kemudian berfungsi sebagai STN Kalasan dari tahun 1952 hingga 1969, sebelum akhirnya menjadi SMP Negeri 1 Berbah hingga sekarang. Bangunan SMP N I Berbah menghadap ke arah selatan dan terdiri dari dua bagian utama. Bagian depan bangunan asli, yang sekarang dijadikan kantor, memiliki denah segi enam, sementara bagian belakangnya berbentuk persegi panjang dengan atap limasan. Bangunan asli dib...
Pabrik Gula Randugunting menyisakan jejak kejayaan berupa klinik kesehatan. Eks klinik Pabrik Gula Randugunting ini bahkan telah ditetapkan sebagai cagar budaya di Kabupaten Sleman melalui SK Bupati Nomor Nomor 79.21/Kep.KDH/A/2021 tentang Status Cagar Budaya Kabupaten Sleman Tahun 2021 Tahap XXI. Berlokasi di Jalan Tamanmartani-Manisrenggo, Kalurahan Tamanmartani, Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, pabrik ini didirikan oleh K. A. Erven Klaring pada tahun 1870. Pabrik Gula Randugunting berawal dari perkebunan tanaman nila (indigo), namun, pada akhir abad ke-19, harga indigo jatuh karena kalah dengan pewarna kain sintesis. Hal ini menyebabkan perkebunan Randugunting beralih menjadi perkebunan tebu dan menjadi pabrik gula. Tahun 1900, Koloniale Bank mengambil alih aset pabrik dari pemilik sebelumnya yang gagal membayar hutang kepada Koloniale Bank. Abad ke-20, kemunculan klinik atau rumah sakit di lingkungan pabrik gula menjadi fenomena baru dalam sejarah perkembangan rumah sakit...
Kompleks Panti Asih Pakem yang terletak di Padukuhan Panggeran, Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, merupakan kompleks bangunan bersejarah yang dulunya berfungsi sebagai sanatorium. Sanatorium adalah fasilitas kesehatan khusus untuk mengkarantina penderita penyakit paru-paru. Saat ini, kompleks ini dalam kondisi utuh namun kurang terawat dan terkesan terbengkalai. Beberapa bagian bangunan mulai berlumut, meskipun terdapat penambahan teras di bagian depan. Kompleks Panti Asih terdiri dari beberapa komponen bangunan, antara lain: Bangunan Administrasi Paviliun A Paviliun B Paviliun C Ruang Isolasi Bekas rumah dinas dokter Binatu dan dapur Gereja